Konten dari Pengguna

5 Upacara Adat Ngaben dan Tujuan Filosofisnya

Berita Terkini
Penulis kumparan
29 Juli 2022 19:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustasi: 5 Upacara Adat Ngaben dan Tujuan Filosofisnya Sumber: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustasi: 5 Upacara Adat Ngaben dan Tujuan Filosofisnya Sumber: pexels.com
ADVERTISEMENT
Upacara Adat Ngaben merupakan salah satu upacara adat pembakaran jenazah untuk Umat Hindu di Bali. Dalam setiap prosesi pada upacara ini, sarat akan makna filosofis, yang telah turun-menurun dilaksanakan oleh masyarakat Hindu di Bali.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Celebrating Life Customs Around The World karya Victoria R Williams (194:2016), Ngaaben dimaksudkan untuk membantu jiwa memasuki ranah atas tempat dapat menunggu untuk terlahir kembali, atau dapat mencapai keadaan pembebasan total dengan meninggalkan siklus reinkarnasi.
Upacara Adat Ngaben dikenal sebagai salah satu kebudayaan masyarakat bali, dengan simbol makna keikhlasan keluarga terhadap kerabatnya yang telah tiada. Upacara adat ngaben dianggap sebagai upacara yang sakral untuk dilakukan.

5 Jenis Upacara Adat Ngaben

Dalam hal ini, upacara ngaben terbagi ke dalam beberapa jenis. Penggolongan ini tergantung pada jenazah yang akan dibakar.
Berikut adalah 5 jenis upacara adat Ngaben dan tujuan filosofisnya yang perlu diketahui.

1. Ngaben Sawa Wedana

Prosesi upacara ngaben sawa wedana melibatkan jenazah yang masih utuh belum dikubur, yang pelaksanaannya dilakukan antara 3 sampai dengan 7 hari setelah waktu meninggal. Bahkan dalam hal ini, ada juga yang dilakukan satu bulan setelah jenazah meninggal.
ADVERTISEMENT
Selama proses menuju upacara ngaben sawa wedana, jenazah diperlakukan layaknya orang yang masih hidup. Jenazah hanya dianggap sebagai orang yang sedang tidur. Sambil menunggu waktu upacara, jenazah akan diberikan formalin untuk mencegah proses pembusukan.

2. Ngaben Asti Wedana

Upacara ngabeN asti wedana melibatkan jenazah yang pernah dikubur. Sebelum proses upacara, ada ritual ngagah yang merupakan cara pengambilan tulang belulang sisa dari jenazah.

3. Ngelungah

Upacara ngelugah adalah upacara ngaben untuk jenazah usia anak-anak, yang giginya belum tanggal.

4. Swastha

Upacara ngaben swasta dilakukan tanpa adanya jenazah. Hal ini lantaran jenazah misalnya merupakan korban kecelakaan yang tak dapat ditemukan, berada di luar negeri atau dalam kondisi khusus lainnya. Jenazah akan digantikan secara simbolis dengan kayu cendana yang sudah dilukis dan diisi dengan aksara magis.
ADVERTISEMENT

5. Warak Kruron

Upacara ngaben warak kruron melibatkan jenazah bayi yang wafat akibat keguguran.

Tujuan filosofis Upacara Adat Ngaben

Diketahui, kata “ngaben” berasal dari kata “beya” yang artinya bekal. Ngaben disebut juga palebon yang berasal dari kata “lebu” yang berarti prathiwi atau tanah (debu). Untuk membuat tubuh manusia meninggal dunia menjadi tanah, salah satunya dengan dibakar.
Menurut ajaran Hindu bagi masyarakat Bali, upacara adat ngaben adalah proses penyucian roh dengan cara dibakar menggunakan api agar bisa kembali ke Sang Pencipta. Api yang membakar dipercaya sebagai pelebur raga manusia di dunia untuk dapat bergabung dengan alam semesta. Masyarakat Bali percaya, ngaben dapat menyucikan roh anggota keluarga yang sudah meninggal dunia menuju ke tempat peristirahatan terakhir.
Prosesi upacara adat ngaben melibatkan banyak orang, yakni seluruh penghuni banjar setingkat rukun warga, harus membantu dalam persiapan. Mereka akan membantu proses arak-arakan dengan persembahan-persembahan yang diperlukan.
ADVERTISEMENT
Saat upacara adat ngaben berlangsung, gamelan akan ditabuh sembari mengangkat menara pengusung jenazah. Selanjutnya, ritual khusus pun mulai berlangsung jenazah akan diarak sambil semua proses ritual sakral tersebut selesai.
Ilustasi: 5 Upacara Adat Ngaben dan Tujuan Filosofisnya Sumber: pexels.com
Itu dia 5 jenis upacara adat ngaben Bali dan tujuan filosofis yang perlu diketahui. Semoga dapat menambah wawasan pengetahuan kita akan kekayaan adat nusantara. (ANG)