Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Waspadai Anoreksia Nervosa, Gangguan Jiwa yang Sering Diabaikan
11 Maret 2020 13:34 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini penyebab anoreksia belum diketahui. Namun, faktor kepribadian, biologis serta lingkungan menunjukkan pengaruh terhadap munculnya gangguan ini.
Gangguan anoreksia seringkali terjadi tanpa disadari oleh penderitanya. Jika sadar pun mereka cenderung menolak anggapan bahwa dirinya mengalami anoreksia.
Tanda Anoreksia
Gejala dari anoreksia sangat penting untuk diketahui oleh semua orang. Tujuannya, agar dapat mencegah anoreksia ke tahap yang lebih parah hingga menimbulkan masalah kesehatan lainnya. Umumnya, gejala yang timbul akibat gangguan ini adalah sebagai berikut:
• Sering menganggap tubuhnya terlihat gemuk
• Menimbang tubuh hampir setiap saat
• Sangat memperhitungkan jumlah kalori, lemak dan gula yang terkandung dalam makanan
• Olahraga secara berlebihan
• Mengonsumsi obat pelangsing atau pencahar
• Berbohong mengenai porsi makan
ADVERTISEMENT
• Emosi tidak stabil
• Pura-pura tidak lapar
Dampak yang Ditimbulkan
Gangguan ini menyebabkan penurunan berat badan yang drastis, hingga membuat penderitanya terlihat sangat kurus, bahkan tampak seperti kerangka tubuh. Selain itu, penderita anoreksia juga dapat mengalami gangguan secara fisik dan psikologis, seperti:
• Depresi
• Tidak menstruasi
• Dehidrasi
• Osteoporosis
• Rambut menjadi mudah rontok
• Detak jantung yang tak beraturan
Pada beberapa kasus, anoreksia dalam keadaan parah berujung pada kematian. Hal ini disebabkan oleh keadaan tubuh yang mengalami malnutrisi hebat serta depresi. Penyebab gangguan anoreksia paling parah juga dapat memicu keinginan untuk melakukan bunuh diri.
Penanganan
Dalam menangani kasus anoreksia diperlukan terapi komprehensif. Terapi ini dilakukan dengan tujuan merubah pola pikir dan mengatasi masalah emosional yang dialami oleh penderita. Serta dapat menciptakan perubahan perilaku dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Meski dapat diobati, gangguan ini bisa saja sewaktu-waktu muncul kembali. Kebulatan tekad penderita untuk sembuh adalah kunci utama untuk menangkal gangguan ini datang kembali. Peran keluarga dan orang terdekat juga berguna dalam memotivasi penderita untuk menjalani pengobatan hingga tuntas.
(RAA)