Konten dari Pengguna

4 Perlawanan terhadap Persekutuan Dagang dari Kolonialisme Bangsa Barat

Berita Terkini
Penulis kumparan
12 Agustus 2023 18:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perlawanan terhadap persekutuan dagang dari kolonialisme bangsa barat. Foto: Unsplash/Bimo Luki
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perlawanan terhadap persekutuan dagang dari kolonialisme bangsa barat. Foto: Unsplash/Bimo Luki
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ratusan tahun Indonesia dijajah oleh negara barat karena sumber daya alam. Dalam perjalanannya, bangsa barat kerap melakukan penindasan, termasuk karena alasan dagang. Seperti 4 contoh perlawanan terhadap persekutuan dagang dari kolonialisme.
ADVERTISEMENT
Inilah yang menjadi salah satu titik di mana bangsa Indonesia menentang adanya penjajahan. Sebab, penjajahan sangat menyengsarakan rakyat Indonesia dan ingin terbebas dari jerat kolonialisme.

Penyebab Perlawanan dari Persekutuan Dagang

Ilustrasi penyebab perlawanan terhadap persekutuan dagang dari kolonialisme. Foto: Unsplash/Scott Umstattd
Dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VIII oleh Dra. Lilik Suenti, M. M. Pd, dkk (2022), ada beberapa hal yang menyebabkan perlawanan masyarakat Indonesia terhadap persekutuan dagang dari kolonialisme barat, yakni:

Monopoli Perdangan

Dengan berbagai cara, VOC berusaha menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia serta pelabuhan-pelabuhan penting. Bahkan, sampai mengadakan Pelayaran Hongi, yakni patroli dengan perahu kora-kora dengna senjata.

Kerja Paksa

Kebijakan yang dilakukan Deandeles untuk membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan sepanjang 1.000 km membuat rakyat harus kerja keras tanpa upah dan makan. Akibatnya, banyak sekali rakyat Indonesia yang tewas dari kebijakan yang satu ini,
ADVERTISEMENT

Sistem Tanam Paksa

Pada tahun 1839, Van den Bosch menerapkan tanam paksa yang sangat memberatkan rakyat Indonesia. Sebab, banyak sekali penyelewengan yang ada di dalamnya. Sampai 9/10 penduduk Grobogan, Jawa Tengah mati kelaparan.

Bentuk Perlawanan terjadap Persekutuan Dagang dari Kolonialisme

Ilustrasi perlawanan terhadap persekutuan dagang dari kolonialisme bangsa barat. Foto: Unsplash/Bimo Luki
Adapun bentuk perlawanan rakyat Indonesia terhadap tidak adilnya persekutuan dagang yang dilakukan bangsa barat yakni:

1. Perang Saparua di Ambon

Merupakan perlawanan rakyat Ambon dipimpin Thomas Matulesi (Pattimura). Dalam pemberontakan tersebut, seorang pahlawan wanita bernama Christina Martha Tiahahu melakukan perlawanan dengan berani.
Perlawanan Pattimura dapat dikalahkan setelah bantuan pasukan Belanda dari Jakarta datang. Pattimura bersama tiga pengikutnya ditangkap dan dihukum gantung.

2. Perang Paderi, Sumatra Barat

Merupakan perlawanan rakyat Minang dan Belanda dengan bersatunya Kaum Paderi (ulama) dan kaum adat melawan Belanda dan membuat kesulitan memadamkannya.
ADVERTISEMENT
Belanda menerapkan sistem pertahanan Benteng Stelsel dengan Benteng Fort de Kock di Bukit tinggi dan Benteng Fort van der Cappelen merupakan dua benteng pertahanannya.
Dengan siasat tersebut, akhirnya Belanda menang ditandai jatuhnya benteng pertahanan terakhir Paderi di Bonjol tahun 1837. Tuanku Imam Bonjol ditangkap, kemudian diasingkan ke Priangan, kemudian ke Ambon, dan terakhir di Menado hingga wafat tahun 1864.

3. Ketangguhan Ayam Jantan dari Timur

Ayam Jantan dari Timur adalah julukan dari Sultan Hasanuddin, Raja Gowa di Sulawesi Selatan yang sangat tangguh dan sangat di takuti Belanda. Saat dua kerajaan yang ada di Sulawesi yang berselisih yaitu Kerajaan Gowa dengan Kerajaan Bone (Arung Palaka).
Kondisi ini dimanfaatkan oleh VOC dengan mengadu domba dua kerajaan itu. VOC membantu Kerajaan Bone sehingga Bone menang dalam perang pada tahun 1666.
ADVERTISEMENT
Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani perjanjian Bongaya pada tanggal18 November 1667 dengan VOC yang memangkas kekuasaan Kerajaan Gowa sebagai kerajaan terkuat di Sulawesi.

4. Perlawanan Mataram terhadap VOC

Setelah berhasil mempersatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa, Sultan Agung mengalihkan perhatiannya pada VOC di Batavia. Di bawah pimpinan Jan PieterzoonCoen berusaha mendirikan benteng untuk memperkuat monopolinya di Jawa.
Hal ini membuat marah Sultan Agung sehingga mengakibatkan Mataram sering bersitegang dengan VOC (kompeni)
Serangan pertama dilakukan pada tahun 1628 yang dipimpin Tumenggung Baurekso dengan tiba di Batavia tanggal 22 Agustus 1628. Selanjutnya, menyusul pasukan Tumenggung Sura Agul-Agul, dan kedua bersaudara yaitu Kiai Dipati Mandurejo dan Upa Santa.
Serangan kedua dimulai pada tanggal 1 Agustus dan berakhir 1 Oktober 1629.
ADVERTISEMENT
Perlawanan pasukan Mataram yang kedua terpaksa mengalami kegagalan karena kekurangan bahan pangan, senjata, terserang wabah penyakit, dan kelelahan setelah menempuh jarak yang jauh.
Meskipun selalu berakhir dengan kegagalan, namun perlawanan tersebut menjadi awal perlawanan terhadap kolonialisme bangsa barat hingga berdirinya Budi Utomo sebagai awal persatuan bangsa Indonesia melawan kolonialisme.(MZM)