Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
7 Cara Jepang dalam Menghadapi Gempa Bumi
5 Januari 2025 17:12 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cara Jepang dalam menghadapi gempa bumi sering menjadi inspirasi bagi banyak negara di dunia. Sebagai wilayah yang rawan gempa bumi , Jepang telah membangun sistem mitigasi bencana yang sangat canggih dan efektif.
ADVERTISEMENT
Berbagai cara yang diterapkan Jepang menunjukkan bagaimana kesiapan dan kesadaran dapat membuat perbedaan besar dalam menghadapi bencana alam.
Mempelajari Cara Jepang dalam Menghadapi Gempa Bumi
Kawasan ini adalah zona dengan aktivitas tektonik yang tinggi, tempat pertemuan empat lempeng tektonik utama, yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Filipina, Lempeng Amerika Utara, dan Lempeng Eurasia. Akibatnya, Jepang sering mengalami gempa bumi, mulai dari skala kecil hingga besar, bahkan disertai ancaman tsunami.
Inilah beberapa cara Jepang dalam menghadapi gempa bumi yang bisa menjadi contoh bagi negara-negara lain.
1. Infrastruktur Tahan Gempa
Berdasarkan buku Belajar Cara Jepang Menangani Bencana Gempa, Pusat Data dan Analisa TEMPO, (2019), Jepang menerapkan teknologi canggih dalam membangun gedung dan infrastruktur yang tahan gempa. Gedung-gedung dirancang agar dapat bergoyang mengikuti pergerakan tanah tanpa mengalami kerusakan besar.
ADVERTISEMENT
Struktur ini menggunakan bahan, seperti baja berkekuatan tinggi. Ditambah dengan teknik desain, seperti pendulum raksasa (mass dampers) untuk menstabilkan gedung dan bangunan .
2. Sistem Peringatan Dini
Jepang memiliki salah satu sistem peringatan dini gempa terbaik di dunia. Japan Meteorological Agency (JMA) menggunakan jaringan sensor seismik yang tersebar di seluruh negeri untuk mendeteksi gempa bumi sejak awal.
Sistem ini mengirimkan peringatan melalui TV, radio, ponsel, dan pengeras suara publik dalam hitungan detik. Peringatan dikirim langsung setelah gempa terdeteksi, memberi warga waktu untuk berlindung.
3. Pendidikan dan Latihan Kebencanaan
Anak-anak di Jepang diajarkan cara berlindung saat gempa melalui program sekolah. Pemerintahnya juga mengadakan simulasi gempa nasional setiap 1 September, yang dikenal sebagai Hari Pencegahan Bencana. Latihan ini melibatkan masyarakat, sekolah, kantor pemerintah, dan perusahaan.
ADVERTISEMENT
4. Teknologi dan Inovasi
Jepang memanfaatkan teknologi untuk meminimalkan dampak gempa. Mulai dari aplikasi seperti Yurekuru Call untuk memberikan informasi real time tentang gempa sampai teknologi robot penyelamat yang digunakan untuk mencari korban di area yang sulit dijangkau.
5. Perencanaan Kota dan Zonasi
Jepang merancang tata kota dengan memperhitungkan risiko gempa. Bangunan di daerah rawan gempa dirancang lebih tahan guncangan. Banyak daerah memiliki taman atau lapangan besar yang dirancang khusus sebagai area evakuasi.
6. Kesiapan Logistik
Pemerintah Jepang memastikan logistik yang memadai untuk membantu masyarakat setelah gempa. Setiap rumah tangga dianjurkan memiliki tas darurat berisi makanan, air, obat-obatan, dan senter. Pemerintah menyimpan bahan bantuan di lokasi strategis untuk distribusi cepat setelah bencana.
7. Evakuasi dan Penanganan Pasca Gempa
Setelah gempa, masyarakat diarahkan ke tempat penampungan yang telah disiapkan sebelumnya. Pemerintah mendirikan pusat komando untuk mengkoordinasikan respon bencana, termasuk penyelamatan dan distribusi bantuan.
ADVERTISEMENT
Cara Jepang dalam menghadapi gempa bumi adalah komitmen mereka terhadap kesiapsiagaan. Meski gempa tidak dapat dicegah, mitigasi risiko bencana alam yang baik telah menyelamatkan banyak nyawa di Jepang. (DNR)