3 Bentuk Integrasi Sosial beserta Contohnya

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
22 Mei 2024 17:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tuliskan beberapa bentuk integrasi. Foto hanya ilustrasi, bukan yang sebenarnya. Sumber: Pexels/Denniz Futalan
zoom-in-whitePerbesar
Tuliskan beberapa bentuk integrasi. Foto hanya ilustrasi, bukan yang sebenarnya. Sumber: Pexels/Denniz Futalan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Integrasi sosial adalah proses dimana berbagai kelompok dalam masyarakat berusaha untuk menciptakan keharmonisan dan kesatuan. Sebagai masyarakat itu sendiri, tentu harus bisa tuliskan beberapa bentuk integrasi sosial.
ADVERTISEMENT
Bentuk-bentuk ini memiliki karakteristik dan mekanisme yang berbeda dalam mencapai tujuan integrasi. Namun, semuanya ingin mencapai lingkungan masyarakat yang damai dan harmonis.

Tuliskan Beberapa Bentuk Integrasi Sosial beserta Contohnya!

Tuliskan beberapa bentuk integrasi. Foto hanya ilustrasi, bukan yang sebenarnya. Sumber: Pexels/Kelian Pfleger
Mengutip dari buku Modul Ilmu Pengetahuan Sosisal untuk SMP Kelas VIII, Tenia Kurniawati, M.Pd, Andri Setiawan, M.Pd, (2020), ada tiga bentuk utama integrasi sosial yang dapat diidentifikasi, yaitu integrasi normatif, integrasi koersif, dan integrasi fungsional.
Untuk jawaban lebih lengkap jika diminta tuliskan beberapa bentuk integrasi sosial beserta contohnya, simak penjelasannya di bawah ini.

1. Integrasi Normatif

Integrasi normatif adalah bentuk integrasi sosial yang didasarkan pada norma atau aturan yang telah diterima dan dipegang oleh masyarakat. Norma-norma ini biasanya telah ada sejak lama dan diteruskan secara turun-temurun.
ADVERTISEMENT
Norma tersebut menjadi pedoman dalam bertingkah laku dan berinteraksi, sehingga menciptakan kesatuan sosial. Contoh dari integrasi normatif adalah Pancasila di Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara mengandung nilai-nilai yang menyatukan berbagai suku, agama, dan budaya di Indonesia.
Melalui Pancasila, masyarakat Indonesia memiliki pedoman yang sama dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga tercipta kesatuan dan keharmonisan sosial.

2. Integrasi Koersif

Integrasi koersif terjadi ketika kekuasaan atau otoritas digunakan untuk memaksa anggota masyarakat mematuhi aturan tertentu. Integrasi ini sering kali melibatkan penggunaan kekuatan hukum atau paksaan untuk memastikan keteraturan dan kepatuhan.
Meskipun ada elemen paksaan, tujuan akhirnya adalah untuk menjaga ketertiban dan stabilitas sosial. Contoh dari integrasi koersif adalah penerapan undang-undang di suatu negara. Misalnya, undang-undang lalu lintas yang mengharuskan pengendara motor memakai helm.
ADVERTISEMENT
Aturan ini diterapkan oleh pemerintah untuk memastikan keselamatan pengendara dan mengurangi angka kecelakaan. Dengan adanya aturan ini, masyarakat dipaksa untuk mematuhi demi kepentingan bersama, yang akhirnya menciptakan keteraturan sosial.

3. Integrasi Fungsional

Integrasi fungsional adalah bentuk integrasi yang terjadi karena adanya fungsi atau peran tertentu yang saling membutuhkan di dalam masyarakat. Setiap kelompok dalam masyarakat memiliki fungsi atau peran khusus yang saling bergantung satu sama lain.
Contoh integrasi fungsional adalah hubungan antara daerah Wonosobo dan Solo di Indonesia. Wonosobo dikenal dengan produksi sayurnya, sementara Solo terkenal dengan kerajinan batiknya. Kedua daerah ini saling membutuhkan hasil produksi masing-masing.
Petani di Wonosobo membutuhkan pakaian dari Solo, sementara pengrajin batik di Solo membutuhkan sayur dan bahan pangan dari Wonosobo. Ketergantungan ini menciptakan kerjasama yang erat antara kedua daerah, sehingga tercipta integrasi sosial fungsional.
ADVERTISEMENT
Ketiga bentuk integrasi sosial ini menunjukkan bagaimana masyarakat dapat mencapai kesatuan dan keharmonisan. Dengan penjelasan artikel di atas, tentu dapat tuliskan beberapa bentuk integrasi sosial. (RIZ)