Konten dari Pengguna

6 Jenis Pakaian Adat NTB dengan Keunikannya Masing-Masing

Berita Terkini
Penulis kumparan
23 Februari 2022 18:12 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/users/endho-2065768/ - pakaian adat ntb
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/users/endho-2065768/ - pakaian adat ntb
ADVERTISEMENT
Sama seperti baju adat dari daerah lain di Indonesia, pakaian adat NTB hadir dengan sejarah, ciri khas, dan keunikannya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Bahkan, pakaian adat NTB bukan cuma ada satu. Menurut buku Mengenal Seni dan Budaya Indonesia, R. Rizky, 2012, ada kurang lebih 7-9 jenis pakaian yang dikenal sebagai busana tradisional dari daerah NTB. Kali ini kita akan membahas beberapa di antaranya.

6 Jenis Pakaian Adat NTB

1. Pakaian Adat Lambung
Pakaian adat lambung merupakan pakaian adat yang dikenakan oleh para wanita suku Sasak. Pakaian atasan yang dikenakan oleh wanita berlengan pendek, dengan kerah berbentuk V. Atasan hitam ini dipadukan dengan selendang atau lempot yang berbahan kain tenun. Sedangkan bawahannya menggunakan menggunakan kain sarung hitam dengan motif flora.
Aksesoris yang dikenakan pada busana suku Sasak berupa sepasang gelang tangan dan juga dari perak. Lalu ada juga anting-anting yang terbuat dari daun lontar. Pada bagian pinggang terdapat sabuk anteng yaitu ikat pinggang untuk mengencangkan sarung dengan menyisakan juntaian di samping.
ADVERTISEMENT
2. Pakaian Adat Pegon
Pakaian pegon merupakan busana akulturasi dari budaya Jawa dan juga Eropa. Penggabungan dua budaya ini dianggap sebagai lambang kesopanan dan keagungan.
Baju pegon biasanya berwarna hitam polos dengan pola jas. Pakaian ini biasanya dipadukan dengan songket yang menggunakan benang emas yang diikat pada bagian pinggang tempat diselipkannya sebuah keris. Dilengkapi hiasan kepala berupa ikat kepala yang bernama sapuk. Ikat kepala ini merupakan perlambang kejantanan, dan juga menjaga kebersihan pikiran. Selain itu ada juga selendang yang hanya digunakan oleh pemangku adat sebagai lambang kebijakan dan kasih sayang.
3. Pakaian Adat Rimpu
Pakaian adat rimpu merupakan pakaian adat yang berasal dari dari suku Mbojo yang mendiami daerah Bima. Pakaian ini sangat kental dengan nuansa Islam, terutama yang dikenakan oleh kaum wanitanya. Pakaian rimpu sendiri memiliki dua jenis yaitu rimpu mpida dan juga rimpu colo.
ADVERTISEMENT
Rimpu colo biasanya digunakan oleh orang yang sudah menikah. Sedangkan rimpu mpida digunakan oleh wanita yang masih lajang, dengan bagian depannya menyerupai cadar dengan hanya menyisakan untuk mata saja. Saat ini pemakaian rimpu hanya digunakan dalam upacara kebudayaan, tak lagi digunakan dalam kehidupan keseharian.
4. Pakaian Adat Katente Tembe
Katete tembe merupakan istilah untuk pakaian yang dikenakan oleh kaum pria dari suku Mbojo dari daerah Bima. Pakaian dari kaum pria ini menggunakan dua buah kain sarung. Kain sarung tersebut digunakan seperti sarung hingga menutup lutut, sedangkankan satunya digunakan sebagai selendang.
Sarung yang digunakan sebagai selempang bahu biasa disebut dengan istilah saremba. Pakaian ini melambangkan ketaatan dalam beribadah dan juga lambang kerja keras.
ADVERTISEMENT
5. Pakaian Adat Suku Bayan
Suku Bayan merupakan suku yang tinggal di daerah Lombok Utara. Mereka memiliki pakaian adat yang disebut dengan tenun Bayan, kain tenun ini merupakan hasil karya dari masyarakat Bayan sendiri. Kain tenun pada masyarakat Bayan memiliki beberapa jenis dan juga serta siapa saja penggunanya.
Pakaian adat ini biasa digunakan untuk kegiatan upacara adat. Pakaian pada pria dan wanita keduanya sama-sama menggunakan ikat kepala, ikat pinggang dan juga selendang dengan jenis-jenis kain tenun yang sesuai peruntukannya.
6. Pakaian Adat Poro
Baju poro merupakan pakaian adat NTB yang dikenakan oleh masyarakat Bima yang dikenakan oleh kaum wanita. Pakaian ini sendiri merupakan baju polos dengan bahan yang tipis tetapi tidak menerawang. Ada pembagian warna dari baju poro sesuai dengan siapa yang mengenakannya.
ADVERTISEMENT
Baju dengan warna gelap seperti hitam, coklat, biru tua, dan ungu dikenakan oleh para ibu. Sedangkan untuk para gadis mengenakan baju berwarna merah. Sedangkan warna kuning dan hijau merupakan warna pakaian yang biasa digunakan oleh keluarga bangsawan.
Bawahan dari baju poro biasanya menggunakan kain sarung palekat dengan motif kotak-kotak yang menutup mata kaki. Sedangkan, pada kaum pria biasanya mengenakan kemeja lengan pendek dengan bawahan sarung pekat dengan hiasan berupa ikat pinggang dan juga pisau khas Bima yaitu pisau mone. (DNR)