Konten dari Pengguna

Apa Itu Objektif? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan Subjektif

Berita Terkini
Penulis kumparan
9 Agustus 2022 20:09 WIB
·
waktu baca 6 menit
clock
Diperbarui 7 Juni 2023 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi memahami pengertian objektif. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memahami pengertian objektif. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Sebagian orang mungkin pernah mendengar pengertian kata objektif dan subjektif dalam percakapan sehari-hari. Subjektif dan objektif adalah dua kata yang memang cukup familiar digunakan dalam berbagai bidang keilmuan, seperti filsafat dan sosiologi.
ADVERTISEMENT
Meskipun cukup sering dipakai, sebagian orang lainnya mungkin belum mengetahui apa itu objektif dan subjektif. Untuk memahami lebih jelas, artikel ini akan membahas mengenai pengertian dan perbedaan antara objektif dan subjektif.

Pengertian Objektif dan Subjektif

Ilustrasi pengertian apa itu objektif. Foto: Unsplash
Dikutip dari buku Bahasa Indonesia karya Agus Trianto, kata objektif memiliki makna faktual. Kata objektif yang terkait dengan bidang ilmu tertentu disebut kata teknis.
Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), objektif adalah keadaan yang sebenarnya, tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi. Objektif merupakan kata sifat yang berarti kurangnya bias, penilaian, atau prasangka.
Objektivitas atau objektif dalam keilmuan memiliki arti sebagai upaya untuk menangkap sifat alamiah atau empiris pada objek penelitian. Diteliti dan dipelajari dengan suatu cara yang tidak bergantung pada fasilitas apa pun dari subjek yang menyelidikinya.
ADVERTISEMENT
Keobjektifan seharusnya tidak berpihak, di mana sesuatu yang ideal dapat diterima oleh seluruh pihak, karena pernyataan yang disajikan bukan didasari oleh asumsi, perkiraan, prasangka, ataupun nilai-nilai yang ada pada subjek tertentu. Semua didasari oleh fakta dan dapat dipertanggungjawabkan melalui data.
Sementara subjektif dalam KBBI dapat diartikan sebagai pandangan atau prasangka sendiri, tidak langsung mengenai pokok atau halnya. Subjektif adalah sebuah sikap yang mengacu kepada keadaan di mana seseorang berpikiran relatif, hasil dari menduga-duga, sangkaan, perasaan, serta selera.
Suatu sikap yang berdasarkan pada pandangan atau perasaan pribadi mengenai suatu hal merupakan sikap yang bersifat subjektif.
Untuk perbedaan dari objektif dan subjektif ada beberapa, di antaranya adalah sikap bersifat objektif haruslah dilandasi pemikiran yang realistis, berdasarkan fakta yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Sementara pernyataan yang bersifat subjektif didasari oleh landasan berpikir seseorang, dari opininya yang lantas dijadikan tolok ukur terhadap suatu peristiwa ataupun informasi.
Jika dalam hal pengambilan keputusan objektif memiliki tujuan agar keputusan yang dipilih benar-benar tepat, dapat dipertanggungjawabkan sehingga tidak merugikan siapa pun. Sedangkan, keputusan subjektif cenderung memunculkan keberpihakan terhadap sesuatu.

Objektif dalam Filsafat

Ilustrasi mempelajari pengertian objektif. Foto: Pexels
Dalam filsafat, objektif berkaitan erat dengan objektivitas. Objektivitas adalah keadaan jiwa yang memungkinkan seseorang untuk merasakan suatu realitas seperti apa adanya.
Dikutip dari Filsafat Ilmu oleh A. Rusdiana (2021: 150), ada beberapa pengertian objektivitas menurut para ahli, yaitu:
ADVERTISEMENT
Dari beberapa pengertian di atas, dapat simpulkan bahwa objektivitas adalah suatu sikap atau cara pandang yang konsisten dan jujur terhadap sesuatu berdasarkan fakta sebagaimana adanya.

Sudut Pandang Objektif

Ilustrasi menyampaikan sudut pandang objektif berdasarkan data. Foto: Pexels
Istilah "objektif" berasal dari kata "objek", yang merujuk pada sesuatu yang nyata, seperti benda, hal, dan sebagainya yang dijadikan sasaran untuk diteliti, diperhatikan, dan lainnya.
Menurut laman Encyclopedia Britannica, sudut pandang objektif mengacu pada cara seseorang melihat dunia dan mempertimbangkan suatu informasi tanpa dipengaruhi oleh interpretasi pribadi, emosi, atau pendapat yang telah dibentuk sebelumnya.
Pandangan objektif didasarkan pada fakta, logika, dan argumentasi yang tidak memihak. Artinya, seseorang dengan sudut pandang objektif akan melihat dunia secara netral, tanpa memihak atau terpengaruh oleh kepentingan pribadi.
ADVERTISEMENT
Seseorang dengan sudut pandang objektif memerlukan kemampuan untuk memisahkan diri dari opini dan pendapat pribadi. Sebab, pandangan objektif sangat bergantung pada penggunaan fakta yang sudah teruji kebenarannya dan logika yang rasional.

