Konten dari Pengguna

3 Contoh Kultum Singkat yang Menginspirasi agar Semakin Dekat dengan Allah SWT

Berita Terkini
Penulis kumparan
15 April 2022 0:46 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi menyampaikan kultum menginspirasi agar semakin dekat dengan Allah SWT. Foto: pexels.com/a-darmel
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menyampaikan kultum menginspirasi agar semakin dekat dengan Allah SWT. Foto: pexels.com/a-darmel
ADVERTISEMENT
Ramadhan telah tiba. Momen ini seharusnya digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan memperbanyak amal dan ibadah. Kultum menjadi salah satu media ceramah yang bisa digunakan untuk mengingatkan umat Islam agar lebih banyak beribadah di bulan Ramadhan. Berikut 3 contoh kultum singkat yang menginspirasi agar semakin dekat dengan Allah SWT.
ADVERTISEMENT

3 Contoh Kultum Singkat yang Menginspirasi agar Semakin Dekat dengan Allah SWT

Dikutip dari buku 65 Kultum Kamtibmas karya Hidayatullah (2020: 2), kultum merupakan sebuah akronim dari kata kuliah tujuh menit. Metode ceramah yang satu ini sedang tren di tengah masyarakat umat Islam. Sebab materi kultum disampaikan secara singkat dan padat.
Di bulan Ramadhan, kultum biasa digunakan saat setelah shalat subuh maupun setelah shalat isya sebelum shalat tarawih.
Adapun 3 contoh kultum singkat yang menginspirasi agar semakin dekat dengan Allah SWT yang bisa dijadikan sebagai referensi yakni:

Puasa Ramadhan sebagai Wujud Ketaatan dan Peningkatan Kualitas Diri

Oleh: Sigid Suseno
Puasa atau dalam bahasa Arab disebut shaum atau shiyam yang berarti menahan diri, pada dasarnya bersifat universal. Saudara-saudara kita yang beragama lain bahkan penganut aliran kepercayaan sekalipun melaksanakan puasa.
ADVERTISEMENT
Demikian pula umat bangsa-bangsa sebelumnya seperti bangsa Mesir kuno yang menyembah berhala, bangsa Yunani dan bangsa Romawi juga melaksanakan puasa. Puasa Ramadhan memiliki keutamaan yang berbeda dengan puasa-puasa lainnya, baik yang dilakukan non muslim maupun muslim.
Puasa Ramadhan adalah puasa yang diperintahkan Allah SWT sebagaimana dinyatakan dalam Firman Allah Surat Al Baqarah ayat 183:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
(“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”).
Untuk melaksanakan puasa Ramadhan banyak syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi, termasuk reward (pahala) dan punishment (dosa) bagi mereka yang melaksanakan dan meninggalkannya.
Puasa Ramadhan sebagaimana namanya hanya dilaksanakan pada bulan Ramadhan dan tidak dapat dilaksanakan pada bulan lain, kecuali untuk meng-qadha. Puasa harus dimulai dengan niat pada malam sebelum puasa, dari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari; dilarang makan, minum, bersetubuh pada waktu puasa; diwajibkan kepada yang beragama Islam, berakal, balig, suci, dll.
ADVERTISEMENT
Bagi mereka yang melaksanakan puasa Ramadhan, Allah SWT menjanjikan pahala yang berlimpah. Disamping keutamaan-keutamaan puasa, dalam bulan Ramadhan Allah SWT juga menjanjikan pahala yang berlipat untuk ibadah atau perbuatan baik lainnya.
Bagi mereka yang meninggalkan puasa karena suatu alasan yang dibenarkan, Allah SWT mewajibkan untuk menggantinya di waktu lain, sedangkan bagi mereka yang tidak mampu melaksanakan puasa mereka wajib membayar fidyah (Al Baqarah: 184-185). Bagi mereka yang sengaja tidak melaksanakan puasa tanpa suatu alasan yang dibenarkan akan mendapat dosa.
Ketentuan-ketentuan Allah SWT mengenai puasa Ramadhan yang demikian sempurna mengisyaratkan kemuliaan dan pentingnya puasa bagi orang yang beriman, yaitu agar kita menjadi orang yang bertaqwa. Dengan demikian puasa Ramadhan memiliki makna ketaatan mahluk pada Penciptanya karena dengan berbagai persyaratan yang ditentukan dengan ikhlas kita tetap melaksanakannya dan sekaligus menjadi media untuk meningkatkan kualitas diri, yaitu dengan shaum dari perbuatan yang tidak baik, tetapi memperbanyak perbuatan baik.
ADVERTISEMENT
Melalui puasa semoga kita menjadi manusia yang taat dan berkualitas. Amiin.
Ilustrasi menyampaikan kulum singkat agar lebih dekat dengan Allah SWT. Foto: pexels.com/beyzaefe

