Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Ukara Tanduk, Istilah Kalimat dalam Paramasastra Jawa
26 November 2020 14:27 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ukara tanduk dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kalimat aktif. Sedangkan dalam Bahasa Jawa sendiri, ukara tanduk termasuk istilah dalam Paramasastra Jawa.
ADVERTISEMENT
Paramasastra Jawa merupakan ilmu yang mempelajari mengenai huruf, suku kata, kata, dan kalimat. Kalimat dalam Paramasastra Jawa dibagi menjadi dua berdasarkan tindakan jejer terhadap wasesa dan bentuk kalimat.
Berikut ini penjelasan untuk mempelajari kalimat berdasarkan tindakan jejer terhadap wasesa, yakni ukara tanduk dalam Paramasastra Jawa.
Arti Ukara Tanduk
Ukara tanduk adalah kalimat yang predikatnya (wasesane) menggunakan kata kerja (kriya) tanduk atau mendapatkan ater-ater anuswara (n-, m-, ng-, ny-). Subyek (jejer) dalam ukara tanduk umumnya melakukan pekerjaan.
Oleh sebab itu dalam Bahasa Indonesia, ukara tanduk sama artinya dengan kalimat aktif. Di mana dalam kalimat aktif dinyatakan bahwa kalimat yang subyeknya melakukan suatu pekerjaan.
Ada cara untuk memudahkan mengingat pengertian ukara tanduk, yakni dengan mengambil kata "tanduk" itu sendiri. Tanduk adalah bagian hewan yang terletak di kepala, sehingga dalam ukara tanduk subyek biasanya ditempatkan di depan kalimat.
Contoh Ukara Tanduk
Ukara tanduk dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu ukara tanduk mawa lesan dan ukara tanduk tanpa lesan.
ADVERTISEMENT
(HDP)