Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
6 Kesalahan dalam Pengukuran yang Tidak Boleh Dilakukan saat Ujian Praktik
9 November 2024 17:13 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kesalahan dalam pengukuran merupakan kejadian yang perlu dihindari saat ujian praktik fisika, kimia, maupun ilmu sains yang lain. Kejadian tersebut perlu dihindari karena dapat berakibat fatal pada hasil praktikum.
ADVERTISEMENT
Contoh akibat kesalahan pengukuran adalah ketidaksesuaian antara teori rujukan dengan hasil praktikum atau ketidakseimbangan fungsi pada produk hasil praktikum. Salah satu kesalahan pengukuran yang perlu dihindari, yaitu kesalahan paralaks.
6 Kesalahan dalam Pengukuran yang Perlu Diwaspadai saat Ujian Praktik
Pengukuran merupakan proses, cara, atau perbuatan mengukur. Pengukuran sering kali menjadi bagian dari tahapan praktikum ilmu sains , baik fisika, kimia, maupun biologi.
Contoh kegiatan pengukuran saat praktikum, yaitu mengukur massa dan dimensi benda. Ketika melakukan kegiatan tersebut, setiap orang perlu berhati-hati terhadap kesalahan pengukuran yang dapat berakibat fatal.
Kesalahan dalam pengukuran mengakibatkan hasil yang tidak sesuai dengan teori atau produk yang tidak berfungsi dengan baik. Cara untuk mencegah akibat tersebut adalah memahami dan mewaspadai ragam kesalahan pengukuran.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Asas-Asas Fisika 1A Sekolah Menengah Atas Kelas X Semester Pertama, Ruwanto (2006: 36 – 37), berikut adalah enam macam kesalahan pengukuran.
1. Kesalahan Kalibrasi
Kesalahan kalibrasi merupakan kesalahan pengukuran akibat cara memberi skala nilai pada waktu pembuatan alat ukur tidak tepat. Hal itu membuat hasil pengukuran menjadi tidak pasti.
2. Kesalahan Titik Nol
Kesalahan titik nol adalah kesalahan akibat titik nol skala alat ukur yang tidak berimpit dengan titik nol jarum penunjuk alat ukur. Contohnya, jarum titik nol pada timbangan tidak tepat pada titik nol sehingga hasil timbangan pun tidak akurat.
3. Kelelahan Komponen Alat
Kelelahan komponen alat juga dapat mengakibatkan kesalahan pengukuran. Keadaan itu sering terjadi pada pegas. Jika sudah dipakai dalam jangka waktu lama, pegas biasanya menjadi lembek sehingga memengaruhi hasil pengukuran.
ADVERTISEMENT
4. Gesekan
Kesalahan pengukuran juga dapat terjadi karena gesekan pada bagian-bagian alat yang bergerak.
5. Paralaks
Kesalahan paralaks merupakan kesalahan yang terjadi karena posisi mata tidak dalam posisi tegak lurus terhadap jarum penunjuk saat membaca skala alat ukur.
6. Keadaaan saat Bekerja
Penggunaan alat pada kondisi yang berbeda dengan keadaan alat saat dikalibrasi juga dapat menimbulkan kesalahan. Contohnya, perbedaan suhu, tekanan, dan kelembapan.
Baca juga: Nama Alat Ukur dan Contohnya
Kesalahan dalam pengukuran dapat terjadi karena berbagai macam faktor. Enam di antaranya adalah kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kelelahan komponen alat, gesekan, paralaks, atau keadaan yang berbeda saat bekerja dan saat alat dikalibrasi. (AA)