Manfaat Sudut Pandang Objektif

Ilustrasi sudut pandang objektif memiliki banyak manfaat. Foto: Pexels
Sudut pandang objektif memiliki banyak manfaat dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang akademik, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Adapun beberapa manfaat sudut pandang objektif secara umum, yaitu:

1. Menghilangkan Emosi

Salah satu manfaat dari sudut pandang objektif adalah seseorang mampu menghilangkan emosi dalam proses pengambilan keputusan atau penilaian. Emosi yang kuat seperti rasa takut, kebencian, atau prasangka dapat mempengaruhi penilaian dan mengarah pada keputusan yang tidak rasional.
Dengan melihat situasi secara objektif, seseorang dapat mempertimbangkan fakta dan informasi dengan lebih akurat, sehingga menghindari penilaian bias yang disebabkan oleh emosi.
ADVERTISEMENT

2. Menciptakan Lingkungan Diskusi yang Adil

Pandangan objektif memungkinkan terciptanya lingkungan diskusi yang adil. Ketika melihat suatu masalah secara objektif, seseorang dapat mendengarkan argumen orang lain dengan pikiran terbuka dan menerima perspektif yang berbeda.
Hal ini dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan memungkinkan terjadinya diskusi yang adil, tanpa bias, dan semua pihak yang terlibat bisa saling menghormati.

3. Pemikiran yang Lebih Rasional

Sudut pandang objektif mendorong pemikiran yang lebih rasional dan logis. Dengan mengesampingkan pendapat pribadi dan mengandalkan fakta dan logika, seseorang dapat mengambil keputusan yang lebih bijaksana.
Objektivitas membantu menghindari pandangan bias yang dapat mempengaruhi penilaian dan mengarah pada kesimpulan yang kurang akurat. Dalam proses ini, seseorang dapat melihat berbagai sudut pandang dan mempertimbangkan masalah secara objektif.
ADVERTISEMENT

Cara Berpikir Objektif

Ilustrasi salah satu cara berpikir objektif adalah dengan memahami masalah berdasarkan fakta. Foto: Pexels
Berpikir objektif berarti mampu melihat situasi, masalah, atau argumen secara netral dan fokus pada fakta yang ada. Untuk melatih diri agar bisa berpikir objektif, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu:
ADVERTISEMENT
Dengan fokus pada fakta, menghindari hal-hal yang tidak relevan, tetap tenang, dan memahami sudut pandang yang berbeda, Anda dapat melatih diri untuk bisa berpikir secara objektif.

Perbedaan Objektif dan Subjektif

Ilustrasi berdiskusi dengan pendapat yang berbeda. Foto: Pexels
Lawan dari objektif adalah subjektif, di mana unsur pribadi masuk ke dalam berbagai aspek penilaian yang bisa memengaruhi hasil dari penilaian itu sendiri. Objektif dan subjektif adalah dua bentuk persepsi.
Perbedaannya, objektif mengacu pada kebenaran yang terlepas dari pendapat pribadi, sedangkan subjektif merupakan sudut pandang yang melibatkan pendapat dan perspektif individu.
Dikutip dari Logika dan Penalaran: Perbandingan Hukum Barat dan Islam oleh Muslimin (2022: 90), pandangan objektif didasarkan pada fakta, logika, dan observasi yang dapat diukur. Hal ini memungkinkan orang untuk melihat sesuatu sebagaimana adanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pandangan subjektif melibatkan pendapat, perspektif, dan pengalaman individu dalam penilaian suatu hal. Sudut pandang subjektif cenderung dipengaruhi oleh emosi, preferensi pribadi, dan interpretasi yang berbeda-beda.

Contoh Perbedaan Informasi Subjektif dan Objektif

Ilustrasi dua orang yang saling menyampaikan informasi. Foto: Pexels
Perbedaan antara informasi subjektif dan objektif dapat dilihat dari sudut pandang yang digunakan dalam menyampaikan informasi. Berikut adalah beberapa contoh perbedaan informasi subjektif dan objektif.

1. Contoh Informasi Subjektif dan Objektif tentang Sepak Bola

2. Contoh Informasi Subjektif dan Objektif tentang Bulu Tangkis

ADVERTISEMENT

3. Contoh Informasi Subjektif dan Objektif tentang Gaun Putih

(WWN & SFR)