3 Puisi Bertema Pendidikan Karya Penyair Indonesia

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
27 Januari 2022 8:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://flickr.com/photos/162989584@N08/ - puisi bertema pendidikan
zoom-in-whitePerbesar
https://flickr.com/photos/162989584@N08/ - puisi bertema pendidikan
ADVERTISEMENT
Dunia pendidikan mungkin merupakan wilayah yang tidak akan ada habisnya untuk diulik lebih dalam, termasuk dijadikan sebagai inspirasi puisi bertema pendidikan.
ADVERTISEMENT
Puisi bertema pendidikan bukan hanya terbatas pada tugas anak sekolah yang dibuat menjelang perayaan Hari Guru atau Hari Pendidikan. Puisi ini sudah sejak lama menjadi media tumpahan keresahan pada penyair Indonesia pada dunia pendidikan.
Melansir dari buku Seni Mengenal Puisi, Agnes Pitaloka dan Amelia Sundari, puisi merupakan salah satu karya sastra yang menjadi sarana komunikasi antara penulis dan pembacanya.

3 Puisi Bertema Pendidikan Karya Penyair Indonesia

1. Bintang - Chairil Anwar
Aku mencintai kelasmu
Kamu membantuku ‘tuk melihat
Bahwa untuk hidup bahagia
Belajar adalah kuncinya
Kamu memahami muridmu
Kamu perhatian dan pandai
Kamu guru terbaik yang pernah ada
Aku tahu itu dari awal kita bertemu
Aku memperhatikan kata-katamu
ADVERTISEMENT
Kata-kata dari seorang guru sejati
Kamu lebih dari teladan terbaik
Sebagai guru, kamu adalah bintang
https://flickr.com/photos/48166939@N06/
2. Guruku - Mustofa Bisri
Ketika aku kecil dan menjadi muridnya
Dialah di mataku orang terbesar dan terpintar
Ketika aku besar dan menjadi pintar
Kulihat dia begitu kecil dan lugu
Aku menghargainya dulu
Karena tak tahu harga guru
Ataukah kini aku tak tahu
Menghargai guru?
3. Sajak Tangan - WS Rendra
Inilah tangan seorang mahasiswa,
tingkat sarjana muda.
Tanganku. Astaga.
Tanganku menggapai,
yang terpegang anderox hostes berumbai,
Aku bego. Tanganku lunglai.
Tanganku mengetuk pintu,
tak ada jawaban.
Aku tendang pintu,
pintu terbuka.
Di balik pintu ada lagi pintu.
Dan selalu :
ada tulisan jam bicara
ADVERTISEMENT
yang singkat batasnya.
Aku masukkan tangan-tanganku ke celana
dan aku keluar mengembara.
Aku ditelan Indonesia Raya.
Tangan di dalam kehidupan
muncul di depanku.
Tanganku aku sodorkan.
Nampak asing di antara tangan beribu.
Aku bimbang akan masa depanku.
Tangan petani yang berlumpur,
tangan nelayan yang bergaram,
aku jabat dalam tanganku.
Tangan mereka penuh pergulatan
Tangan-tangan yang menghasilkan.
Tanganku yang gamang
tidak memecahkan persoalan.
Tangan cukong,
tangan pejabat,
gemuk, luwes, dan sangat kuat.
Tanganku yang gamang dicurigai,
disikat.
Tanganku mengepal.
Ketika terbuka menjadi cakar.
Aku meraih ke arah delapan penjuru.
Di setiap meja kantor
bercokol tentara atau orang tua.
Di desa-desa
para petani hanya buruh tuan tanah.
Di pantai-pantai
para nelayan tidak punya kapal.
ADVERTISEMENT
Perdagangan berjalan tanpa swadaya.
Politik hanya mengabdi pada cuaca…..
Tanganku mengepal.
Tetapi tembok batu didepanku.
Hidupku tanpa masa depan.
Kini aku kantongi tanganku.
Aku berjalan mengembara.
Aku akan menulis kata-kata kotor
di meja rektor
Demikian 3 puisi bertema pendidikan yang mewakili pemikiran para penyair di Indonesia. (DNR)