Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
3 Contoh Kultum Singkat tentang Kebaikan di Bulan Ramadan 2022
6 April 2022 20:36 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Metode ceramah paling populer yang sering dijumpai adalah kultum. Kultum merupakan kependekan dari kuliah tujuh menit. Dalam waktu tujuh menit, penceramah harus bisa menyampaikan intisari yang dipahami jamaahnya. Di bulan Ramadan biasanya penceramah menyampaikan kultum singkat tentang kebaikan.
ADVERTISEMENT
Simak contoh kultum singkat tentang kebaikan di bulan Ramadan 2022 dalam artikel berikut ini yang mungkin akan membuat Anda terinspirasi.
Contoh Kultum Singkat tentang Kebaikan
1. Kultum Singkat tentang Keutamaan Syukur
Dilansir dari podcast Ustadz Adi Hidayat yang menjelaskan tentang keutamaan syukur.
Assalamu'alaikum wr.wb.
Kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang kita terima hingga hari ini. Syukur bisa menambah kekuatan atas perasaan kita yang lemah. Puncak dari syukur yang melekat dalam diri kita akan membawa kita pada surga yang dijanjikan Allah SWT.
Allah menyebutkan dalam Al Quran:
وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ࣖ
Wa Amma bini’mati rabbika fahaddits.
Artinya: "Dan terhadap nikmat Rabb-mu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).
ADVERTISEMENT
Mudah-mudahan kehidupan kita sampai hari ini diterima Allah SWT sebagai amal saleh.
Puasa hendaklah dijadikan titik ulang untuk menyemai kembali rasa syukur kita akan segala sesuatu. Diawali dengan kebutuhan pokok (makanan dan minuman), kemudian berlanjut ke berbagai hal. Tapi sebelum itu, kita harus memahami terlebih dahulu, apa itu syukur .
Dalam kitab Bashaa’ir Dzawii al-Tamyiiz fî Lathaaif al-Kitaab al-‘Aziiz, Imam Majduddin Muhammad bin Ya’qub al-Fairuzabadi membagi syukur dalam tiga kategori.
Syukur terdiri dari tiga tipe:
Sayyidina Muhammad bin Ka’bal-Qurdhi, mengatakan, “Syukur adalah bertakwa kepada Allah dan (melakukan) amal saleh.”
ADVERTISEMENT
Bulan Ramadan merupakan saat terbaik untuk menghadirkan rasa syukur secara nyata. Kita merasai dan melekatkannya dalam kehidupan kita. Karena pada dasarnya, jika penjiwaan syukur telah tertanam, segala hal yang kita kerjakan merupakan ungkapan syukur atas nikmat-Nya.
Demikian ceramah singkat kali ini.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
2. Kultum Singkat tentang Bersabar Menyelesaikan Konflik
Dilansir dari podcast Ustadz Hanan Attaki, kultum berikut menjelaskan cara kita menyelesaikan konflik dengan sikap sabar, santai, tanpa panik dan marah.
Asslamu'alaikum Wr. Wb.
Ketika kita sedang mengalami masalah, banyak sekali konflik yang bisa kita lalui dengan sikap santai. Apabila kita panik menghadapi setiap konflik, bisa jadi konflik itu semakin membesar.
Misalnya konflik dengan orang tua, biasanya akan memburuk jika kita menyikapinya dengan emosi. Satu lagi konflik yang kerap muncul adalah saat memilih jodoh. Ini bisa jadi masalah yang pelik. Susah mengatasi dua hal yang yang sama sakralnya. Satu sisi masalah cinta, satu sisi perasaan orang tua.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara menghadapi konflik semacam ini dengan tidak menambah masalah? Bagaimana cara kita bisa tetap santai di kondisi-kondisi yang sulit?
Atau juga mungkin bagi yang sudah menikah, konflik dengan pasangan. Konflik tidak selalu bisa dilalui dengan berdebat atau bersitegang. Walau kadang berdebat bisa memperbaiki keadaan dan memperjelas sesuatu. Minimal, klarifikasi terhadap hal-hal yang tidak diketahui.
Namun, untuk menyelesaikan masalah pribadi, cara yang baik bukan dengan berdebat, melainkan saling mendoakan. Cara yang baik adalah dengan bermuhasabah diri, menenangkan diri kita.
