7 Suku dan Masyarakat Adat Papua Barat dengan Beragam Kebudayaannya

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
17 Januari 2024 17:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Suku dan Masyarakat Adat Papua Barat, sumber: unsplash/SuryaPrakosa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Suku dan Masyarakat Adat Papua Barat, sumber: unsplash/SuryaPrakosa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Papua Barat memiliki tujuh kabupaten yang ibu kotanya berada di Manokwari. Suku dan masyarakat adat Papua Barat terdiri dari beberapa jenis yang masing-masing memiliki karakteristik unik.
ADVERTISEMENT
Umumnya, suku-suku tersebut masih memegang adat dan istiadatnya secara turun temurun. Mayoritas suku di Papua Barat menjalani hidup dengan memanfaatkan hasil alam, baik perkebunan, hasil hutan, maupun pertambangan.

Suku dan Masyarakat Adat Papua Barat

Ilustrasi Suku dan Masyarakat Adat Papua Barat, sumber: unsplash/AssoMiyron
Mengutip buku Keberadaan Komunitas Pelaut dan Pesisir di Papua Barat, Indonesia, Ismail Alindam Ismail Marzuki (2021), Papua Barat secara administratif memiliki 13 daerah otonom kabupaten dan kota. Berikut adalah ragam suku dan masyarakat adat Papua Barat beserta kearifan lokalnya.

1. Suku Meiyakh

Suku Meiyakh adalah suku asli Papua Barat yang bermukim di kota Manokwari. Mayoritas suku ini mendiami Kecamatan Manokwari dan Kecamatan Merdei. Mayoritas suku ini bermata pencaharian sebagai petani.

2. Suku Arfak

Suku Arfak merupakan suku terbesar di Provinsi Papua yang bermukim di wilayah adat Tembuni, Bintuni, Moksona, Merdey, Meyah, Testegam Anggi, Sururey, Isim, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Dalam kebudayaan masyarakat suku ini, terdapat struktur adat yang mencakup Andigpoy (Kepala Adat), Pinjoydig (pembantu tugas kepala adat), dan Pinjoi Piley (pelaksana tugas).

3. Suku Mansim

Suku Mansim berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Mansim. Bahasa ini dituturkan oleh sebagian orang di Kampung Anday dan Mupi, Manokwari Selatan.
Sebelumnya, penutur bahasa ini bermukim di Kampung Maruti, tepatnya di daerah Gunung Kapur. Hanya saja, pada 1976, terjadi banjir dan penduduknya menyebar ke Muni, Andai, dan Arfai.

4. Suku Kuri

Suku Kuri mempunyai jumlah yang tidak terlalu banyak dan menghuni lima kampung di distrik Kuri. Salah satu keunikan suku ini masih berburu di hutan untuk mencari makanan, meskipun sudah menerapkan hidup modern.

5. Suku Irarutu

Suku Irarutu tersebar di pantai dan pegunungan di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Kaimana, Teluk Bintuni, dan Fakfak. Suku ini dikenal sebagai suku yang menjunjung tinggi toleransi, pluralisme, dan humanisme. Rumah adat suku ini bernama Sirus yang menjadi simbol hidup yang beradab dan beradat.
ADVERTISEMENT

6. Suku Wamesa

Suku Wamesa umumnya menetap di sekitar aliran sungai Wasian di Kecamatan Bintuni, Kabupaten Teluk Bintuni. Suku ini berkomunikasi menggunakan bahasa Wamesa yang termasuk bahasa non-Austronesia. Dalam memenuhi kebutuhan pangannya, Suku Wamesa meramu sagu serta menangkap ikan di Sungai Wasian.

7. Suku Maybrat

Suku Maybrat mendiami Kabupaten Maybrat, tepatnya di kecematan Ayamaru, Teminabuan, dan Aitinyo. Kepercayaan yang masih dianut suku ini yaitu orang meninggal akan menjelma menjadi hewan-hewan dan mendiami tempat-tempat tertentu. Misalnya, seperti sumur tua, gua, pohon besar, dan sebagainya.
Daftar suku dan masyarakat adat Papua Barat yang disebutkan di atas menggambarkan keberagaman suku di Indonesia. Masing-masing suku memiliki adat dan kebiasannya masing-masing yang hingga kini masih dilestarikan. (DLA)
ADVERTISEMENT