Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Zaman Megalitikum: Ciri-ciri dan Peninggalan Sejarahnya
3 Mei 2021 17:47 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Zaman megalitikum termasuk ke dalam periode zaman batu, karena manusia saat itu masih menggunakan batu sebagai peralatan sehari-hari. Selain batu, ada juga peralatan yang terbuat dari tulang, bambu, ataupun kayu. Namun, batu tetap menjadi alat utamanya.
Mengutip buku IPS untuk SMP dan MTs Kelas VII oleh Budi Sanjaya dkk, keberadaan zaman megalitikum terungkap dari penemuan bangunan-bangunan yang dibuat dari batu besar.
Berdirinya bangunan-bangunan tersebut erat kaitannya dengan kepercayaan animisme, yakni pemujaan kepada roh nenek moyang yang dianut oleh masyarakat masa itu.
Bagyo Prasetyo dalam jurnal Persebaran dan Bentuk-Bentuk Megalitik Indonesia: Sebuah Pendekatan Kawasan (2013) mengatakan, ada 22 wilayah persebaran zaman megalitikum yang ditandai dengan adanya penemuan-penemuan pada zaman itu, di antaranya Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
Ciri-Ciri Zaman Megalitikum
Adapun ciri-ciri yang menandai kehidupan zaman megalitikum antara lain:
Peninggalan Zaman Megalitikum
Zaman megalitikum juga dikenal dengan zaman batu besar karena pada masa itu berkembang tradisi masyarakat mendirikan bangunan yang terbuat dari batu besar. Bangunan-bangunan itulah yang kini dikenal sebagai peninggalan sejarah zaman megalitikum, di antaranya:
1. Menhir
Mengutip buku Modul Pembelajaran SMP Terbuka Ilmu Pengetahuan Sosial oleh Drs. Sutarjo dkk, menhir berupa tugu batu yang berfungsi sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang. Batu ini juga menjadi penanda peringatan untuk orang yang telah meninggal.
ADVERTISEMENT
2. Dolmen
Bangunan berupa meja batu yang berfungsi untuk meletakan persembahan untuk roh nenek moyang. Batu ini ditemukan tersebar di 14 wilayah Indonesia, antara lain Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu.
3. Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan yang disusun bertingkat, digunakan sebagai tempat upacara pemujaan roh nenek moyang. Bentuk punden berundak kemudian menjadi konsep dasar pembangunan candi-candi pada zaman kerajaan.
4. Sarkofagus
Sarkofagus adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan jenazah. Umumnya, sarkofagus terbuat dari batu besar yang dibangkas. Batu tersebut kemudian dibentuk menjadi bangunan silinder yang berfungsi sebagai wadah dan tutup, sementara bagian tengah
5. Arca
Arca adalah patung yang dibuat sebagai media pemujaan terhadap arwah yang telah meninggal. Arca dibuat dari batu yang dipahat, baik dalam bentuk manusia maupun binatang.
ADVERTISEMENT
(ADS)