Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
4 Ayat Tentang Anak Yatim dalam Al-Quran dan Maknanya
8 Agustus 2022 18:15 WIB
·
waktu baca 8 menitDiperbarui 29 Mei 2023 11:17 WIB
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Salah satu anjuran yang berasal dari Al-Quran tersebut, sering kali disebutkan dalam sejumlah ayat di Al-Quran. Allah berkali-kali berfirman dalam Al-Quran agar umat muslim dapat berbuat baik kepada anak-anak yatim. Bagaimana ayat tentang anak yatim?
Mengutip buku Pendidikan Agama Islam Al-Qur'an Hadist untuk MTS karya Abdul Wadud (2015: 49), kata yatim sebenarnya berasal dari bahasa Arab yang juga sudah menjadi bahasa Indonesia.
Ayat Tentang Anak Yatim
Keberadaan ayat tentang anak yatim yang sering disebutkan dalam Al-Quran, menandakan bahwa umat Muslim yang baik terhadap anak yatim akan mendapatkan keutamaan dan hikmah dari Allah.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah 4 ayat tentang anak yatim dalam Al-Quran beserta maknanya yang perlu diketahui:
1. Al-Baqarah Ayat 220
فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۗ وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْيَتَٰمَىٰ ۖ قُلْ إِصْلَاحٌ لَّهُمْ خَيْرٌ ۖ وَإِن تُخَالِطُوهُمْ فَإِخْوَٰنُكُمْ ۚ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ ٱلْمُفْسِدَ مِنَ ٱلْمُصْلِحِ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَأَعْنَتَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya: "Tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah:
'Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan.
Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.'" (QS. Al-Baqarah: 220)
Dalam ayat ini, Allah berfirman bahwa anak yatim adalah saudara umat Muslim. Allah akan menghendaki kebaikan yang kita lakukan dengan anak yatim, dengan kebaikan pula. Jika kita berperilaku buruk terhadap anak yatim, maka Allah akan menghendaki kesulitan.
ADVERTISEMENT
2. An-Nisaa Ayat 36
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
Artinya: "Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.
Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri." (QS. An-Nisaa: 36)
Di dalam ayat ini, Allah menghendaki umat Muslim untuk berbuat baik kepada anak yatim. Sebab berbuat baik kepada mereka, dapat meringankan kehidupan, menghilangkan kesengsaraan dan mengangkat martabat manusia.
ADVERTISEMENT
3. Al-Insan Ayat 8
وَيُطْعِمُوْنَ الطَّعَامَ عَلٰى حُبِّهٖ مِسْكِيْنًا وَّيَتِيْمًا وَّاَسِيْرًا
Artinya: "Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan." (QS. Al-Insan: 8)
Ayat ini memerintahkan umat Muslim untuk senantiasa memberi makan anak yatim. Ayat ini juga bermaksud agar manusia senantiasa selalu menolong anak yatim dan kaum dhuafa.
4. Al-Maun Ayat 1-2
اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ
فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ
Artinya: "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim." (QS. Al-Maun: 1-2)
Pada ayat ini, Allah mengibaratkan manusia yang berbuat tercela kepada anak-anak yatim, sebagai perbuatan yang dianggap sama dengan mendustakan agama. Sebab Allah memerintahkan umat Muslim untuk senantiasa berbuat baik kepada anak yatim.
Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Menurut Ajaran Islam
Dalam Islam, anak yatim merupakan golongan pertama di antara orang-orang lemah yang paling berhak mendapatkan pertolongan dan kasih sayang dari orang-orang di sekitarnya. Ada berbagai keutamaan bagi orang-orang yang mau menyantuni anak yatim, di antaranya:
ADVERTISEMENT
1. Menjadi Penghuni Surga
Orang yang mau menyantuni anak yatim niscaya bisa masuk surga dan menetap di dalam surga selama-lamanya. Hal ini sebagaimana terdapat dalam salah satu sabda Rasulullah sebagai berikut:
"Orang-orang yang memelihara anak yatim di antara umat muslimin, memberikan mereka makan dan minum, pasti Allah memasukkannya ke dalam surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni." (HR At-Tirmidzi)
2. Melunakkan Hati yang Keras
Selain dengan menuntut ilmu, hati yang keras bisa dilunakkan dengan cara menyantuni anak yatim. Dalam sebuah riwayat hadits disebutkan bahwa Rasulullah bersabda:
"Sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi." (HR. Al-Albani)
3. Menjadi Orang yang Dekat dengan Rasulullah di Surga
Riwayat lainnya juga menerangkan bahwa orang yang menyantuni anak yatim bisa menjadi orang yang dekat dengan Rasulullah SAW di surga. Berikut keterangan haditsnya:
ADVERTISEMENT
"Dari Sahl bin Sa'ad RA, beliau berkata bahwa Rasulullah bersabda, 'Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini.' Kemudian beliau memberikan isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah beliau, serta agak meregangkan keduanya." (HR. Bukhari)
Makna dari hadits di atas adalah orang yang menyantuni anak yatim memiliki kedudukan yang tinggi di surga dan dapat berdekatan dengan Rasulullah.
