Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten dari Pengguna
2 Contoh Resensi Film Indonesia yang Baik
5 Mei 2022 23:58 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Resensi adalah salah satu topik pembahasan yang biasa dipelajari dalam mata pelajaran bahasa Indonesia . Dalam pembuatan resensi, penulis dituntut untuk benar-benar memahami seluk-beluk dari objek yang akan dibuat resensinya. Mulai dari rumah produksi atau penerbit, profil penulis novel atau sutradara film, tahun pembuatan, dan juga yang paling penting tentu saja intisari dari film/novel tersebut. Untuk dapat lebih memahami mengenai resensi film, di bawah ini adalah beberapa contoh resensi film Indonesia yang baik.
ADVERTISEMENT
2 Contoh Resensi Film Indonesia
JS. Kamdhi dalam buku Terampil Berekspresi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SLTA Kelas 1 menjelaskan bahwa pengertian dari resensi adalah suatu karangan yang mengungkap penilaian terhadap suatu buku, karya seni, atau karya ciptanya. Biasanya, siswa sekolah akan ditugaskan membuat resensi buku atau novel ketika memasuki pembahasan tentang penulisan resensi. Lantas, bagaimana kalau tugasnya meresensi film? Mari kita simak 2 contoh resensi film Indonesia berikut yang dapat menjadi referensi kamu dalam mengerjakan tugas sekolah.
Sebenarnya, membuat resensi film hampir serupa dengan membuat resensi buku atau novel. Ketika akan menulis resensi film seorang penulis perlu memahami identitas film serta isi film sebagaimana ketika akan meresensi novel. Perbedaan dalam membuat resensi film dan membuat resensi novel, yaitu ketika meresensi film diperlukan minat baca dari seorang penulis resensi. Hal ini dikarenakan, semakin banyak referensi bacaan penulis maka akan semakin menarik isi resensinya.
ADVERTISEMENT
Resensi Film Indonesia: Perempuan Berkalung Sorban
Judul Film : Perempuan Berkalung Sorban
Sutradara : Hanung Bramantyo
Produser : Chand Parwez Servia
Penulis : Ginatri S. Noer dan Hanung Bramantyo
ADVERTISEMENT
Perusahaan Produksi : Kharisma Starvision Plus dan Dapur Film
Tahun Rilis : 2009
Perempuan Berkalung Sorban merupakan film yang memiliki latar lingkungan pesantren. Film ini merupakan salah satu film Indonesia yang mengangkat isu tentang ketidaksetaraan gender. Film yang digarap oleh sutradara Hanung Bramantyo ini sukses untuk mendapatkan beragam penghargaan film bergengsi. Beberapa penghargaan tersebut di antaranya adalah Asia Pacific Film Festival 2010 dalam kategori Best Supporting Actress yang diraih oleh Widyawati, Piala Citra yang diraih oleh Reza Rahadian, serta masuk menjadi nominasi dalam Film Festival Bandung 2009 dan Indonesia Movie Awards 2009.
ADVERTISEMENT
Film Perempuan Berkalung Sorban mengisahkan situasi ketidaksetaraan gender melalui karakter Anissa yang diperankan oleh Revalina S. Temat. Pada film tersebut, Anissa merupakan seorang anak perempuan yang tinggal di lingkungan pesantren. Sejak kecil, Anissa memiliki semangat yang tinggi untuk memperjuangkan hak-haknya sebagai perempuan. Jika dibandingkan dengan teman-teman perempuannya yang belajar di pesantren, Anissa adalah sosok yang sangat lantang bertanya tentang keadilan hidup dirinya sebagai perempuan.
Tumbuh di lingkungan yang menganggap laki-laki sebagai kaum yang berkuasa dan lebih berhak dibandingkan perempuan, tentu membuat perjuangan Anissa penuh rintangan. Bahkan Anissa mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Namun, Anissa yakin bahwa dalam keyakinannya perempuan juga berhak untuk menempuh pendidikan serta memiliki hak untuk bersuara. Langkahnya semakin pasti ketika mendapatkan dukungan dari Khudori (Oka Antara) dan ibunya (Widyawati).
