Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
3 Kisah Perjuangan Pahlawan dalam Meraih Kemerdekaan Bangsa Indonesia
29 Juli 2021 9:00 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kisah perjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan bangsa Indonesia seolah tak ada habisnya. Pahlawan nasional merupakan gelar penghargaan yang paling tinggi di Republik Indonesia. Gelar ini disematkan pemerintah atas tindakan heroik yang selain dikenang, juga bisa diteladani sepanjang masa oleh seluruh bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
3 Kisah Perjuangan Pahlawan dalam Meraih Kemerdekaan Bangsa Indonesia
Sampai detik ini, tercatat ada 185 pahlawan nasional Indonesia yang sangat berjasa di dalam meraih kemerdekaan bangsa ini. Berikut ini salah 3 kisah perjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan bangsa Indonesia berdasarkan buku Kisah Perjuangan Pahlawan Indonesia, Lia Nuralia, ‎Iim Imadudin, & Randi Renggana, (2010:20-23):
Pahlawan nasional yang berasal dari Sulawesi Selatan ini merupakan putra kedua dari Sultan Malikussaid, yang lahir pada tahun 1631 di Makassar, Sulawesi Selatan.
Berkat keberanian dan ketangguhannya, Sultan Hasanuddin dijuluki sebagai Ayam Jantan dari Timur. Setelah resmi menjadi Sultan dari Kerajaan Gowa, beliau berusaha untuk menggabungkan beberapa kerajaan kecil di Indonesia Timur dan melawan Belanda dengan sengit.
ADVERTISEMENT
Hal itu membuat Belanda kewalahan, hingga meminta bantuan dari Arung Palakka dan tentara di Batavia untuk menerobos benteng terkuat Gowa, Somba Opu, pada 12 Juni 1669. Usai terdesak dan menandatangani Perjanjian Bongaya, Sultan Hasanuddin akhirnya mengundurkan diri dan wafat pada 12 Juni 1670.
Pahlawan nasional wanita ini lahir Aceh Besar pada 1848. Demi membalaskan kematian mendiang suaminya ketika melawan Belanda, Cut Nyak Dien dengan sangat berani, memimpin pasukannya untuk melawan Belanda selama Perang Aceh.
Semangat Cut Nyak Dien itu pun membawanya kepada Teuku Umar, sesama pejuang Aceh yang akhirnya menjadi suami keduanya. Dengan gigih, mereka pun bersama-sama melawan penjajahan Belanda.
Cut Nyak Dien kemudian ditangkap Belanda dan diasingkan sampai meninggal pada 6 November 1908 di Sumedang dan dimakamkan di sana.
ADVERTISEMENT
Peto Syarif atau sering dikenal sebagai Tuanku Imam Bonjol merupakan seorang ulama yang lahir pada tahun 1772 di Kampung Tanjung Bunga, Sumatera Barat.
Sebagai pemimpin masyarakat setempat, beliau terlibat di dalam pertentangan kaum Adat dengan kaum Padri (kaum agama) untuk melawan Belanda. Perjuangan itu dilakukan bersama kaum Padri sejak tahun 1803 hingga tahun 1838.
Tuanku Imam Bonjol kemudian terjebak oleh pengkhianatan Belanda, lalu ditangkap dan diasingkan ke Cianjur, kemudian ke Ambon, dan terakhir Manado. Beliau akhirnya wafat pada tanggal 6 November 1864 di usia yang ke-92 tahun.
Setelah mengetahui 3 kisah perjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan bangsa Indonesia di atas, mari syukuri kemerdekaan Indonesia dan senantiasa menjaga perdamaian di antara sesama.(BRP)
ADVERTISEMENT