4. Terhalang dari Siksa Api Neraka
Dari Urwah bin Zubair bahwa Aisyah pernah berkata, "Telah datang kepadaku seorang wanita membawa kedua putrinya, lalu ia minta sesuatu padaku dan aku tidak memiliki sesuatu kecuali satu butir kurma lalu kuberikan kepadanya.
Wanita itu lalu membagi kurma tersebut kepada kedua putrinya, kemudian ia berdiri dan pergi. Lalu ketika Nabi pulang, aku menceritakan peristiwa tersebut kepada beliau.
ADVERTISEMENT
Nabi bersabda, 'Siapa yang mengurus anak-anak putri ini dan berbuat baik pada mereka, maka mereka kelak akan menjadi penghalang dari siksa api neraka.'" (HR. Mukhari, Muslim, dan Ahmad)
Hadits di atas menerangkan bahwa orang-orang yang menyantuni anak yatim kelak akan terhalang dari siksa api neraka dan bisa menempati surga Allah.
5. Terhindar dari Siksaan Akhirat
Siksaan akhirat sangatlah pedih dan menyakitkan. Salah satu cara agar terhindar dari siksa akhirat adalah dengan menyantuni anak yatim. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut:
"Demi yang mengutusku dengan haq, Allah tidak akan menyiksa pada hari kiamat nanti orang yang menyayangi anak yatim, lemah lembut pembicaraan dengannya, serta menyayangi keyatiman serta kelemahannya." (HR. Thabrani)
Pahala Menyantuni Anak Yatim
Menyantuni anak yatim merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Tindakan mulia ini tidak hanya membawa manfaat bagi anak yatim itu sendiri, tetapi juga memberikan pahala yang besar bagi orang yang melakukannya. Berikut adalah pahala menyantuni anak yatim.
ADVERTISEMENT
1. Pahala yang Setara dengan Orang Berjihad
Orang yang menyantuni anak yatim sama seperti bangun di malam hari dan berpuasa di siang hari, yang kemudian dilanjutkan untuk berjihad di jalan Allah pada pagi dan sore harinya. Rasulullah bersabda:
"Barang siapa yang mengasuh tiga anak yatim, maka bagaikan bangun pada malam hari dan puasa pada siang harinya, dan bagaikan orang yang keluar setiap pagi dan sore menghunus pedangnya untuk berjihad di jalan Allah.
Dan kelak di surga bersamaku bagaikan saudara, sebagaimana kedua jari ini, yaitu jari telunjuk dan jari tengah." (HR. Ibnu Majah)
2. Pahala yang Setara dengan Puasa dan Sholat Malam Terus-menerus
Bagi orang yang menyantuni anak yatim, Allah akan memberikan pahala kepadanya yang sebanding dengan puasa dan sholat malam terus-menerus. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah berikut:
ADVERTISEMENT
"Barang siapa yang berusaha membantu janda dan orang miskin maka sama artinya dengan berjuang di jalan Allah, atau seperti orang yang selalu sholat sepanjang malam tidak pernah putus dan seperti orang yang berpuasa tidak pernah berbuka." (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Termasuk Golongan Orang Beriman
Orang-orang yang suka memberikan santunan kepada anak-anak yatim akan masuk ke dalam golongan orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 177 berikut:
لَيْسَ الْبِرَّاَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَ ۚ وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِۙ وَالسَّاۤىِٕلِيْنَ وَفىِ الرِّقَابِۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ ۚ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عَاهَدُوْا ۚ وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ
ADVERTISEMENT
Artinya: "Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi,
dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta,
dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 177)
Hukum Menyantuni Anak Yatim
Sebagian ahli fikih berpendapat bahwa hukum menyantuni anak yatim dan orang miskin termasuk fardhu kifayah. Fardhu kifayah adalah suatu kewajiban yang apabila telah dilakukan sebagian umat Muslim, maka terbebaslah Muslimin lainnya dari kewajiban tersebut.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penjelasan Amirulloh Syarbini dalam 5 Cara Dahsyat Menjadi Muslim dan Muslim (2013: 182), menyantuni anak yatim merupakan kewajiban bagi orang yang paling dekat dengannya.
Apabila kewajiban untuk menyantuni anak yatim sudah ditunaikan oleh orang yang paling dekat, kewajiban itu menjadi gugur bagi orang yang lebih jauh darinya.
Akan tetapi, jika orang yang paling dekat dengannya belum menunaikan kewajibannya atau belum mampu secara sempurna, orang dekat seterusnya berkewajiban untuk turut serta menyempurnakannya.
Apabila tidak ada yang mengurus anak yatim tersebut, maka semua orang yang mengetahui keberadaannya berdosa karena membiarkan sang anak terlantar. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah berikut:
وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ
ADVERTISEMENT
Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, 'Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin.
Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah sholat dan tunaikanlah zakat.' Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang." (QS. Al-Baqarah: 83)
(ANG & SFR)