Luar Biasa, Geng Motor Ini Jadi Pahlawan di Tengah Pandemi Virus Corona

Konten dari Pengguna
29 Mei 2020 15:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Otomotif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto udara permukiman kumuh terbesar di kota Paraisopolis, Sao Paulo, Brasil. Foto: REUTERS / Amanda Perobelli
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara permukiman kumuh terbesar di kota Paraisopolis, Sao Paulo, Brasil. Foto: REUTERS / Amanda Perobelli
ADVERTISEMENT
Citra geng motor kebanyakan diidentikkan dengan hal-hal negatif. Mulai dari aksi brutal di jalan hingga disebut kerap terlibat kekerasan. Tak jarang, hal itu juga membuat keresahan di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Namun, berbeda dengan geng motor satu ini. Alih-alih meresahkan masyarakat, kehadirannya justru disambut hangat terkait aksi-aksi sosial yang dilakukan mereka di tengah pandemi virus corona. Para anggota menyebut geng tersebut dengan sebutan Kartel.
Bukan di Indonesia, geng motor itu berasal dari sebuah perkampungan kumuh Tiradentes, Sao Paolo, Brasil. Wilayah itu diketahui memiliki tingkat kasus corona terparah di kota tersebut. Oleh karena itu, geng motor Kartel ikut andil dalam memberikan bantuan sosial berupa makanan, hingga memberikan edukasi pola hidup sehat.
Ilustrasi Geng Motor Foto: Reuters/Randall Hill
Mengutip dari Sky News, aksi sosial itu mereka lakukan lantaran tidak adanya bantuan yang efektif dari negaranya sendiri. Sementara masyarakat di sana, khususnya yang berada di tempat kumuh, merasa paling dihantui adanya COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Saat ini COVID-19 ada di belakang pikiran keluarga-keluarga ini. Kami mencoba melawan corona dengan memberi mereka informasi, melawan berita palsu, berpolitik, dan membuat orang-orang berpikir rasional," ungkap Vanderley Rodrigues selaku ketua geng motor Kartel.
Terkait hal itu, para anggota geng motor kemudian menutup akses bagi orang luar. Sementara untuk mencegah orang-orang keluar rumah mencari pekerjaan, mereka mencoba membagikan makanan. Sebab, akan sangat berbahaya jika warga nekat keluar.
Foto udara permukiman kumuh terbesar di kota Paraisopolis, Sao Paulo, Brasil. Foto: REUTERS / Amanda Perobelli
"Tidak ada layanan kesehatan, orang hidup dalam kemiskinan, dan mereka hidup begitu dekat sehingga tidak mungkin menjaga jarak sosial," imbuhnya.
Setelah mengerti rasa takut terhadap stigma virus corona, warga di sana kini telah sadar bahwa mereka sangat mungkin meninggal akibat virus yang hingga kini masih belum ditemukan vaksinnya. Mereka pun berusaha saling mengajarkan cara bertahan tetap hidup di tengah pandemi corona. (zhd)
ADVERTISEMENT