Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Aktor yang Memerankan 7 Pahlawan Revolusi di Film Pengkhianatan G30S/PKI
19 September 2021 9:02 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pengkhianatan G30S/PKI adalah sebuah film yang bergenre dokumenter-drama dan disutradarai oleh Arifin C. Noer. Film ini mengambil plot cerita sejarah tentang Gerakan 30 September 1965 yang didalangi oleh Partai Komunis Indonesia dan menyebabkan terbunuhnya enam jenderal pimpinan TNI AD. Kisah dari film ini bahkan suda ditulis ulang oleh Arswendo Atmowiloto dalam buku Pengkhianatan G30S/PKI terbit di tahun 1988.
Aktor yang Memerankan 7 Pahlawan Revolusi di Film Pengkhiatan G30S/PKI
Berikut para aktor pemeran dalam film Penghianatan G30s/PKI yang dianggap berani untuk mengambil risiko saat itu.
1. Moertri Purnomo sebagai Mayjen S. Parman
Moertri berperan sebagai Mayjen S. Parman. Pada tahun 2004, ia pernah membintangi film berjudul ‘The Rainmaker’ dengan judul asli ‘Impian Kemarau’. The Rainmaker juga dibintangi oleh artis senior Ria Irawan. Film terakhir yang dibintangi Moertri berjudul 3 Doa 3 Cinta (2008).
ADVERTISEMENT
2. Pramana Padmodarmaya sebagai Jendral Ahmad Yani
Pramana Padmodarmaya adalah salah satu pendiri Ikatan Kesenian Jakarta (IKJ). Ia lahir pada 27 Juni 1933 di Wonogiri Jawa Tengah. Ia berhasil memerankan sosok sang jendral yang berwibawa, tegas dan sangat pemberani. Setelah bermain dalam film ini, Pramana juga bermain dalam film ‘Bulan Tertusuk Ilalang’ (1995) dan ‘Ada Apa Dengan Cinta’ (2002).
3. Wawan Wanisar sebagai Lettu Pierre Tendean
Wawan Wanisar lahir pada 13 Desember 1949. Ia mengawali karir berakting berperan sebagai Lettu Pierre Tendean. Untuk mendalami perannya sebagai sosok Pierre, banyak sumber mengatakan bahwa ia benar-benar melakukan adegan sundutan rokok dalam adegan film tersebut. Bukan itu saja, ia pun benar-benar merasakan dipukul dengan senapan meski dibalut busa. Wawan bermain di banyak sekali film sampai menjelang ajalnya, di antaranya adalah Sayekti dan Hanafi (1997), Pesantren & Rock n' Roll (2011), Ustad Fotocopy (2012), Pesantren & Rock n' Roll Season 3 (2013), 3 Semprul Mengejar Surga 2 (2014) dan 3 Semprul Mengejar Surga 3 dan satu FTV berjudul , Aku (BUKAN) Pembawa Sial (2015).
ADVERTISEMENT
4. A. Chalik Noor sebagai Mayjen Soeprapto
Tidak banyak informasi yang bisa didapatkan dari riwayat aktor yang satu ini. Informasi minim yang bisa dikumpulkan dari berbagai sumber adalah bahwa A. Chalik Noor adalah aktor yang pernah bermain di film Cinta Pertama (1973), Pokoknya Beres (1983) and Kadarwati (1983).
5. Bambang Sumpeno sebagai Jendral MT Harjono
Sama seperti pemeran Mayjen Soeprapto, tidak tersedia banyak informasi mendalam mengenai Bambang Sumpeno sebagai salah satu aktor Indonesia. Yang diketahui hanya beliau lahir di Purwokerto, 14 Februari 1942. Sumpeno juga sempat bermain di beberapa film lain, seperti Api di Bukit Menoreh (1971), Kabut di Kintamani (1972), dan Layu Sebelum Berkembang (1977).
6. Edward Hutapea sebagai Jendral DI Pandjaitan
ADVERTISEMENT
Aktor berbakat yang satu ini merupakan seorang penyanyi seriosa. Bakat Edward menurun ke putra pertama Mangapul Erwin Hasiholan Hutapea. Meski Mangapul bekerja sebagai staf di perusahaan telekomunikasi, namun ia tetap eksis mengeluarkan lagu rohani maupun lagu daerah khas Batak. Sayang meski seorang seniman namun tak banyak data maupun foto tentang Bang Edward.
7. Letjen Sutoyo
Satu hal yang disayangkan adalah bahwa data pemeran Letjen Sutoyo dalam film G30S/PKI ini tidak ditemukan di arsip manapun. Padahal kisah terbunuhnya Sutoyo atau yang akrab dipanggil Pak Toyo ini juga termasuk salah satu yang dramatis dan amat menguras emosi.
Film dengan durasi empat jam ini tercatat sukses besar dalam sejarah sinema Indonesia. Pemutaran perdananya menembus angka 699.282 penonton.Menurut data Perfin (Persatuan Film Indonesia), rekor jumlah penonton tersebut tidak terpecahkan hingga 1995. (DNR)
ADVERTISEMENT