news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Apa Kepanjangan Mudik dan Asal-usulnya di Indonesia? Inilah Penjelasannya

Berita Terkini
Penulis kumparan
25 Maret 2025 21:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi apa kepanjangan dari mudik. Foto: Pexels/M Adriyawan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi apa kepanjangan dari mudik. Foto: Pexels/M Adriyawan
ADVERTISEMENT
Setiap tahun, masyarakat Indonesia melaksanakan mudik untuk bisa merayakan Lebaran di kampung halaman. Ternyata, mudik sendiri merupakan sebuah singkatan. Lalu, apa kepanjangan dari mudik?
ADVERTISEMENT
Selain itu, banyak juga yang penasaran dengan sejarah terciptanya tradisi yang satu ini. Sebab, istilah mudik sudah digunakan masyarakat Indonesia cukup lama.

Apa Kepanjangan Mudik

Ilustrasi apa kepanjangan dari mudik. Foto: Pexels/Alex P
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mudik memiliki arti (berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman) atau pulang ke kampung halaman.
Dikutip dari laman indonesiabaik.id, jawaban dari pertanyaan apa kepanjangan mudik berasal dari bahasa Jawa “mulih ndisik” yang artinya pulang dulu.
Sedangkan istilah mudik sendiri yang dikutip dari laman ugm.ac.id berasal dari bahasa Melayu “udik” dengan arti di hulu atau ujung.
Sebab, pada masa dahulu, masyarakat Melayu yang tinggal di hulu sungai sering bepergian ke hilir. Setelah selesai urusannya, masyarakat tersebut akan pulang kembali ke hulu di sore harinya.
ADVERTISEMENT
Namun, seiring berjalannya waktu, makna kata “mudik” telah mengalami pergeseran sehingga kini lebih sering dikaitkan dengan kegiatan perantau atau pekerja migran yang kembali ke kampung halaman mereka.

Asal-usul Tradisi Mudik di Indonesia

Ilustrasi apa kepanjangan dari mudik. Foto: Pexels/Taylor Thompson
Tradisi mudik sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Pada saat itu, perantau kembali ke kampung halaman untuk membersihkan makam para leluhurnya.
Namun, istilah mudik mulai berkembang di tahun 1970-an pada masa Orde Baru melakukan pembangunan di kota-kota besar seperti di Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan yang menyebabkan orang-orang melakukan urbanisasi mencari kerja dan menetap.
Banyak yang bekerja di kantor pemerintahan, kantor swasta, pabrik, hingga menjadi pengusaha. Kemudian, orang-orang yang melakukan urbanisasi kangen dengan kerabatnya yang berada di kampung halaman.
ADVERTISEMENT
Untuk bisa pulang ke kampung halaman memerlukan waktu lama dan menunggu libur panjang. Dengan mayoritas masyarakat Indonesia memeluk Islam dan Lebaran Idulfitri memiliki waktu libur cukup panjang menjadi pilihan untuk pulang kampung.
Sekarang, sudah tahu apa kepanjangan mudik dan asal-usul tradisi yang satu ini di Indonesia bukan? Bahkan, banyak yang menyempatkan dari tempat jauh untuk mudik agar bisa merayakan Lebaran bersama keluarga di kampung halaman.(MZM)