ADVERTISEMENT
Isu ketidaksetaraan gender dalam film Perempuan Berkalung Sorban dikemas secara apik dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baku pada dialognya. Selain itu, film yang rilis di tahun 2009 ini juga melakukan visualisasi yang jelas tentang karakter Anissa dan teman-teman perempuannya yang juga memiliki keinginan untuk belajar dan bersuara. Karakter ibu yang diperankan Widyawati pun sangat jelas dalam menggambarkan perempuan yang terpaksa untuk bungkam dan berusaha patuh pada kondisi. Namun, ketika suaranya (ibu Anissa) itu keluar tidak satu orang pun yang dapat menyanggahnya.
Film yang memuat perjuangan Anissa melawan ketidaksetaraan gender ini memiliki sinematografi yang bagus baik dalam sisi pencahayaan, komposisi layar, serta perpindahan antara scene satu dengan scene lainnya. Naskahnya pun cukup kaya dan jelas sehingga dapat dipahami oleh penonton dengan baik. Namun, terdapat kebiasan pada film ini. Film ini tidak menjelaskan secara utuh mengenai tolak ukur dari batasan kebebasan sehingga dapat menciptakan persepsi yang berbeda terutama bagi penonton yang belum memahami tentang isu ketidaksetaraan gender.
ADVERTISEMENT
Resensi Film Indonesia: Petualangan Sherina
Judul Film : Petualangan Sherina
Sutradara : Riri Riza
Produser : Mira Lesmana
Penulis : Jujur Prananto
ADVERTISEMENT
Tahun Rilis : 2000
Petualangan Sherina merupakan film Indonesia yang bergenre petualangan komedi yang memiliki unsur musikal. Film keluarga ini sukses masuk dalam beberapa nominasi penghargaan film. Nominasi tersebut adalah kategori Special Jury Prize pada Asia Pacific Film Festival 2000, kategori Best Children’s Film pada Bandung Film Festival 2001, dan masuk dalam nominasi tiga kategori pada Indonesian Film Festival.
Film Petualangan Sherina mengisahkan petualangan seorang tokoh anak perempuan yang bernama Sherina. Tokoh Sherina yang diperankan oleh Sherina Munaf digambarkan sebagai anak perempuan yang pemberani dan berjiwa petualang. Selain itu, Sherina juga sangat ramah dan dekat dengan teman-teman sekolahnya.
ADVERTISEMENT
Namun, Sherina dihadapkan kondisi bahwa keluarganya harus pindah ke kota lain dan ia pun harus pindah sekolah. Di sekolah barunya, Sherina merasa kesal dengan anak laki-laki yang bernama Sadam sebab Sadam sering menjaili teman-temannya atau mem-bully. Pada suatu ketika, Sherina sadar bahwa Sadam merupakan sosok manja yang ternyata adalah anak dari teman ayahnya.
Sherina pun menantang Sadam untuk melakukan perjalanan. Pada saat itulah, petualangan Sherina dimulai. Kisah pertemanan Sherina, Sadam, dan teman-temannya sangat menarik untuk disaksikan sebab kaya akan nilai moral baik untuk anak maupun orang tua.
Film Sherina merupakan salah satu film musikal terbaik yang dimiliki Indonesia. Baik naskah, lirik lagu, koreografi, maupun pemeran pada film ini sukses dalam menyajikan film yang seru dan memiliki nilai moral. Salah satu nilai moral yang dapat diambil dari film ini adalah pentingnya berbuat baik pada teman dan pemahaman tentang perilaku bully itu tidak baik. Namun, penonton usia anak tetap harus didampingi oleh orang tua ketika menonton Petualangan Sherina sebab terdapat adegan penculikan yang mungkin membuat anak bingung dan bertanya-tanya.
ADVERTISEMENT
Itulah contoh resensi film Indonesia yang dapat kamu pahami. Ingatlah untuk membuat resensi sesuai dengan film yang pernah kamu tonton serta selalu diiringi dengan ulasan kelebihan serta kekurangan film. Tujuannya supaya pembaca resensimu memperoleh gambaran yang mudah dipahami tentang film yang kamu resensi. Buat resensi versi kamu untuk menyelesaikan tugas, ya! Ingat, jangan menyontek atau memberi sontekan tugas teman! (AA)