3 Upacara Adat Bali yang Sakral

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
27 Juli 2022 20:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi upacara adat Bali yang sakral, sumber foto Artem Beliaikin on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi upacara adat Bali yang sakral, sumber foto Artem Beliaikin on Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang masih menjaga kelestarian berbagai adat istiadat dari nenek moyang sampai sekarang. Di Bali masih sering ditemukan upacara adat yang memiliki tujuan tertentu dan biasanya dilakukan dengan sangat sakral. Meskipun saat ini beberapa upacara adat Bali sudah menjadi destinasi wisata budaya namun tidak kehilangan kesakralannya. Kali ini akan mengulas mengenai tiga upacara adat Bali yang sakral dan memiliki makna tersendiri.
ADVERTISEMENT

3 Upacara Adat Bali

Ilustrasi upacara adat Bali yang sakral, sumber foto Hakan Nural on Unsplash
Dikutip dari buku Adat Istiadat Masyarakat Bali karya Dewi Mashita, (2017) dijelaskan bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki beragam upacara yang menjadi bagian dari tradisi sejak masa lampau. Termasuk masyarakat Bali yang memiliki upacara adat tersendiri yang sangat dipengaruhi oleh kepercayaan masyarakat Bali.
Beberapa upacara adat Bali merupakan bagian dari upacara pernikahan, upacara kematian, upacara kelahiran, dan upacara keagamaan. Berikut adalah tiga upacara adat Bali yang sangat sakral.

1. Upacara Ngaben

Upacara ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah di Bali yang dipercaya oleh masyarakat Hindu Bali sebagai ritual untuk menyempurnakan jenazah kembali ke Sang Pencipta.
Upacara Ngaben terbagi menjadi tiga jenis yaitu Ngaben sawa Wedana, Ngaben Asti Wedana, dan Swasta.
ADVERTISEMENT
Upacara Ngaben Sawa Wedana dilakukan setelah jenazah diawetkan sebelum waktu ritual pembakaran berlangsung. Sementara itu, Ngaben Asti Wedana dilakukan setelah jenazah dikubur terlebih dahulu. Terakhir, upacara Swasta dilakukan bagi penduduk Bali yang meninggal di luar daerah atau yang jasadnya tidak ditemukan.
Karena mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, maka tidak semua penduduk Bali bisa melaksanakan upacara ini untuk keluarga yang meninggal dunia. Namun, pemerintah baik desa adat maupun Pemerintah Provinsi mengadakan upacara ngaben massal yang diperuntukkan bagi keluarga yang kurang mampu agar jasad para leluhurnya dapat disucikan atau dibersihkan sesuai dengan ajaran agama Hindu.

2. Upacara Melasti

Upacara Melasti merupakan upacara pensucian baik untuk diri serta benda sakral milik Pura. Dalam kepercayaan agama Hindu sumber air seperti danau, laut maupun mata air merupakan sumber kehidupan atau tirta amerta.
ADVERTISEMENT
Dalam acara ini, masyarakat berbondong-bondong menuju laut atau sumber air dengan berpakaian putih serta membawa perlengkapan persembahyangan dan biasanya mengusung pratima, benda atau patung yang disakralkan untuk dibersihkan secara sekala dan niskala.

3. Hari Raya Galungan

Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno dan berarti 'Menang'. Sesuai dengan asal namanya, upacara adat di Bali yang satu ini bertujuan merayakan kemenangan melawan kejahatan. Selain itu, tradisi Galungan juga digelar untuk memperingati terciptanya alam semesta beserta isinya.
Rangkaian hari raya Galungan sudah berlangsung sekitar 25 hari sebelum hari raya Galungan. Setiap 210 hari perhitungan kalender Bali, umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Galungan.
Demikian adalah penjelasan mengenai tiga upacara adat Bali yang disakralkan oleh masyarakat Bali dan sudah ada sejak lama. (WWN)
ADVERTISEMENT