4 Fakta tentang Teks Proklamasi Kemerdekaan

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
15 Agustus 2022 18:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: 4 Fakta tentang Teks Proklamasi Kemerdekaan Sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: 4 Fakta tentang Teks Proklamasi Kemerdekaan Sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan pada hari kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, ternyata tak lepas dari beberapa peristiwa khusus yang menarik untuk diketahui.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Buku IPS Terpadu 2B karya Sri Puji Astuti, D Haryo Tamtomo dan N Suparno (25:2007), proklamasi kemerdekaan merupakan peristiwa yang sangat penting dan selalu diingat . Dengan proklamasi, suatu bangsa menunjukkan hakikat dirinya sebagai bangsa yang memiliki kebebasan untuk menentukan kebebasannya sendiri tanpa harus diatur oleh bangsa lain.
Momentum bersejarah tersebut dihadapi dengan sejumlah tantangan. Terlebih saat itu Jepang masih menguasai sejumlah wilayah di Indonesia. Atas hasil jerih payah pahlawan-pahlawan bangsa, akhirnya kemerdekaan Indonesia berhasil diraih.

Teks Proklamasi Indonesia

Teks proklamasi ditulis dan disusun langsung oleh presiden pertama Republik Indonesia, yakni Soekarno. Teks tersebut kemudian diketik ulang oleh Sayuti Melik.
Yuk, simak 4 fakta tentang teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT

1. Teks proklamasi asli dibuang ke tempat sampah

Teks proklamasi yang fotonya dapat kita kenal sejauh ini ternyata sebelumnya langsung dibuang ke tempat sampah di rumah Laksamana Maeda. Namun begitu, syukurnya teks proklamasi asli tersebut kemudian dipungut dan diamankan oleh BM Diah, seorang wartawan asal Aceh. Naskah tersebut terus disimpan oleh BM Diah selama 47 tahun, sebelum akhirnya kini diserahkan ke Museum Arsip Nasional pada 1992.

2. Foto pembacaan teks proklamasi diamankan di bawah pohon

Dokumentasi sejarah selanjutnya ialah foto-foto pembacaan teks proklamasi. Foto-foto yang bisa kita lihat sampai saat ini adalah buah hasil karya dari Frans Sumarto Mendur dan Alexius Impurung Mendur.
Usai upacara proklamasi, Mendur bersaudara bergegas pulang. Namun ternyata tentara Jepang memburu mereka. Alexius pun tertangkap, foto yang dibawanya kemudian dimusnahkan oleh tentara Jepang.
ADVERTISEMENT
Namun begitu, ternyata sang adik yakni Frans Mendur berhasil lolos membawa negatif film dari dokumentasi yang ia potret. Untuk mengamankan negatif film kegiatan proklamasi tersebut dari pihak Jepang, ia kemudian menanam negatif film miliknya di bawah sebuah pohon dekat lapangan rumah Laksamana Maeda.

3. Suara teks proklamasi direkam ulang

Suara pembacaan teks proklamasi yang sering kita dengar tenryata bukanlah suara asli Soekarno, ketika sedang membacakan proklamasi saat menyatakan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Suara teks proklamasi yang dikenal saat ini ternyata merupakan sebuah rekaman suara Soekarno, yang direkam pasca 6 tahun kemerdekaan Indonesia. Rekaman tersebut dilakukan di studio Radio Repulik Indonesia (RRI). Mengapa tak direkam langsung saat pembacaan proklamasi? Hal itu dikarenakan saat itu belum ada temuan alat teknologi perekam suara.
ADVERTISEMENT

4. Proklamasi dibacakan saat bulan ramadhan

Mengutip situs Museum Kepresidenan Balai Kirti, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, momen 17 Agustus 1945 atau kemerdekaan Republik Indonesia ternyara bertepatan dengan Bulan Ramadhan.
Hari kemerdekaan 17 Agustus 1945 jatuh di hari jum'at. Diketahui, Soekarno merencanakan pemilihan tanggal 17 sebab makna akan sarat momentum-momentum bersejarah seperti momen Al- Qur’an yang diturunkan pada 17 Ramadan. Tak hanya itu, hal ini juga dipengaruhi dengan pelaksanaan sholat dalam sehari yang jika dijumlah mencapai 17 Rakaat.
Ilustrasi: 4 Fakta tentang Teks Proklamasi Kemerdekaan Sumber: pixabay.com
Itu dia 4 fakta tentang teks proklamasi kemerdekaan. Semoga artikel di atas dapat menambah wawasan kebangsaan bagi kita semua. (ANG)