Unsur-Unsur Tri Hita Karana dan Implementasinya dalam Kehidupan Sehari-hari

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
9 Juni 2022 18:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi menerapkan unsur-unsur Tri Hita Karana. Foto: Hendra Nurdiyansyah/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menerapkan unsur-unsur Tri Hita Karana. Foto: Hendra Nurdiyansyah/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sansekerta yang terbentuk dari tiga kata. “Tri” berarti tiga, “Hita” artinya kesejahteraan atau kebahagiaan, dan “Karana” adalah sebab atau penyebab. Jadi, Tri Hita Karana memiliki arti "tiga penyebab kebahagiaan".
ADVERTISEMENT
Mengutip disbud.bulelengkab.go.id, dalam ajaran Hindu, Tri Hita Karana dimaknai sebagai konsep yang mengajarkan manusia untuk hidup saling berdampingan. Tujuannya adalah untuk menciptakan keselarasan dalam hidup, tidak hanya terhadap sesama manusia, tetapi juga terhadap Tuhan dan lingkungan.
Ketiga hubungan harmonis itu diyakini membawa kebahagiaan, kerukunan, dan keharmonisan dalam kehidupan. Putu Gede Parmajaya dalam jurnal Implementasi Konsep Tri Hita Karana dalam Perspektif Kehidupan Global: Berpikir Global Berperilaku Lokal menjelaskan, unsur-unsur Tri Hita Karana terdapat dalam kitab suci Bagawad Gita (III.10):
Sahayajnah prajah sristwa pura waca prajapatih anena praswisya dhiwan esa wo’stiwistah kamadhuk.” (Pada zaman dahulu Prajapati menciptakan manusia dengan yadnya dan bersabda: dengan ini engkau akan berkembang dan akan menjadi kamadhuk dan keinginanmu)
ADVERTISEMENT

Unsur-unsur Tri Hita Karana

Ilustrasi menerapkan Tri Hita Karana. Foto: Hendra Nurdiyansyah/Antara Foto
Menurut informasi dari laman resmi Kementerian Agama, dalam terminologi masyarakat, Tri Hita Karana diwujudkan dalam tiga unsur, yaitu:

1. Parhyangan

Parhyangan adalah hubungan antara manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Brahman Sang Pencipta/Tuhan Yang Maha Esa. Bagi umat Hindu, hubungan dengan Sang Pencipta berperan penting untuk menciptakan kesejahteraan dalam hidup mereka.
Contoh implementasi Parahyangan antara lain berdoa sebelum melakukan kegiatan, melaksanakan Yadnya Sesa setelah masak, mendengar Dharma Wacana, melakukan meditasi, dan ikut terlibat dalam upacara keagamaan.

2. Pawongan

Hubungan antara sesama umat manusia disebut Pawongan. Pawongan menekankan sesama umat beragama untuk selalu menjalin komunikasi dan menjaga tali persaudaraan melalui silaturahmi. Ini adalah hal penting karena umat manusia tidak bisa hidup sendirian dan selalu membutuhkan bantuan orang lain.
Ilustrasi penerapan Pawongan saat Hari Raya Galungan. Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Pawongan dapat diwujudkan dengan saling menjaga hubungan baik dengan orang lain, saling memaafkan kesalahan sesama, menolong orang lain, serta saling menghargai dan menghormati sesama manusia.
ADVERTISEMENT

3. Palemahan

Palemahan merupakan hubungan harmonis antara umat manusia dan lingkungannya. Melalui ajaran ini, manusia diharapkan dapat selalu menjaga kelestarian lingkungan alam sekitar yang sudah berperan besar bagi kelangsungan hidup mereka. Dengan begitu, keseimbangan ekosistem pun tetap terjaga.
Konsep ini bisa dimulai dari kesadaran diri sendiri untuk lebih mencintai lingkungan. Contohnya, tidak membuang sampah sembarangan, menyirami tumbuh-tumbuhan, dan ikut serta membersihkan lingkungan di sekitar rumah.
Pelaksanaan Parhyangan, Pawongan, dan Palemahan yang baik dan benar akan membuat kerukunan dan keharmonisan dalam hidup terbina. Karena itu, terapkanlah Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari.
(ADS)