Cerita Masa Muda Bopak Castello yang Hidup Bebas dan Nomaden

Bopak Castello. Foto: Instagram @bopakcastello_new

Komedian Bopak Castello tentu tidak asing lagi bagi masyarakat Tanah Air. Ia kerap muncul di berbagai program acara komedi meski belakangan jarang terlihat di layar kaca. Namun, baru-baru ini pria yang kini berusia 53 tahun kembali terlihat dalam sebuah video yang diunggah di akun YouTube milik Sule.

Dalam kesempatan itu, Sule mencoba menggali cerita kehidupan masa lalu Bopak, salah satunya saat masih muda. Bopak pun mengungkapkan masa mudanya dihabiskan dengan hidup nomaden, berpindah-pindah tak menentu. Bahkan, ia mengaku kabur dari rumah bibi yang merawatnya saat SMP.

"Sebenarnya sama bibi. Tapi, yang namanya laki kan, pancaroba, perubahan secara visi-misi, merasa dewasa, SMP sudah kabur malang-melintang numpang ke mana-mana," ungkap Bopak Castello.

Bopak Castello. Foto: Munady Widjaja

Pria dengan nama asli Indrayana Bidwy itu mengakui yang terpenting saat itu masih bisa makan dan sekolah meski berpindah-pindah. Tak jarang ia pun meminjam seragam saat sekolah sehingga kerap terlihat berbeda-beda hampir setiap harinya.

"Pokoknya yang penting ane numpang tetap bisa sekolah, bisa makan. Makanya pas sekolah teman Bopak suka nanya 'Pak, tumben hari Senin celana lo kegedean, Selasa kekecilan?' ya orang ce;ana minjem melulu," lanjutnya.

Kendati demikian, Bopak mengaku bersyukur dan selalu bersyukur dengan kehidupannya. Bahkan, saat masih menjalani hidup nomaden semasa muda jauh sebelum menjadi komedian ternama. Justru hal itu membuatnya merasa lebih bebas. Ia pun berkelakar kehidupannya yang bebas saat itu membuat burung akan iri.

Bopak Castello. Foto: Munady Widjaja

"Enggak jelas, nomaden banget pokoknya. Kalau ada yang ngajak ya ayo. Jadi, enggak ada beban ane. Ibaratnya gini, burung saja cemburu sama Bopak waktu itu karena lebih bebas Bopak daripada burung," pungkasnya.

Diketahui, setelah lama tak terdengar, Bopak Castello membawa kabar yang kurang menyenangkan. Kondisi kesehatan pelawak asal Kalimantan tersebut sempat menurun. Bahkan, kini ia harus menjalani kesehariannya dengan menggunakan satu paru-paru lantaran paru-parunya sebelah kiri tidak berfungsi. (zhd)