Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
4 Tahapan Riyadhah yang Benar dalam Islam Menurut Imam Al-Ghazali
26 Oktober 2022 18:51 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai umat Islam , beribadah kepada Allah SWT adalah sebuah kewajiban. Akan tetapi kita sering kehilangan dorongan untuk beribadah. Di sisi lain, kita sebagai manusia adalah makhluk yang lemah. Hal ini dibuktikan dengan lemahnya seorang manusia saat melaksanakan ibadah ketika tertimpa musibah. Agar terhindar dari kelemahan tersebut, umat Muslim dapat melakukan riyadhah sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan sebaik-baiknya. Namun yang menjadi pertanyaan, bagaimana tahapan riyadhah yang benar? Imam Al-Ghazali menjelaskan menjadi 4 tahapan. Apa sajakah itu?
ADVERTISEMENT
4 Tahapan Riyadhah yang Benar dalam Islam Menurut Imam Al-Ghazali
Riyadhah berasal dari kata ar-Riyadu yang memiliki makna sama dengan kata at-Tamrin yang artinya adalah latihan atau melatih diri. Artinya, melatih rohani untuk menyucikan jiwa dengan memerangi keinginan-keinginan jasad (badan).
Sedangkan menurut Muhamad Basyrul Muvid, M.Pd dalam bukunya berjudul Pendidikan Tasawuf (2019:155), menjelaskan bahwa riyadhah merupakan usaha fisik yang direpresentasikan melalui latihan-latihan ruhani melalui ibadah yang giat dan istiqamah baik wajib maupun sunnah, dzikir yang banyak, puasa sunnah, melakukan bebagai bentuk amal kebajikan, menghiasi diri dari sikap yang terpuji, menghapus sebersih mungkin perilaku-perilaku yang menyimpang sebagai usaha mendidik jiwa, membersihkan dan mendekatkannya kepada Sang Pencipta.
Latihan-latihan tersebut secara langsung akan berdampak positif pada keadaan ruhaniahnya. Artinya, seseorang tidak cukup hanya melakukan serangkaian ibadah wajib dan sunnah sehari semalam, namun ia masih tergoda oleh hawa nafsu. Ketika beribadah akan khusyu, namun setelah ibadah di waktu senggang (di luar ibadah) ia masih terpengaruhi oleh hawa nafsu sehingga mudah melakukan kesalahan.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, ketika si seseorang melakukan serangkaian ibadah kepada-Nya, dzikir, dan melakukan amal kebajikan. Namun, ia masih mempunyai sifat sombong, riya', ujub, berpikir negatif, panjang angan-angannya, dan masih merasakan 'jengkel' pada orang lain. Itu semua adalah dorongan nafsu dan syahwat yang masih membelenggu jiwanya. Sehingga, riyadhah menjadi solusi dalam mengatasi hal tersebut.
Lalu bagaimana tahapan untuk melaksanakan riyadhah?
Imam Al-Ghazali menyebutkan empat jalan untuk melaksanakan riyadhah dalam kitab Ihya Ulumiddin, yakni:
Melaksankan riyadhah tidaklah mudah, sebab memerlukan kekuatan batin dalam mehadapi berbagai ujian, terutama dalam nafsu. Misalnya bagaimana menahan diri dari tindakan yang tidak menyenangkan.
Namun jika seorang Muslim sudah melewati tahapan dalam riyadhah, ia akan dapat menghadapi takanan-tekakan dalam diri atas dorongan nafsu yang membawa pada penyesalan. Pada akhirnya adalah lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi jika seorang Muslim jauh dari amalan untuk melaksanakan riyadhah, dapat memunculkan moral dan perilaku-perilaku yang melawan norma dan hukum dan menjauhkan diri kepada Allah SWT.(MZM)