Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
5 Suku dan Budaya di Indonesia yang Jarang Diketahui
19 Agustus 2021 7:25 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara yang diperkaya oleh keanekaragaman suku dan budaya. Saking banyaknya suku dan budaya di Indonesia, ada cukup banyak suku dan adat istiadat yang jarang diketahui oleh para Warga Negara Indonesia sendiri.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak? Dilansir dari situs resmi indonesia.go.id, berdasarkan data BPS tahun 2010, Republik Indonesia mempunyai terdapat 1.340 suku bangsa, lho.
5 Suku dan Budaya di Indonesia yang Jarang Diketahui
Apakah kamu mengetahui suku dan budaya di Indonesia berikut ini?
Suku Tidung sontak menjadi buah bibir ketika pakaian adatnya tergambar di dalam uang peringatan kemerdekaan 75 tahun Republik Indonesia pada tahun lalu.
Banyak pihak yang menganggap bahwa pakaian adat itu bukan berasal dari Indonesia, padahal itu pakaian adat milik suku Tidung yang hidup di Kalimantan Utara, lho.
Tak heran hanya sedikit orang yang mengetahui eksistensi suku ini. Pasalnya suku Tidung merupakan sub suku dari Suku Dayak Murut, yang merupakan salah satu suku Dayak Terbesar.
ADVERTISEMENT
Apabila kamu datang di hari jadi Kota Tarakan (15 Desember), maka kamu bisa menyaksikan Festival Iraw Tengkayu, yang dilaksanakan di Pantai Amal, Kota Tarakan.
Upacara tradisional Iraw Tengkayu merupakan warisan adat suku Tidung yang dilaksanakan sebagai rasa syukur atas rezeki dari Tuhan.
Nama Iraw Tengkayu berasal dari Bahasa Tidung, yaitu Iraw yang berarti perayaan dan Tengkayu yang berarti pulau kecil yang dikelilingi oleh laut (maksudnya Pulau Tarakan). Festival Iraw Tengkayu dilaksanakan dengan mengarak perahu hias Padaw Tuju Dulung mengelilingi Kota Tarakan.
Iraw Tengkayu pun ditetapkan sebagai warisan budaya non-benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan berhasil memperoleh penghargaan Anugerah Pesona Indonesia pada tahun 2016 oleh Kementerian Pariwisata.
ADVERTISEMENT
Keberadaan suku Korowai baru ditemukan sekitar 30 tahun lalu di pedalaman Papua. Mereka hidup dengan cara yang unik, yaitu di dalam rumah pohon dengan ketinggian yang mencapai 50 meter dari permukaan tanah. Suku ini juga merupakan salah satu suku di Papua yang tidak memakai koteka.
Meskipun kerap terdengar kabar bahwa suku ini merupakan kanibal, tetapi setelah diteliti lebih dalam, ternyata mereka hanya memakan daging manusia yang terbukti melanggar peraturan adat, misalnya tukang sihir alias khuakhua.
Namun, sifat kanibal suku Korowai kini sudah mulai ditinggalkan, terutama setelah banyak warga yang memperoleh penginjilan dan memberi diri untuk dibaptis.
Suku yang hidup di sekitar 200 km dari Makassar, Sulawesi Selatan ini sangat mudah dikenali, karena selalu mengenakan pakaian serba hitam tanpa alas kaki.
ADVERTISEMENT
Di zaman yang serba modern ini, suku Kajang tetap memegang teguh adat istiadat mereka dengan berpegang teguh pada tradisi nenek moyang yang bernama pappasang, yakni hukum tidak tertulis yang tidak boleh dilanggar.
Salah satu bunyinya adalah: “Kajang, tana kamase-masea”, yang berarti “Kajang tanah yang sederhana.” Selain itu, mereka juga harus menikahi sesama orang Kajang atau terusir dari kawasan adat suku Kajang.
Suku ini dapat ditemukan di pedalaman hutan Boliyohato, Gorontalo. Mereka hidup secara nomaden di dalam gubuk kayu yang mudah untuk ditinggalkan. Saat ada anggota keluarga yang meninggal dunia, jenazahnya akan dimakamkan di tempat itu lalu mereka akan meninggalkan tempat tersebut.
Selain itu, perkawinan sedarah antar saudara kandung (bukan hanya sepupu) merupakan hal yang biasa bagi suku Polahi. Seorang pria bahkan bisa mengawini lebih dari 1 saudarinya. Meskipun hidup memiliki tradisi yang berbeda dengan masyarakat umum, tetapi suku Polahi cukup terbuka dengan masyarakat luar.
ADVERTISEMENT
Suku ini hidup nomaden di kawasan Taman Nasional Aketajawe-Lolobata, Maluku Utara. Keberadaan mereka mulai terancam punah, karena aktivitas pertambangan di sekitar hutan tempat mereka hidup.
Kepemimpinan terpenting di dalam masyarakat Togutil adalah kepala kelompok yang disebut sebagai Dimono. Ia biasanya merupakan seorang pria yang kuat, bijaksana, berpengalaman, dan wajib menguasai hukum adat serta kesejahteraan masyarakatnya.
Nah, dari 5 suku dan budaya di Indonesia tadi, adakah yang sudah kamu ketahui sebelumnya? (BRP)