Konten dari Pengguna

Apakah Kejadian Gempa Megathrust Dapat Diprediksi oleh Manusia? Ini Faktanya

Berita Terkini
Penulis kumparan
1 September 2024 18:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Apakah Kejadian Gempa Megathrust Dapat Diprediksi oleh Manusia, sumber gambar: Unsplash/Caglar Oskai
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Apakah Kejadian Gempa Megathrust Dapat Diprediksi oleh Manusia, sumber gambar: Unsplash/Caglar Oskai
ADVERTISEMENT
Apakah kejadian gempa megathrust dapat diprediksi oleh manusia? Gempa tersebut belakangan ini cukup mencuri perhatian dan ramai diperbincangkan di media sosial.
ADVERTISEMENT
Gempa megathrust merupakan jenis gempa bumi paling kuat di dunia. Gempa ini terjadi di zona subduksi, yakni ketika satu lempeng tektonik mendorong ke bawah lempeng lain. Gempa ini sering kali mengakibatkan kerusakan parah dan rentan memicu tsunami.

Apakah Kejadian Gempa Megathrust Dapat Diprediksi oleh Manusia?

Ilustrasi Apakah Kejadian Gempa Megathrust Dapat Diprediksi oleh Manusia, sumber gambar: Unsplash/Caglar Oskai
Apakah kejadian gempa megathrust dapat diprediksi oleh manusia? Walaupun teknologi pendeteksi bencana alam sudah berkembang pesat, belum ada teknologi yang cukup efektif untuk memprediksi gempa megathrust.
Tentu saja, gempa ini memicu dampak yang sangat besar dalam kehidupan. Namun, belum ada kepastian terkait alat pendeteksi gempa tersebut. Adapun penjelasannya yakni sebagai berikut:

1. Tantangan Gempa Megathrust

Tantangan gempa megathrust yang terbesar adalah memprediksi proses geologis yang terlibat. Mengingat, proses pergeseran lempeng tektonik di zona subduksi terjadi selama ribuan hingga jutaan tahun.
ADVERTISEMENT
Meskipun telah banyak penelitian yang dilakukan para ilmuwan, namun prediksi gempa bumi membutuhkan pemahaman yang sangat detail terkait kondisi bawah tanah.

2. Hadirnya GPS dan Seismometer

Mengutip buku Struktur Bangunan Tahan Gempa oleh Moh. Nur Soleh (2022), meskipun belum ada alat yang mampu memantau kondisi di dalam bumi, GPS (Global Positioning System) dan seismometer cukup efektif memonitor gerakan lempeng dan aktivitas seismik.
Namun, data ini hanya memberikan gambaran umum tentang apa yang terjadi di bawah permukaan bumi.

3. Memantau Gelombang Seismik melalui Teknologi Monitoring

Seiring berkembangnya penelitian gempa bumi, teknologi monitoring adalah inovasi yang memberikan peringatan dini dalam hitungan detik hingga menit sebelum gelombang seismik tiba di lokasi.
Sistem ini menggunakan sensor untuk mendeteksi gelombang P yang bergerak lebih cepat. Namun, gelombang ini menyebabkan kerusakan lebih sedikit dibandingkan gelombang S (gelombang sekunder) yang datang selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Walaupun tidak dapat dijadikan prediksi jangka panjang, namun sistem ini bisa memberikan waktu bagi orang-orang untuk berlindung.

4. Memahami Gempa Megathrust melalui Paleoseismologi

Para ilmuwan juga berupaya memahami pola gempa megathrust jangka panjang melalui ilmu paleoseismologi. Ilmu ini meneliti sejarah gempa bumi kuno untuk menemukan pola untuk memprediksi fenomena di masa depan.
Itulah jawaban dari pertanyaan, apakah kejadian gempa megathrust dapat diprediksi oleh manusia. Secara umum, meskipun ada kemajuan dalam penelitian prediksi gempa bumi, megathrust masih menjadi tantangan yang besar bagi para ilmuwan. (DLA)