Konten dari Pengguna

4 Contoh Ancaman dari dalam Negeri di Indonesia

Berita Terkini
Penulis kumparan
9 Maret 2022 17:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
clock
Diperbarui 28 Februari 2023 14:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Contoh Ancaman dari dalam Negeri, Foto: Unsplash/Nick Agus Arya
zoom-in-whitePerbesar
Contoh Ancaman dari dalam Negeri, Foto: Unsplash/Nick Agus Arya
ADVERTISEMENT
Ancaman terhadap suatu negara tidak hanya datang dari luar, tetapi juga dari dalam negeri itu sendiri atau yang disebut ancaman dari dalam negeri. Indonesia yang telah berdiri selama 77 tahun, tentu memiliki banyak contoh ancaman dari dalam negeri sendiri.
ADVERTISEMENT
Secara umum, ancaman dari dalam negeri adalah suatu usaha yang datang dari dalam negeri dan berpotensi membahayakan kedaulatan dan keutuhan suatu negara, serta keselamatan seluruh bangsa. Simak contoh ancaman dan cara mengatasinya di bawah ini.

4 Contoh Ancaman dari dalam Negeri terhadap Indonesia

Contoh Ancaman dari dalam Negeri, Foto: Unsplash/Mufid Majnun
Berdasarkan buku Pendidikan Kewarganegaraan oleh Dr. Damri, M.Pd dan Fauzi Eka Putra, M.I.Kom., (2020: 58), ancaman yang datang dari dalam negeri merupakan contoh ancaman non–militer.
Meski begitu, ancaman dalam negeri tak kalah berbahaya, karena bisa memecah suatu bangsa dari dalam, sehingga mengancam persatuan dan kedaulatan negeri itu sendiri.
Inilah beberapa contoh ancaman dari dalam negeri yang pernah dialami bangsa Indonesia:

1. Upaya Penggantian Pancasila sebagai Ideologi

Contoh ancaman di bidang ideologi terasa jelas oleh seluruh bangsa Indonesia. Sejak diresmikan sebagai ideologi Indonesia, ada banyak upaya yang dilakukan pihak tak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Salah satunya dengan mengganti ideologi tersebut dengan ideologi ekstrem yang tidak cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia, seperti yang terjadi pada peristiwa G30S PKI.

2. KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)

Beberapa tahun terakhir, banyak sekali pejabat Indonesia yang menyalahgunakan kekuasaan untuk menggunakan uang negara demi kepentingan sendiri.
Masalah KKN yang merajalela di berbagai daerah ini menjadi salah satu bentuk ancaman dari dalam negeri, karena menghambat pembangunan negara dan pemeliharaan rakyat.

3. Isu SARA

Isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) juga seolah tidak ada habisnya di negeri yang seharusnya menjunjung kebhinnekaan ini. Hingga kini masih banyak kelompok masyarakat yang mempermasalahkan keanekaragaman di Indonesia.
Kondisi ini menyebabkan sebagian masyarakat tidak bisa menerapkan toleransi satu sama lain dan dikucilkannya kaum minoritas yang sebenarnya tidak salah apa-apa. Contoh nyatanya adalah maraknya pertikaian antarsuku di Papua.
ADVERTISEMENT

4. Kasus Narkotika

Kasus narkotika yang telah merajalela di berbagai kalangan membuatnya sulit untuk dikendalikan. Tak hanya orang dewasa, cukup banyak juga remaja dan bahkan anak-anak yang sudah berani mencicipi obat terlarang ini.
Narkotika sebenarnya memiliki sejumlah manfaat di dalam dunia medis. Namun, penyalahgunaan narkotika oleh pihak non-medis dapat menghambat perkembangan generasi penerus bangsa dan bahkan membunuh mereka akibat overdosis.

Bagaimana Cara Mengatasi Ancaman Militer dari Dalam Negeri?

Ilustrasi kekuatan militer dapat dikerahkan untuk menghadapi ancaman militer dalam negeri. Foto: Unsplash
Ancaman militer dalam negeri akan sangat berbahaya apabila tidak diatasi. Oleh sebab itu, harus diterapkan strategi yang tepat untuk mengatasi berbagai ancaman militer tersebut.
Indonesia memiliki dua strategi pertahanan yang dilakukan apabila mendapat ancaman militer, yaitu strategi operasi militer perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP).
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman resmi Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, berikut beberapa cara mengatasi ancaman militer dari dalam negeri.

1. Menangani Pelanggaran Wilayah

Pelanggaran wilayah merupakan suatu tindakan memasuki wilayah tanpa izin, baik oleh pesawat terbang tempur maupun kapal-kapal perang. Untuk mencegahnya, dilaksanakan tindakan preventif berupa peringatan kepada pelaku dan menggiringnya ke luar wilayah.
Apabila kontak fisik tak dapat dihindari, tindakan koersif (kekerasan) yang diambil merupakan jalan terakhir dan disesuaikan dengan aturan pelibatan yang berkaitan dengan penanganan pelanggaran wilayah.

2. Mengatasi Gerakan Separatisme dan Pemberontakan Bersenjata

Penggunaan kekuatan pertahanan militer dalam menghadapi ancaman separatisme dan pemberontakan bersenjata dilakukan berdasarkan putusan politik pemerintah dan dilindungi oleh undang-undang.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menangani ancaman separatisme adakah dengan perilaku diplomasi secara demokratis serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dan para pelaku gerakan separatis.
ADVERTISEMENT

3. Menangani Sabotase

Sabotase merupakan aksi yang dilakukan untuk merusak instansi penting militer atau objek vital nasional dan dapat membahayakan keselamatan negara.
Pertahanan militer dapat digunakan untuk mengatasi ancaman yang berupa sabotase. Penanganan terhadap ancaman sabotase dilaksanakan dengan strategi dan pola operasi khusus dalam bentuk OMSP.

4. Menangani Aksi Spionase

Aksi spionase merupakan jenis ancaman militer yang penanganannya dapat menggunakan kekuatan dan kemampuan militer. Strategi yang digunakan menghadapi spionase adalah pola operasi khusus untuk membongkar, melumpuhkan, dan membersihkan jaringan spionase.

5. Menangani Ancaman Terorisme

Terorisme dalam negeri merupakan aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme dalam negeri atau ada kerja sama dengan luar negeri yang berskala tinggi sehingga membahayakan kedaulatan negara.
Salah satu cara untuk menangani terorisme adalah menjalin kerja sama dengan pihak lain untuk mencegah ancaman benar-benar terjadi dan meningkatkan kerja intelijen. Selain itu, pemerintah juga perlu mengawasi bahan-bahan berbahaya seperti bahan baku bom, senjata api, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Ancaman terhadap suatu negara dapat berasal dari luar maupun dalam negeri. Oleh karena itu, sebagai WNI yang baik, kita wajib mencegah hal-hal yang sekiranya dapat mengancam keamanan NKRI. Mulailah dari hal-hal kecil, seperti menerapkan toleransi terhadap seluruh penduduk Indonesia.
(BRP & SFR)