Konten dari Pengguna

Arti dan Makna Kato-kato Minang Padiah

Berita Terkini
Penulis kumparan
8 Desember 2021 9:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perasaan Sedih. (Foto: StockSnap by https://pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perasaan Sedih. (Foto: StockSnap by https://pixabay.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam kehidupan orang Minangkabau, penggunaan bahasa Minang masih kerap digunakan untuk berkomunikasi antara satu sama lain. Adapun penggunaan bahasa Minang juga dapat ditemukan dalam lagu, puisi, dan bahkan pantun. Dikutip dari buku Layarkan Kapal dalam Embun: Sepilihan Pantun Minangkabau yang ditulis oleh Ivan Adilla (2014), penggunaan bahasa Minang disisipkan dalam puisi atau pantun sebagai lagu menidurkan anak, alat permainan, ejekan anak-anak, wadah perasaan kasih saya, serta edukasi dan pengembangan karakter. Apakah kamu pernah mendengar atau membaca istilah kato-kato Minang Padiah?
ADVERTISEMENT

Arti dan Makna Kato-kato Padiah

Ilustrasi Perasaan Sedih. (Foto: StockSnap by https://pixabay.com)
Dalam bahasa Minang, ‘Kato-kato Minang Padiah’ dapat diartikan sebagai ‘Kata-kata Pedih Minang’ atau ‘Kata-kata Pedih Berbahasa Minang’. Dilansir dari buku Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan berjudul “Kamus Minangkabau-Indonesia” yang ditulis oleh Rusmali, dkk. (1985), kata ‘Kato’ memiliki arti ‘Kata’, sedangkan kata ‘Padiah’ memiliki arti ‘Pedih’.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ‘Kata’ dapat diartikan sebagai unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa, sedangkan ‘Pedih’ dapat diartikan sebagai rasa sakit, seperti luka dicuci dengan sublimat.
Jika dirangkum, kato-kato Minang padiah menunjukkan kata-kata yang mengungkapkan rasa sakit penulisnya. Kata-kata tersebut dapat dituangkan dalam bentuk lagu, puisi, atau pantun. Berikut adalah contoh penggunaan kato-kato pedih dalam bahasa Minang:
ADVERTISEMENT
Kata-kata sedih dan pedih memang akan lebih terasa puitis dan mengiris ketika diungkapkan atau didengarkan oleh seseorang yang sedang merasa sakit. Namun, jangan terlalu berlama-lama untuk bersedih ya! Kamu dapat menghibur diri dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan. Semoga informasi ini bermanfaat! (CHL)