Nabi Muhammad SAW mengajarkan, ketika kita marah maka lebih baik kita duduk. Saat marah, kita disuruh berwudu. Kita diminta untuk menenangkan diri saat menghadapi masalah, bukan dengan kepanikan atau emosi membara.
ADVERTISEMENT
Ibadah puasa Ramadan yang kita jalani saat ini menjadi medan latihan bagi kita untuk mengendalikan diri. Puasa melatih kita untuk lebih banyak bermuhasabah dalam memahami peristiwa yang terjadi dalam hidup kita.
Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari kultum kali ini.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
3. Kultum Singkat tentang Menghargai Perbedaan Jumlah Rakaat Tarawih
Dilansir dari NU Online yang membahas tentang menghargai perbedaan jumlah rakaat Tarawih, berikut contoh kultum tentang hal tersebut.
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah kita bisa beribadah bersama-sama di masjid dan leluasa beraktivitas pada bulan Ramadan 1443H yang bertepatan dengan tahun 2022.
Dengan memanjatkan doa:
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya “Ya Allah, berkahilah kami di dalam bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadan.”
ADVERTISEMENT
Bulan mulia ini kita isi dengan puasa, salat Tarawih dan Witir. Semoga ibadah kita sepanjang Ramadan benar-benar diterima di sisi Allah SWT.
Selain memperbanyak ibadah di bulan Ramadan, yang harus kita jaga adalah perilaku kita. Kita harus pintar mengendalikan diri agar perilaku kita tidak bertentangan dengan spirit puasa. Kita juga harus menahan diri dari berbagai keharaman meskipun kadang niatnya untuk hal-hal yang bersifat agamis.
Misalnya, saking bersemangatnya dalam menjalankan salat Tarawih, kita malah mempermasalahkan orang lain yang sama-sama salat Tarawih namun berbeda jumlah rakaat.
Yang satu salat tarawih 20 rakaat, sementara yang lain salat Tarawih 8 rakaat. Lalu orang tersebut bilang dengan nada mengejek, “Tarawih kok hanya 8 rakaat, sukanya diskonan!” Lalu dijawab, “Salat Tarawih kok 20 rakaat. Udah bacaan suratnya pendek-pendek, salatnya kilat lagi.”
ADVERTISEMENT
Akhirnya masing-masing pihak larut dalam sahut-sahutan tanpa manfaat. Hal seperti itu mencederai kesucian bulan Ramadhan. Na’ûdzubillâhi min dzâlik. Kita ingat, bahwa tarawih 20 rakaat itu benar dan tarawih 8 rakaat juga benar. Yang tidak benar adalah yang tidak Tarawih, bukan?
Kita bisa melihat hasil penelitian ulama atas dalil-dalil Tarawih. Setelah melakukan penelitian mendalam, Imam Abu Hanifah, Imam As-Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hanbal berkesimpulan, jumlah rakaat Tarawih adalah 20 rakaat. Demikian pula pendapat Imam Malik dalam salah satu riwayat.
Bila bacaan diperluas, akan kita temukan pula ulama yang membolehkan tarawih 8 rakaat atau kurang, semisal Syekh Husain bin Ibrahim Al-Maghribi dari mazhab Maliki dalam kitabnya Qurratul ‘Ai bi Fatâwâ Ulamâ-il Haramain halaman 314. Bahkan, Syekh Abdullah Bafaqih dari mazhab Syafi’i dalam kitab Busyral Karîm, halaman 254 jelas-jelas menyatakan, “Andaikan orang hanya Tarawih sebagian rakaat saja (semisal hanya 2 rakaat), maka tetap sah dan tetap diberi pahala salat Tarawih.”
ADVERTISEMENT
Karenanya benar, dalam urusan Tarawih yang jelas-jelas diperselisihkan ulama, kita tidak boleh memaksa orang lain untuk sama dengan kita. Semua ada dalilnya dan dapat dipertanggungjawabkan.
Satu sama lain harus saling menghargai perbedaan jumlah rakaat Tarawih. Yang tarawih 8 rakaat tidak apa. Yang Tarawih 20 rakaat alhamdulillah. Yang tidak atau belum berangkat Tarawih kita doakan besok segera Tarawih bersama-sama kita. Aamiin.
Wassalam'ualaikum, Wr. Wb.
Demikian 3 contoh kultum yang bisa Anda jadikan referensi dalam menyusun ceramah. Semoga menginspirasi.(SU)