Menyambut Ramadhan

Oleh: Quraish Shihab
Marhaban Ya Ramadhan, ucapan yang sering diucapkan kaum muslimin di mana pun mereka berada. Terjemahan yang populer adalah, “Selamat datang Bulan Ramadhan.”
Tapi ada makna yang lebih dalam. Marhab berarti lapang, juga diambil dari kata yang bermakna tempat mengambil bekal atau memperbaiki kendaraan.
Terjemahan Marhaban Ya Ramadhan berarti, “Kami menyambutmu, wahai Ramadhan, dengan hati yang lapang. Kami tidak menggerutu, tapi sebaliknya kami bergembira dengan kedatanganmu. Kami juga mempersiapkan jiwa kami untuk diperbaiki apa yang kurang dari padanya melalui tuntunan-tuntunan bulan ini. Kami juga mengambil bekal di bulan ini untuk menjadi teman yang selalu bersama sampai di hari kemudian nanti.”
ADVERTISEMENT
Orang sering menyebut bahwa Allah mewajibkan kita berpuasa untuk meraih taqwa. Itu benar, karena ayat yang menyebutkan tentang kewajiban berpuasa menyatakan “La ‘alakum tattaquun”.
Tapi, tidak jarang kita melupakan bahwa Allah juga menyatakan agar supaya kalian menyempurnakan bilangan puasa, 29 atau 30 hari; agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang telah diberikan kepadamu; dan agar kamu bersyukur.
Jika demikian, ada dua target utama yang diharapkan selain taqwa itu, yaitu: menyadari dan mengagungkan petunjuk-petunjuk Ilahi, serta pada akhirnya mensyukuri nikmat-nikmatnya.
Saudara, karena itu kita perlu bersyukur. Pertama, karena kita masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk menyambut dan berpuasa di bulan ini. Sekian banyak kerabat, teman, dan keluarga kita yang telah mendahului, sehingga tidak bisa lagi menyambut dan melaksanakan ibadah puasa.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, kita perlu bertekad untuk menyukseskan puasa ini. Salah satu yang dibutuhkan untuk itu adalah memahami petunjuk-petunjuk-Nya. Karena itu, mari kita pelajari apa yang dikehendaki dari seorang muslim dari puasa yang dilaksanakannya.
Mari kita bertekad dari hari ke hari untuk terus meningkatkan puasa kita, hingga mencapai tujuan yang diharapkan dari puasa itu sendiri.
Saudara,
Sebab itulah niat dalam mazhab Syafi’i hendaknya dilakukan setiap malam, dalam konteks melakukan introspeksi. Apa yang kurang kemarin untuk disempurnakan hari ini, dan itu berlangsung terus-menerus.
Hal itu tidak dapat dicapai kecuali kalau kita penuh tekad untuk melaksanakannya sesempurna mungkin sambil mensyukuri nikmat Allah. Itulah yang diharapkan dapat kita tanamkan sejak dini untuk menyambut dan melaksanakan puasa-puasa di hari berikutnya.
ADVERTISEMENT

Mendekatkan Diri Kepada Allah

Oleh: Adila Zahra
Teman-teman di ramadan kali ini, coba deh kita tanyakan pada diri sendiri, kita rasakan sudah sejauh mana kedekatan hubungan kita dengan Allah. Kita lihat lagi bagaimana dengan kualitas sholat kita, apakah kita sudah khusyu? Bagaimana dengan puasa kita? Apakah kita hanya sekedar menahan haus dan dahaga? Tapi tetap mengikuti hawa nafsu belaka?
“Barangsiapa yang hubungannya dengan Allah buruk maka hubungannya dengan manusia juga akan buruk, dan barang siapa yang hubungannya dengan Allah baik maka hubungannya dengan manusia juga akan ikut baik.”
Nabi mengatakan “barangsiapa yang memperbaiki hubungannya dengan Allah maka Allah akan memperbaiki hubungannya dengan manusia.”
Apabila kita akhir-akhir ini merasakan bahwa hubungan kita dengan keluarga terasa renggang, coba lihat lagi mungkin hubungan kita dengan Allah sedang tidak baik-baik saja. Bukankah jika kita dekat dengan orang tua, dekat dengan saudara kita akan merasa tenang, merasa mendapatkan jaminan. Bagaimana jika kita dekat dengan Allah yang maha memberikan ketenangan dan kenyamanan dalam kehidupan.
ADVERTISEMENT
Ramadan ini adalah momentum yang pas, momen yang ditunggu-tunggu umat islam di seluruh dunia. Saatnya kita kembali mendekatkan diri kepada Allah, dekatilah Dia, kembali mengenalnya, perbaikilah hubungan dengan Allah karena kita nanti akan mendapat jaminan tidak hanya di dunia tetapi juga jaminan di akhirat kelak.
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ
“Ialah yang memiliki hari pembalasan.”
Mari kita berlomba dalam kebaikan, kita memperbanyak istighfar, kita memperbanyak tilawah Al-Qur’an, kita memperbanyak doa dan dzikir, makin semangat dalam tarawih. Nah teman-teman jika kita merasa memiliki banyak dosa, apakah Allah akan mengampuni dosa kita? Jangan malu apalagi ragu, Allah akan mengampuni hamba-Nya. Bukankah ramadan ini adalah bulan yang penuh ampunan? Maka memohonlah ampunan kepadanya, sesalilah dosa yang pernah kita lakukan dan jangan mengulangi kesalahan yang pernah kita lakukan.
ADVERTISEMENT
Demikian tadi 3 ceramah dari 3 penceramah berbeda yang bisa dijadikan contoh kultum singkat yang menginspirasi. Semoga dapat diresapi dengan baik dan diambil manfaatnya. Anda pun bisa menjadikannya pedoman dalam berceramah bila ditunjuk menjadi khatib suatu saat nanti.
(MZM)