Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
4 Cara Berpikir Sejarah dan Penjelasannya
2 September 2022 18:13 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Mungkin kita sudah tidak awam dengan slogan “jangan sekali-sekali melupakan Sejarah” atau yang biasa disingkat sebagai Jas Merah ini. Ya, slogan yang diutarakan oleh Presiden Soekarno ini bukan tanpa alasan. Sejarah lah yang mengajarkan kita agar kita belajar bagaimana orang di waktu lampau mengatasi sebuah masalah sehingga kita tidak terjebak pada kesalahan yang sama. Sejarah juga mengajarkan kita untuk tetap mengenang orang-orang yang telah berjasa sehingga hidup kita bisa seperti ini. Dalam penyusunan Sejarah diperlukan cara berpikir Sejarah agar dapat menghasilkan informasi-informasi kepada masyarakat. Simak ulasan mengenai cara berpikir tersebut di bawah ini.
ADVERTISEMENT
Cara Berpikir Sejarah
Mengutip buku Pendidikan Sejarah untuk Membentuk Karakter Bangsa oleh Edy Suparjan (2019:10), menurut Madjid & Wahyudhi Sejarah adalah kejadian-kejadian atau peristiwa pada masa lampau yang terkait dengan kehidupan manusia. Ilmu yang mempelejari tentang kejadian-kejadian itu disebut ilmu Sejarah.
Sebagai sebuah cabang ilmu pengetahuan, Sejarah memerlukan cara berpikir atau konsep berpikir untuk menganalisis peristiwa di masa lampau. Konsep berpikir Sejarah di antaranya adalah:
1. Diakronis
Diakronis adalah konsep yang menggunakan sifat Sejarah sebagai sesuatu yang memanjang dalam waktu, tetapi memiliki batasan ruang. Contohnya ialah menjelaskan siapa saja presiden Indonesia dari merdeka hingga sekarang.
2. Kronologis
Kronologis adalah konsep berpikir dengan cara menyusun peristiwa Sejarah dengan teratur sesuai urutan waktu. Contohnya ialah peristiwa proklamasi Indonesia diawali dengan dibawanya Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok.
ADVERTISEMENT
3. Periodisasi
Periodisasi adalah cara berpikir Sejarah dengan mengelompokkan peristiwa-peristiwa Sejarah ke suatu periode atau zaman sesuai ciri-ciri yang ada. Contohnya adalah periodisasi dinasti di Turki.
4. Sinkronis
Sinkronis ialah cara berpikir dengan mempelajari peristiwa-peristiwa Sejarah dalam sebuah waktu, namun dengan ruang lingkup yang lebih luas. Dalam cara berpikir ini, sejarawan harus mengkaji peristiwa tersebut bersama aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya yang menyertainya. Contohnya ketika menganalisis pengaruh masuknya Belanda terhadap aspek-aspek tersebut.
Itulah cara berpikir dalam Sejarah. Sejarawan bisa memilih salah satu dari cara berpikir tersebut, tergantung apa yang ingin diungkap dari sebuah peristiwa Sejarah. (LOV)