Konten dari Pengguna

Alasan dan Latar Belakang Dihapuskannya Sistem Tanam Paksa di Indonesia

Berita Terkini
Penulis kumparan
9 September 2022 20:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi alasan dan latar belakang dihapuskannya sistem tanam, sumber foto Tim Mossholder on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi alasan dan latar belakang dihapuskannya sistem tanam, sumber foto Tim Mossholder on Unsplash
ADVERTISEMENT
Tanam paksa atau dikenal dengan cultuur stelsel merupakan salah satu kebijakan dari Kolonial Belanda yang sangat menyengsarakan rakyat Indonesia pada waktu itu. Tujuan utama dari adanya kebijakan ini yang ide utamanya datang dari seorang Johannes van den Bosch. Sistem tanam paksa ini mewajibkan rakyat Indonesia menanam tanaman yang dinilai oleh Belanda menguntungkan bagi mereka, dimana dibalik kebijakan ini tujuan utama dari Belanda waktu itu adalah untuk menyelamatkan keuangan mereka, karena pada waktu itu keuangan Belanda sedang tidak baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut tidak lepas dari bobroknya sistem yang dikembangkan oleh Belanda dan juga banyaknya korupsi di tubuh Belanda selain itu Belanda juga menghabiskan banyak uang untuk peperangan. Pada artikel kali ini akan menjelaskan dan mengulas mengenai alasan dan latar belakang dihapuskannya sistem tanam adalah karena adanya penderitaan rakyat Indonesia.

Alasan dan Latar Belakang Dihapuskannya Sistem Tanam Paksa di Indonesia

Ilustrasi alasan dan latar belakang dihapuskannya sistem tanam, sumber foto Jeff Ackley on Unsplash
Dikutip dari buku Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia karya Adi Sudirman, (2019) dijelaskan bahwa sistem tanam paksa adalah sistem yang mengharuskan rakyat melaksanakan proyek penanaman tanaman ekspor di bawah paksaan pemerintah kolonial sejak tahun 1830. Tanaman ekspor tersebut merupakan tanaman yang laku dijual di Eropa. Dalam pelaksanaannya di lapangan banyak penderitaan yang dialami oleh rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di mana rakyat Indonesia sangat menderita karena berkurangnya lahan pertanian pangan dan petani yang harus bekerja paksa tanpa bayaran. Kondisi memprihatinkan ini akhirnya mencuat di Belanda setelah ditulis oleh penulis Multatuli (nama asli Eduard Douwes Dekker) dalam novelnya “Max Havelaar”. Penderitaan ini mendorong tuntutan dihapuskannya Tanam Paksa dan menjalankan Politik Etis atau Politik Balas Budi yang berusaha meningkatkan pendidikan dan kondisi kehidupan penduduk asli.
Hal tersebut menjadi salah satu alasan dan juga latar belakang dihapuskannya sistem tanam oleh Belanda. Sistem Tanam Paksa dihapus secara bertahap dengan menghentikan penanaman terhadap jenis-jenis tanaman tertentu, misalnya tanaman lada dihapus pada 1862, tanaman teh dihapus pada 1865, tanaman tembakau dihapus pada 1866, tanaman tebu dihapus pada 1870, tanaman kopi di Priangan dihapus pada 1917. Dan pada akhirnya secara resmi Sistem Tanam Paksa dihapus pada tahun 1870 dan diganti dengan Sistem Ekonomi Liberal.
ADVERTISEMENT
Jadi dapat disimpulkan bahwa latar belakang dihapuskannya sistem tanam adalah karena menimbulkan banyak penderitaan bagi rakyat Indonesia. (WWN)