Alasan Mengapa Peranan Militer dalam Pemerintahan Orde Baru Sangat Dominan

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
14 Maret 2024 18:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi untuk Mengapa Peranan Militer dalam Pemerintahan Orde Baru Sangat Dominan. Sumber: Unsplash/Dino Januarsa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi untuk Mengapa Peranan Militer dalam Pemerintahan Orde Baru Sangat Dominan. Sumber: Unsplash/Dino Januarsa
ADVERTISEMENT
Mengapa peranan militer dalam pemerintahan Orde Baru sangat dominan? ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) memiliki peran penting untuk mempertahankan kepemimpinan Soeharto.
ADVERTISEMENT
Pada masa itu, militer berperan untuk menjaga keamanan dan ketertiban negara serta ikut serta dalam bidang politik. Tentunya, ada alasan mengapa hal tersebut terjadi.

Mengapa Peranan Militer dalam Pemerintahan Orde Baru Sangat Dominan?

Ilustrasi untuk Mengapa Peranan Militer dalam Pemerintahan Orde Baru Sangat Dominan. Sumber: Unsplash/Dodohawe Show
Orde Baru atau Orba merupakan masa pemerintahan Presiden Soeharto yang berlangsung sejak tahun 1966 hingga 1998. Pada masa Orde Baru, ABRI mendapat peran ganda, yakni sebagai angkatan bersenjata dan ikut berpolitik.
Mengapa peranan militer dalam pemerintahan Orde Baru sangat dominan? Mengutip dari Sejarah SMA/MA Kelas XII IPA, Indratno, dkk (2007:10), sistem pemerintahan Orde Baru berusaha melaksanakan pembangunan secara menyeluruh.
Hal tersebut menyebabkan pemerintah memerlukan kekuatan sarana pendukung, yaitu alat keamanan negara. Selain itu, Soeharto melakukan pemusatan kekuatan dan kekuasaan supaya pandangan mengenai pembangunan antara rakyat dan pemerintah sama.
ADVERTISEMENT
Pemerintah mengendalikan semua kekuatan politik (sentralistis). Kekuasaan tersebut menjadikan negara memiliki kekuatan absolut. Untuk mendukung pembangunan, peran aparat keamanan negara ditingkatkan.
Pemerintah Orde Baru menjalankan kebijakan dwi fungsi ABRI, yakni kebijakan yang memposisikan ABRI dalam dua posisi sekaligus. Saat itu, ABRI berfungsi sebagai penjaga stabilitas keamanan negara dan sebagai anggota pemerintahan dalam legislatif dan staf atau jajaran di bawah kementerian dalam dan luar negeri.
Sistem tersebut tidak efektif, karena ABRI tidak lagi fokus untuk menjaga keamanan, melainkan sibuk berpolitik. Selain itu, ABRI menjadi perpanjangan tangan penguasa. Hasilnya, kebijakan ABRI bukan lagi merupakan kebijakan negara, tetapi kebijakan penguasa.
Dwi fungsi ABRI menjadikan ABRI sebagai pengambil keputusan dalam masalah sipil. Padahal, kondisi masyarakat sipil berbeda dengan ABRI. Akhirnya cara militer digunakan untuk menyelesaikan masalah politik.
ADVERTISEMENT
Politik negara kemudian berubah menjadi bercorak militer. Akibatnya, banyak masyarakat sipil yang menganggap corak militer sebagai kebanggan karena mendapat tempat istimewa di masyarakat. Contohnya adalah banyak organisasi masyarakat yang didirikan dengan corak dan gaya militer.
Mengapa peranan militer dalam pemerintahan Orde Baru sangat dominan? Jawabannya adalah militer atau ABRI dibutuhkan untuk mendukung pemerintah. (KRIS)