Alasan Mengapa Daur Air Normal Membutuhkan Waktu Lama untuk Kembali ke Laut

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
20 April 2024 20:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mengapa daur air normal membutuhkan waktu lama untuk kembali ke laut. Sumber: pexels.com/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengapa daur air normal membutuhkan waktu lama untuk kembali ke laut. Sumber: pexels.com/Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mengapa daur air normal membutuhkan waktu lama untuk kembali ke laut? Hal tersebut disebabkan karena terdapat perputaran air di permukaan bumi. Siklus perputaran air dikenal sebagai siklus hidrologi.
ADVERTISEMENT
Siklus ini menyebabkan lamanya proses air untuk kembali ke laut. Air adalah salah satu sumber daya penting yang dibutuhkan makhluk hidup. Oleh karena itu, perlu dilestarikan dan dilindungi agar tidak tercemar.

Alasan Daur Air Normal Membutuhkan Waktu Lama untuk Kembali ke Laut

Ilustrasi untuk mengapa daur air normal membutuhkan waktu lama untuk kembali ke laut. Sumber: pexels.com/Quang Nguyen Vinh
Mengapa daur air normal membutuhkan waktu lama untuk kembali ke laut? Jawabannya adalah karena adanya siklus hidrologi yang memiliki berbagai tahapan.
Menurut buku Ilmu Pengetahuan Sosial 1B SMP/MTs Kelas VII oleh Drs. Anwar Kurnia (2007: 55), siklus hidrologi adalah peredaran air secara umum dari laut ke atmosfer melalui penguapan lalu jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan, mengalir di atas permukaan dan di dalam tanah sebagai sungai menuju ke laut. Proses itu berulang terus menerus.
ADVERTISEMENT
Proses siklus hidrologi bermula dari energi panas matahari yang menyinari air di permukaan bumi. Energi panas sinar matahari menyebabkan suhu air di permukaan daratan dan laut naik sehingga menyebabkan sebagian air di permukaan bumi berubah menjadi uap air. Peristiwa penguapan air di permukaan bumi disebut evaporasi.
Uap air lalu bergerak menuju atmosfer dan setelah mengalami beberapa proses berubah menjadi awan. Awan lalu bergerak ke tempat dengan tekanan rendah lalu turun ke permukaan bumi sebagai air atau salju.
Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi sebagian meresap melalui pori-pori tanah dan sebagian lagi mengalir di atas permukaan bumi dalam bentuk parit dan sungai yang mengalir menuju laut.
Air yang tersaring meresap ke tanah lalu menjadi air tanah. Air tanah pada tempat tertentu dapat muncul sebagai mata air. Peristiwa siklus hidrologi ini berulang-ulang dan berputar dari waktu ke waktu.
ADVERTISEMENT

Jenis-Jenis Siklus Hidrologi

Ilustrasi Mengapa Daur Air Normal Membutuhkan Waktu Lama untuk Kembali ke Laut. Sumber Unsplash Aditya Hermawan
Siklus hidrologi dapat dibedakan menjadi siklus pendek, siklus sedang, dan siklus panjang. Berikut ulasannya.

1. Siklus Pendek

Siklus pendek adalah penguapan yang terjadi di atas permukaan air laut, terjadi kondensasi, lalu membentuk awan, dan akhirnya terjadi hujan yang jatuh lagi ke laut.

2. Siklus Sedang

Siklus sedang adalah penguapan yang terjadi di permukaan laut, terjadi kondensasi, uap air terbawa angin lalu membentuk awan di atas daratan, terjadi hujan di daratan, dan mengalir lagi ke laut melalui sungai di permukaan.

3. Siklus Panjang

Pada siklus panjang, penguapan terjadi di permukaan laut lalu mengalami kondensasi, uap air terbawa angin lalu membentuk awan di atas daratan kemudian bergerak hingga ke pegunungan. Awan lalu jatuh sebagai salju, terbentuk gletser, mengalir ke sungai lalu mengalir lagi ke laut.
ADVERTISEMENT
Demikian jawaban untuk pertanyaan mengapa daur air normal membutuhkan waktu lama untuk kembali ke laut. Alasannya adalah karena mengalami beberapa tahapan dalam siklus hidrologi. Semoga pembahasan ini bermanfaat. (IND)