Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
5 Salam Agama Buddha beserta Maknanya
9 November 2021 8:16 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahukah kamu kata-kata apa yang menjadi salam agama Buddha ? Sebagian mungkin menjawab Namo Buddhāya, padahal selain itu masih ada 4 salam agama Buddha lainnya dengan makna yang berbeda-beda, lho.
ADVERTISEMENT
5 Salam Agama Buddha dan Maknanya
Dilansir dari buku Awal Agama Buddha dan Kehidupan Buddha, Willem Brownstock, (2005:45), berikut ini adalah 5 salam agama Buddha yang bisa diucapkan sesuai situasi dan kondisi yang tengah dialami:
Pertama, ada Namo Buddhāya, salam agama Buddha yang paling sering kita dengar. Salam ini ternyata merupakan kalimat pemujaan kepada Buddha. Kata ‘Namo’ berarti ‘terpujilah’ dan kata ‘Buddhāya’ berarti ‘kepada Buddha’.
Jadi, Namo Buddhāya berarti: 'Terpujilah Buddha'. Di Saddanītippakaraṇa, ditemukan syair ini:
Salam yang biasa disingkat menjadi 'Sotthi Hotu' saja ini ditujukan kepada sesama umat Buddha.
ADVERTISEMENT
Namun, saat menyapa orang Buddha yang dituakan, maka salam yang digunakan adapah Namaste, yang bermakna sebagai penghomatan.
Salam ini berarti: dengan kekuatan nilai-nilai luhur Buddha, semoga Anda sekalian hidup sejahtera.
Kata 'sotthi' berasal dari partikel kata 'su', yang berarti baik dan kata 'danatthi', yang berarti keberadaan. Jadi, kata sotthi berarti keadaan baik.
Salam Buddha yang ke-3 ini disampaikan saat bersukacita atas perbuatan baik yang dilakukan seseorang. Sebagai contoh, jika kamu mendengar cerita dari tantemu bahwa ia baru saja membagikan makanan kepada para pengamen, maka ucapkanlah Anumodana.
Salam ini digunakan untuk mengungkapkan kebahagiaan atas kesuksesan yang sudah dicapai oleh diri sendiri. Abhiṭhuti Ratanattayagunesu Ca Me Katakusalesu berarti: saya bergembira atas nilai-nilai luhur Tiratana dan kebajikan yang telah saya lakukan. Jika merasa terlalu panjang, maka kamu bisa menyingkatnya menjadi 'abhiṭhuti'.
ADVERTISEMENT
Salam ini ditujukan kepada kerabat yang tengah berdukacita. Contoh: Turut ber-samvegacitta atas meninggalnya Ibu/Bapak/Saudari/Saudara. Sugatim vā saggam lokam uttarim vā upapajjatu.
Ya, salam ini dilanjutkan dengan kalimat 'Sugatim vā saggam lokam uttarim vā upapajjatu', yang berarti: semoga mendiang terlahir di surga yang menyenangkan. Jika yang meninggal lebih dari 1 orang, maka ubah kata 'upapajjatu' menjadi 'upapajjantu'.
Ucapkanlah 5 salam agama Buddha di atas sesuai situasi dan kondisi yang sedang terjadi. (BRP)