Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
6 Kebijakan Kolonial Portugis yang Memicu Perlawanan Lokal di Indonesia
23 Agustus 2022 17:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam catatan sejarah Indonesia, disebutkan bahwa salah satu kebijakan kolonial Portugis yang memicu perlawanan lokal adalah monopoli perdagangan. Alasannya tentu saja karena Indonesia merupakan wilayah penghasil berbagai jeni rempah yang sangat dibutuhkan oleh bangsa Eropa.
ADVERTISEMENT
Armada Portugis pertama kali datang ke wilayah Asia dengan menggunakan kapal dagang besar (Nao). Kapal tersebut dilengkapi dengan tentara, senjata ringan (senapan), dan senjata berat (meriam).
Berbagai Kebijakan Kolonial Portugis yang Memicu Perlawanan Lokal
Kamu mungkin sudah mendengar bahwa kebijakan kolonial Portugis yang memicu perlawanan lokal adalah adanya monopoli perdagangan yang mereka terapkan, khususnya pada perdagangan rempah.
Namun, ternyata selain itu, masih ada beberapa kebijakan lainnya yang akhirnya memicu perlawanan dari masyarakat lokal, yaitu:
ADVERTISEMENT
Sejarah Kekuasaan Portugis di Indonesia
Portugis adalah negara pertama yang menjajah Indonesia yang pertama kali berlabuh pada 1509 di Maluku. Awalnya, Portugis hanya ingin mencari dan membeli rempah-rempah di timur Nusantara. Hal ini yang menjadikan raja dan rakyat Maluku menyambut dengan baik orang-orang Portugis yang saat itu dipimpin Alfonso de Albuquerque.
Kekuasaan Portugis di Indonesia dimulai saat mereka berhasil mengambil alih Malaka pada tahun 1511 yang kemudian diperluas hingga menguasai wilayah Maluku. Di bawah kekuasaan Portugis, Malaka menjadi pusat perdagangan yang paling ramai di Asia. Saat itu, tidak ada pusat perdagangan yang lebih besar dari Malaka.
Malaka menjadi tempat komoditas utama dari seluruh dunia timur dan barat dengan komoditas yang dikenal berkualitas halus dan mahal.
ADVERTISEMENT
Hanya berselang beberapa tahun, kekuasaan Portugis menjadi semakin besar dan akhirnya mencoba menjelajahi seluruh tanah Nusantara. Salah satu pulau yang disinggahi Portugis adalah Jawa. Portugis menguasai Selat Sunda. Pada tahun 1522, Portugis dan Raja Sunda, Sang Hyang Prabu Surawisesa, melakukan kesepakatan perjanjian kerjasama.
Ada banyak kebijakan kolonial Portugis yang memicu perlawanan lokal dari masyarakat setempat. Selain yang tadi sudah disebutkan, ada juga kebijakan Portugis yang berupa:
Munculnya monopoli perdagangan dan niat buruk Portugis untuk mengganggu dan mengacaukan jaringan perdagangan, secara otomatis menjadikan masyarakat lokal miskin dan menderita.
Hal ini yang akhirnya menumbuhkan benih kebencian masyarakat terkadap kekejaman Portugis. Mereka merasa perlu adanya rasa persatuan dan kesatuan rakyat Maluku untuk menentang Portugis.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, pada 1602 Portugis dikalahkan pasukan Belanda yang datang ke Indonesia. Sejak saat itu Portugis angkat kaki dari Indonesia.
Mengutip dari Modul Tema 6 Sejarah Indonesia Paket C setara SMA/MA Kelas XI, Kemendikbudristek, dijelaskan bahwa kemajuan armada laut Portugis didukung dengan adanya sekolah navigasi yang didirikan oleh Henry "The Navigator". Sekolah tersebut mengajarkan tentang kartografi bagi para pelaut Portugis.
Adanya sekolah ini wajar karena memang sejak awal, laut adalah kekuatan utama bangsa Portugis. Konon, sejak abad ke-15 Portugis sudah mulai mengembangkan teknologi maritim. Para pelautnya pun sudah menggunakan kompas dan peta portolan untuk mengarungi lautan. (DNR)