3 Contoh Isi Resensi Buku dalam Bahasa Indonesia

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
11 Mei 2022 20:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
contoh isi resensi buku. sumber: unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
contoh isi resensi buku. sumber: unsplash.com
ADVERTISEMENT
Salah satu tugas pelajaran Bahasa Indonesia yang lazim diberikan di berbagai tingkat pendidikan adalah resensi buku. Untuk dapat menulis suatu resensi yang baik dibutuhkan pemahaman dan rasa familiar dalam melihat contoh isi resensi. Seperti apa resensi dan isinya?
ADVERTISEMENT
Dalam buku Terampil Menulis Sinopsis dan Resensi Karya Sastra (2021:95) karya Irzal Amin dijelaskan bahwa istilah resensi menurut Kamus Bahasa Indonesia 1998 karya Hartanto dijelaskan bahwa resensi adalah ulasan atau pertimbangan mengenai buku. Sedangkan dikutip dari buku yang sama, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia besutan Tim Prima Pena, arti resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan buku, atau ulasan mengenai buku. Dari sini dapat disimpulkan bahwa resensi adalah bentuk artikel yang paling sederhana.
contoh isi resensi buku. sumber: unsplash.com

Contoh Isi Resensi Buku

Dalam suatu resensi terdapat unsur-unsur yang harus dipenuhi yaitu:
Berikut 3 contoh isi resensi buku dalam Bahasa Indonesia yang bisa kalian gunakan sebagai referensi.

Resensi Novel Girls in The Dark karya Rikako Akiyoshi

Judul Buku: Girls in the Dark/Ankoku Joshi
ADVERTISEMENT
Penulis: Rikako Akiyoshi
Penerjemah: Andry Setiawan
Penerbit: Penerbit Haru
Terbitan Pertama: 19 Juni 2013
Penerbit Haru tak henti-hentinya menerjemahkan dan menerbitkan novel-novel menarik dari negeri sakura, salah satunya adalah Girls in The Dark karya Rikako Akiyoshi berikut ini. Novel thriller singkat ini bercerita mengenai pengalaman 6 orang gadis yang bergabung dalam sebuah klub sastra yang baru saja kehilangan mantan ketua mereka. Untuk mengenang sang mantan ketua, mereka bergantian membacakan cerita pendek tentang analisis mengenai siapa pembunuh ketua mereka.
Salah satu hal yang menarik dari penceritaan Rikako Akiyoshi dalam novel ini adalah alur yang sangat lambat di awal. Masing-masing bab bercerita mengenai jalan pikir masing-masing tokohnya. Meskipun demikian berbagai plot twist serta alur cerita yang mendadak menjadi lebih cepat di paruh kedua novel berhasil membuat Girls in The Dark menjadi bacaan yang penuh kejutan.
ADVERTISEMENT
Namun, seperti layaknya novel terjemahan lainnya, gaya bahasa yang kaku dan terkesan kurang natural membuat novel ini sulit untuk diikuti di paruh pertama. Jika Anda bisa melalui paruh pertama dari novel ini, saya yakin buku ini akan membuat Anda jatuh cinta dan tersenyum ngeri di saat bersamaan.

Resensi Buku In Bed with Model$ karya Moammar Emka

Judul: In Bed with Model$
Penulis: Moammar emka
Tahun Terbit: 2007
Penerbit: Gagas Media
Moammar emka kembali dengan bukunya yang kontroversial, setelah menulis Jakarta Undercover yang sempat menjadi best seller dengan cetak ulang sebanyak 35 kali, kali ini Emka kembali menulis mengenai kehidupan para Model.
Buku ini bercerita mengenai lika-liku kehidupan para selebritas Indonesia dalam mencari pendapatan tambahan dengan menjalani sederet hal-hal yang melanggar nilai moral ketimuran demi mendapatkan penghasilan tambahan. Fenomena ini merupakan fenomena klasik yang sudah ada sejak dulu.
ADVERTISEMENT
Dengan gaya menulis ala jurnalisme investigasi dan gaya bercerita dari sudut pandang orang pertama, Emka menceritakan pertemuan demi pertemuan dengan para narasumber, namun tulisan ini terasa biasa saja. Mungkin karena sebagian cerita disini pernah diungkap secara tidak langsung dalam Jakarta Undercover.

Resensi Novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu

Judul: Nayla
Penulis: Djenar Maesa Ayu
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit 2005
Jumlah halaman: 180 halaman, paperback
Nayla merupakan novel karya Djenar Maesa Ayu, salah satu penulis perempuan yang akrab dengan kontroversi di setiap karyanya. Tak jauh berbeda dengan kumpulan cerita pendek “Mereka bilang saya monyet” dan “Jangan Main-Main dengan Kelaminmu” karyanya di awal tahun 2000, Nayla pun mengangkat isu seksualitas perempuan.
Nayla bercerita mengenai seorang perempuan yang hidup dengan trauma. Karena hal-hal tragis yang menimpanya, Nayla nyaris tak merasakan manisnya dunia kanak-kanak, kecuali saat ia tinggal sejenak bersama ayah kandungnya. Hal ini menjadikan Nayla seorang yang sangat individualistis namun juga rentan. Novel ini mengikuti lika-liku kisah hidup Nayla yang berusaha bertahan hidup di tengah kerasnya kehidupan Ibu Kota.
ADVERTISEMENT
Dalam novel ini, Djenar sering menyampaikan protesnya mengenai isu-isu seputar perempuan dengan bahasa yang vulgar. Jika Anda tidak terbiasa dengan bahasa yang vulgar, maka besar kemungkinan Anda akan terkejut saat membaca novel ini. Jalan ceritanya melompat-lompat dan memiliki warna yang unik khas Djenar Maesa Ayu. Namun demikian, novel ini menarik untuk disimak di akhir pekan. Selamat membaca.
Demikianlah 3 contoh resensi buku dalam Bahasa Indonesia. Semoga informasi ini bermanfaat. (AGI)