Konten dari Pengguna

4 Keteladanan dari Nabi Adam a.s. sebagai Manusia Pertama Ciptaan Allah Swt.

Berita Terkini
Penulis kumparan
21 September 2023 17:36 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Keteladanan dari Nabi Adam a.s. Foto: Unsplash/Ahmad Nabili
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Keteladanan dari Nabi Adam a.s. Foto: Unsplash/Ahmad Nabili
ADVERTISEMENT
Nabi Adam a.s. adalah manusia pertama yang Allah Swt. ciptakan. Keteladanan dari Nabi Adam a.s. dapat dijadikan sebagai inspirasi hidup setiap orang, terutama seorang muslim.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, hanya dengan satu kesalahan saja mengubah kehidupan semua manusia. Namun, beliau tetap berusaha untuk memohon ampunan kepada Allah Swt. dengan berbagai cara dan bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya.

Kisah Nabi Adam a.s.

Ilustrasi buah khuldi yang membuat Nabi Adam a.s. dan Hawa dikeluarkan dari surga. Foto: Unsplash/Jen Uppend
Nabi Adam a.s. adalah manusia yang Allah Swt. ciptakan dari tangan-Nya sendiri. Tujuannya agar para iblis tidak sombong, karena manusia terbuat dari tanah dan juga sebagai khalifah di bumi.
Allah Swt. bersabda,
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (QS. Al-Baqarah: 30)
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Kisah Teladan & Menakjubkan 25 Nabi, Ariany Syurfah, M. Hum, M. Ag. (2014), Nabi Adam a.s. diciptakan dari tanah yang Allah Swt. tiupkan dengan ruh. Untuk menemaninya, Allah Swt. menciptakan pendampingnya bernama Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam a.s.
Mereka berdua tinggal di surga cukup lama dan melaksanakan apa yang diperintahkan Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya. Akan tetapi, di suatu saat mereka terjebak rayuan iblis untuk melakukan larangan Allah Swt. berupa memakan buah khuldi.
Akibat dari perbuatan tersebut, Allah Swt. murka dan menghukum mereka turun ke bumi dan dipisah dengan jarak yang jauh. Nabi Adam a.s. dan Hawa sangat menyesal dan tidak henti-hentinya memohon ampunan dari Allah Swt.
ADVERTISEMENT
Doa dari Nabi Adam a.s. dan Hawa untuk memohon ampunan kepada Allah Swt. tertulis dalam Al-Quran,
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Artinya: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al-A’raf: 23)
Setelah waktu yang lama, Nabi Adam a.s. dan Hawa dipertemukan Allah Swt. di Padang Arafah. Tempat tersebut dinamakan sebagai Jabal Rahmah yang artinya bukit kasih sayang.

Keteladanan dari Nabi Adam a.s.

Ilustrasi Keteladanan dari Nabi Adam a.s. Foto: Unsplash/Dmitriy K.
Dari kisah Nabi Adam a.s. di atas, terdapat beberapa sifat yang patut diteladani. Berikut ini keteladanan dari Nabi Adam a.s. yang wajib direnungkan dan dimiliki oleh umat muslim.
ADVERTISEMENT

Taubat

Setelah melakukan kesalahan walaupun hanya sekali, Nabi Adam a.s. tak henti-hentinya bertaubat dan memohon ampun kepada Allah Swt. Dengan taubat Nabi Adam a.s., Allah Swt. mengangkat derajatnya.
Allah Swt. bersabda,
فَتَلَقَّىٰ آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Artinya: “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 37)

Bersabar

Setelah mendapatkan hukuman dari Allah Swt., Nabi Adam a.s. bersabar untuk menjalani hidup yang sulit dan bisa bertemu kembali dengan Hawa dalam waktu yang cukup lama.

Tidak Menyalahkan Pihak Lain

Meskipun Nabi Adam a.s. dan Hawa mendapatkan hukuman dari Allah Swt. akibat rayuan dari iblis, namun mereka sama sekali tidak menyalahkan pihak lain. Akan tetapi, mereka menyalahkan diri sendiri dan bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuat.
ADVERTISEMENT

Taat

Selain kesalahannya memakan buah khuldi, Nabi Adam a.s. selalu taat dan melaksanakan perintah dari Allah Swt apa pun itu. Beliau melakukannya secara ikhlas dan tanpa pamrih untuk mendapatkan ampunan dari Allah Swt.
Dari kisah dan sifat dari Nabi Adam a.s., dapat diketahui bahwa tidak ada manusia yang terbebas dari kesalahan. Namun dari kesalahan haruslah banyak bertaubat. Sebab, ampunan Allah Swt. sangat luas.(MZM)