Eunso WJSN: Drama School 2020 Mengalami Kontroversi Hingga Batal Tayang

Konten dari Pengguna
29 Oktober 2020 12:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita KPOP tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Eunso WJSN, Foto: kpopdatabase
Eunso WJSN dikabarkan akan ikut membintangi drama terbaru ‘School 2020’ garapan KBS yang masuk dalam jajaran pemain utama beberapa bulan lalu. Agensi Eunso, King Kong by Starship yang menaunginya memang membenarkan kabar tersebut.
ADVERTISEMENT
“Eunseo memang menerima tawaran casting untuk School 2020, namun masih dalam tahap diskusi untuk mengambil peran tersebut dengan proses yang menguntungkan,” ujar agensi Eunso.
Eunso digaet untuk memerankan karakter bernama Lee Yoo Jung, seorang wanita yang menyukai Kim Tae Jin (Kim Yo Han). Lantaran obsesi orang tuanya terhadap pendidikan, dia meninggalkan Korea untuk belajar di Amerika Serikat.
Namun, justru Lee Yoo Jung malah mendapatkan perilakus rasisme selama disana hingga kembali ke Korea untuk melanjutkan pendidikan.

Nasib Drama School 2020 yang Menggaet Eunso WJSN

Ditengah-tengah proses produksinya yang belum rampung, drama School 2020 mengalami kontroversi soal pemeran utamanya. Drama yang dikabarkan akan tayang pada bulan Agustus 2020 lalu ini batal hingga pihak KBS, selaku stasiun televisi yang menyiarkan drama tersebut membuat pernyataan resmi.
ADVERTISEMENT
Kontroversi drama ini bermula dari Ahn Seo Hyun yang akan memerankan karakter utama sebagai Na Geum Young. Namun terdengar kabar bahwa artis Kim Sae Ron yang akan jadi pemeran utama wanita.
Mengetahui hal tersebut, sang Ayah merasakan adanya ketidakadilan yang dilakukan pihak produksi School 2020. Ia menyebut bahwa telah menerima tawaran drama pada bulan Mei 2019 hingga sudah membaca naskah dengan produser hampir satu tahun. Ia berharap tim produksi meminta maaf dan ia tidak berniat untuk melawan perusahaan tersebut.
Ayah Ahn Seo Hyun juga mengatakan bahwa tim produksi drama School 2020 ini telah diganti sebanyak tiga kali. Setiap kali ia membicarakan kontrak kerja, pihak produksi selalu mengatakan nanti dan menundanya. Sang ayah juga curiga bahwa penundaan yang sengaja mengulur waktu ini agar anaknya mau mundur dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT
“Saya membaca pesan di media soal dari kepala produksi perusahaan, ia mengatakan bahwa anak saya akan dikeluarkan,” ungkap sang Ayah. Setelah menulis pesan tersebut di sosial medianya, perusahaan tidak mau menerima teleponnya lagi.
(RDY)