Kisah Rendra Panca Anugraha, Berhasil Jadi Doktor Termuda Indonesia

Berita Heboh
Membicarakan apa saja yang sedang ramai.
Konten dari Pengguna
23 Maret 2019 16:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Heboh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rendra Panca Anugrah berhasil menjadi Doktor termuda di Indonesia dengan IPK 3,95. (foto: its.ac.id)
zoom-in-whitePerbesar
Rendra Panca Anugrah berhasil menjadi Doktor termuda di Indonesia dengan IPK 3,95. (foto: its.ac.id)
ADVERTISEMENT
Rendra Panca Anugraha berhasil meraih gelar Doktor di usia 24 tahun dengan IPK 3,95. Hal ini membuat Rendra tengah menjadi perbincangan, apalagi lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dinobatkan jadi Doktor termuda di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Rekor gelar Doktor termuda sebelumnya pernah dipecahkan Grandprix Thomryes Marth Kadja di usia 24 tahun dari Institut Teknologi Bandung pada 2017 lalu. Kini rekor tersebut dipegang oleh Rendra, tepatnya di usia 24 tahun 4 bulan.
Melansir dari situs ITS, Rendra Panca Anugraha diberi usulan oleh dosen pembimbingnya untuk ikut program beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU).
Program PMDSU merupakan beasaiswa percepatan pendidikan yang diberikan pada lulusan Sarjana yang memenuhi kualifikasi untuk menjadi seorang Doktor. Penerima beasiswa ini harus menyelesaikan pendidikan selama 4 tahun sambil dibimbing Promotor handal Tanah Air.
Rendra raih gelar Magister dan Doktor sekaligus hanya dalam waktu 3,5 tahun. (foto: its.ac.id)
Namun pria kelahiran Bondowoso, 25 November 1994 ini berhasil menyelesaikan gelarnya hanya dalam waktu 3,5 tahun. Rendra juga berhasil melakukan publikasi penelitian di tiga jurnal ilmiah internasional bereputrasi serta di dua seminar internasional.
ADVERTISEMENT
Dalam disertasinya, Rendra menawarkan gagasan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil yang sangat terbatas. Rendra membahas pemanfaatan Dimethyl Carbonate (DMC) dan Diethyl Carbonate (DEC) sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin.
Rendra terinspirasi dari tokoh Paman Ben dalam kisah pahlawan super Spider-Man. (foto: its.ac.id)
Semangatnya dalam menempuh pendidikan ternyata terinspirasi dari tokoh Paman Ben, di kisah pahlawan super Spider-Man. Paman Ben memiliki satu kalimat legendaris yaitu "With great power, comes great responsibility." yang berati "Kekuatan besar butuh tanggung jawab yang besar".
Kekuatan besar dalam kalimat tersebut juga bisa diartikan sebagai tingkat kecerdasan. Gelar doktor diartikan sebagai tingkat intelektualitas tinggi. Menurut Rendra pemilik gelar tersebut mestinya mampu mencari peluang untuk berkontribusi kepada masyarakat.
Mendapat gelar Doktor membuat Rendra merasa punya kewajiban memberi kontribusi dan memecahkan masalah yang terjadi di masyarakat. (foto: its.ac.id)
Menurut bungsu dari 5 bersaudara ini, banyak permasalahan di masyarakat yang perlu dicarikan solusinya oleh para penerima gelar pendidikan tinggi. Putra pasangan Suwardjito dan Miftachul Djannah ini juga menganggap seorang doktor bertugas mengembangkan keilmuan dibidang yang didalaminya.
ADVERTISEMENT
"Cara saya menikmati masa muda adalah dengan menemukan solusi atas masalah yang ada di masyarakat dengan ilmu dan kemampuan yang saya miliki." tutur Rendra seperti yang dikutip dari situs ITS.
Meski begitu, Rendra juga sempat menghadapi berbagai kendala saat menempuh program PMDSU. Renda mengaku kerap harus mencari dan mengimpor sendiri bahan eksperimen yang dibutuhkannya di luar negeri.
Tidak sia-sia, segala perjuangannya telah berbuah manis dan menjadikannya penyandang gelar Doktor termuda di Indonesia saat ini. Selamat ya Rendra!.
(rin)
Baca lebih banyak berita mengenai artis/seleb/sepak bola/info unik lebih nyaman di aplikasi kumparan.
Download aplikasi Android di sini.
Download aplikasi iOS di sini.