Warna Liturgi Minggu Palma beserta Penjelasan Maknanya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
13 April 2022 11:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Minggu Palma. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Minggu Palma. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Dalam perayaan Kristen, warna liturgi memuat tanda siklus gereja dan peristiwa gerejawi. Warna tersebut bisa ditempatkan sebagai antependia di mimbar, taplak altar, bendera, aksesori pakaian liturgi, stola, bunga-bunga, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Tata warna yang digunakan umumnya berasal dari warna-warni natural masyarakat Eropa. Warna tersebut mengacu pada aturan yang dibuat oleh Pius V tahun 1570 yang diperkukuh dalam Ordo Missae 1969.
Mengutip buku Hari Raya Liturgi karya Rasid Rachman (2005), ada lima warna liturgi yang biasa digunakan dalam perayaan, yakni putih, merah, hijau, ungu, dan hitam. Apa warna liturgi Minggu Palma? Untuk mengetahuinya, simaklah penjelasan berikut.

Warna Liturgi Minggu Palma

Warna liturgi sebenarnya diterapkan khusus untuk busana liturgis yang dikenakan oleh klerus (uskup, imam, diakon). Namun dalam beberapa kondisi, warna tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan dalam menyiapkan dekorasi ruang liturgisnya.
Dijelaskan dalam buku Indah Bersahaja: Seni Flora dan Dekorasi Liturgis karya C.H. Suryanugraha (2019), pertimbangan tersebut dilakukan semata-mata untuk menciptakan harmoni unsur dekorasi yang akan digunakan.
Ilustrasi Minggu Palma. Foto: pixabay
Adapun warna liturgi Minggu Palma adalah merah. Realitas alamiah dari warna tersebut menyimbolkan api dan darah. Maknanya, perayaan Minggu Palma mengandung cinta, api ilahi, dan kemartiran.
ADVERTISEMENT
Warna merah amat dihubungkan dengan penumpahan darah para martir sebagai saksi-saksi iman, sebagaimana Tuhan Yesus Kristus menumpahkan darah-Nya bagi kehidupan dunia. Ini merupakan simbol kuasa tertinggi yang sejak dulu digunakan oleh kaum bangsawan dan para kaisar.
Apabila para pendeta memakai warna merah untuk stola dengan jubah hitam, singer, dan solideonya, hal itu dimaksudkan agar para pendeta menyatakan kesiapannya untuk mengikuti teladan para martir yang mati demi iman.
Dalam liturgi, warna merah tidak hanya digunakan saat Minggu Palma. Warna ini juga digunakan pada perayaan Jumat Agung, Minggu Pentakosta, perayaan-perayaan sengsara Kristus, pesta para rasul dan pengarang Injil.
Ilustrasi Minggu Palma. Foto: pixabay
Selain merah, ada juga warna liturgi lain yang biasa digunakan dalam perayaan. Dikutip dari buku Kamus Sejarah Gereja tulisan Wellem FD (2006), berikut uraiannya:
ADVERTISEMENT
(MSD)