Konten dari Pengguna

2 Contoh Materi Ceramah Ramadhan yang Singkat

Berita Terkini
Penulis kumparan
10 April 2022 19:57 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Contoh materi ceramah ramadhan, Foto: Unsplash.
zoom-in-whitePerbesar
Contoh materi ceramah ramadhan, Foto: Unsplash.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada bulan ramadhan umat muslim melakukan ibadah puasa selama sebulan penuh. Menjaga hawa nafsu, menahan lapar dan haus. Agar pelaksanaan ibadah puasa tidak terasa beban, ada baiknya memperbanyak amalan, misalnya mendengarkan materi ceramah Ramadhan, yang bisa menambah wawasan agama.
ADVERTISEMENT
Dikutip dalam buku Ilmu Pendidikan Islam karya Halid Hanafi (2018:212), ceramah merupakan suatu metode di dalam pendidikan, dimana cara penyampaian materi pelajaran kepada anak didik dengan cara penerangan dan penuturan secara lisan kata-kata. Dalam hal ini ceramah adalah pemberian motivasi kepada jamaah yang mendengarkannya.
Saat berceramah harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Contoh materi ceramah ramadhan, Foto: Unsplash.
Rukun Khutbah
ADVERTISEMENT
Adapun rukun yang harus dilakukan dalam berkhutbah:
1. Membaca Alhamdulillah
2. Bersalawat kepada nabi
3. Membaca dua kalimat syahadat
4. Ajakan untuk taqwa kepada Allah
5. Membaca ayat suci al-quran.
Bagaimana contoh ceramah ramadhan? Berikut adalah 2 contoh materi ceramah Ramadhan yang singkat sebagai referensi.

Contoh Materi Ceramah Ramadhan

Dilansir dari ngaji.id, berikut ini contoh ceramah ramadhan yang singkat yang bertema puasa:
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين نبيا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
Saudaraku Seiman.
Alhamdulillāh dihadapan kita ada sebuah bulan yang mulia bulan Ramadhān, bulan Ramadhān merupakan bulan kita bershaum yaitu berpuasa. Bulan Ramadhān adalah bulan untuk menempa kesabaran kita.
ADVERTISEMENT
Pada saat kita berpuasa ditempa kesabaran kita di mana kesabaran yang ditempa di bulan Ramadhān ada 3 macam:
1. Sabar untuk Mentaati Allāh
2. Sabar untuk Meninggalkan Maksiat
3. Sabar Menghadapi Musibah
Maka di bulan Ramadhān ini kesabaran kita betul-betul ditempa, makanya bulan Ramadhān disebutkan juga dengan شَهْرُ الصبر yaitu bulan kesabaran.
Karena kesabaran itu saudaraku sekalian, merupakan pokok keimanan artinya modal keimanan.
Ali bin Abi Thālib berkata:
الصَّبْرُ مِنَ الْإِيمَانِ، بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الْجَسَدِ
“Sabar di dalam keimanan bagaikan kepala untuk badan kita.”
Kita harus bersabar dalam melakukan apapun itu. Karena orang yang sabar itu disayang oleh Allah.
Contoh 2
Dilansir dari ngaji.id, contoh ceramah singkat yang bertema sedekah yang paling utama sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Bersedekah pada saat kita sehat dan membutuhkan harta itu, pada saat itu kita banyak sedekah. Bukan tunggu sakit. Justru kita lagi sehat walafiat, banyakin sedekah. Sebab banyak orang yang sedekahnya ketika sakit. Sudah masuk rumah sakit baru mulai sedekah. Justru sekarang saat kita diberikan kesehatan oleh Allah, perbanyak sedekah. Allah berfirman dalam surah Al-Munafiqun ayat 10:
وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ ﴿١٠﴾
“Infakkanlah sebagian dari apa yang Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu. Lalu ia berkata menyesali, ‘Wahai Rabbku, sekiranya Engkau berkenan menunda kematianku sedikit waktu lagi, maka aku akan dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang shalih.’” (QS. Al-Munafiqun[63]: 10)
ADVERTISEMENT
Penyesalan tidak ada manfaatnya. Jadi sudah menjelang mati, baru dia mau sedekah. Seharusnya di saat dia sehat bersedekah, itu sedekah yang paling utama. Atau di saat jiwa ini berat untuk bersedekah, segera sedekah. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu ia berkata, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ia berkata: “Wahai Rasulullah, sedekah yang bagaimana yang paling utama, yang paling besar pahalanya?” Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْبَقَاءَ وَلاَ تُمْهِلْ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ
“Sebaik-baik sedekah (sedekah yang paling utama) yaitu engkau bersedekah dalam keadaan sehat, dalam keadaan jiwa kamu pelit, berat untuk bersedekah, engkau takut fakir dan engkau mencita-citakan kekayaan, yang pada saat itu engkau bersedekah, jangan engkau tunda hingga nanti apabila nyawa sudah sampai di kerongkongan baru engkau berkata, ‘Untuk si Fulan sekian, untuk si Fulan sekian.’ Ketahuilah, harta itu memang milik si Fulan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
ADVERTISEMENT
Kenapa (harta itu milik si fulan)? Karena dia meninggal, bukan milik dia lagi. Milik siapa? Milik ahli waris. Yang milik dia adalah sekarang ini ketika dia sehat. Banyakin sedekah. Kita kalau sedekah seperti di bayangkan oleh setan itu, takut kefakiran, takut miskin, saat itu kita sedekah. Perbanyak sedekah.
Jadi sedekah pada saat sehat dan saat kita membutuhkan itu lebih utama.
Nah itulah contoh materi yang dapat digunakan untuk berceramah. Semoga bermanfaat.(Umi)