Arti Jahr pada Surat Al-Fatihah yang Dibaca Imam dalam Shalat Fardhu

Ilustrasi imam membaca Surat Al-Fatihah. Foto: unsplash.com/masjidpogungraya

Saat menunaikan shalat, salah satu bacaan yang tidak bisa ditinggalkan adalah Surat Al-Fatihah. Surat pembuka Al-Quran ini menjadi salah satu rukun shalat. Sehingga, bacaan ini tidak boleh salah salam pengucapannya ataupun kelewatan. Saat kita mengikuti shalat beberpa fardhu secara berjamaah, imam membacakan Surat Al-Fatihah secara jahr. Bacaan jahr artinya adalah mengeraskan. Lantas, shalat apa saja yang Surat Al-Fatihah dijaharkan imam dan bagaimana dengan makmum shalat?

Arti Jahr pada Surat Al-Fatihah yang Dibaca Imam dalam Shalat Fardhu

Dikutip dari buku Ternyata Shalat Sambil Menggendong Anak itu Tetap Sah! karya Ummu Azzam (2012:106), shalat jahr adalah shalat yang ditunaikan dengan bacaan-bacaannya dikeraskan. Misalnya adalah membaca takbir, surat Al-Fatihah, dan bacaan ayat-ayat suci Al-Quran. Kebalikan dengan jahr, sirr adalah membaca dengan pelan.

Imam an-Nawawi dalam buku Al-Adzkar An-Nawawiyah menjelaskan:

Ilsutrasi shalat fardhu. Foto: unsplash.com/positivemoslemattitude

Apakah makmum membaca Surat Al-Fatihah?

Sebagaimana yang kita ketahui, membaca Surat Al-Fatihah adalah rukun dari shalat. Artinya, jika kita tidak membaca Surat Al-Fatihah, maka shalat kita tidak sah. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ubadah bin Ash Shoomit ra., Rasulullah SAW bersabda,

“Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Al Fatihah.” (HR. Bukhari no. 756 dan Muslim no. 394)

Meski diwajibkan untuk membaca Surat Al-Fatihah, namum makmum diwajibkan diam saat imam membaca surat. Abu Hurairah ra. berkata,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam shalat bersama para sahabatnya yang kami mengira bahwa itu adalah shalat subuh. Beliau bersabda: “Apakah salah seorang dari kalian ada yang membaca surat (di belakangku)?” Seorang laki-laki menjawab, “Saya.” Beliau lalu bersabda: “Kenapa aku ditandingi dalam membaca Al-Qur’an?“ (HR. Abu Daud no. 826 dan Tirmidzi no. 312)

Lantas, bagaimana harus bertindak dalam membaca Surat Al-Fatihah?

Para ulama berbeda pendapat tentang kewajiban makmum membaca Surat Al-Fatihah.

Pendapat Pertama

Wajibnya membaca Surat Al-Fatihah walaupun imam membaca keras maupun lirih. Pendapat ini berasal dari hadits dari Ubadah bin Shamit ra, beliau bercerita:

Kami pernah shalat di belakang Rasulullah SAW ketika shalat subuh. Rasulullah SAW membaca surat dan merasa terganggu. Seusai shalat, beliau bertanya,

“Apakah kalian membaca surat di belakang imam?”

Kami menjawab “benar ya Rasulallah”

Lalu beliau bersabda

“Janganlah kalian lakukan, selain membaca Al-Fatihah. Karena tidak ada shalat bagi orang yang tidak membacanya. (HR. Ahmad no. 22671 dan Abu Daud no. 823)

Pendapat Kedua

Makmum tidak wajib membaca Surat Al-Fatihah. Dalilnya berdasarkan dari Jabir ra, Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Siapa yang mengikuti imam, maka bacaan imam adalah bacaan baginya” (HR. Ahmad 14643 dan Ibnu Majah no. 899)

Pendapat Ketiga

Wajibnya membaca Surat Al-Fatihah pada shalat yang dilirihkan dan makmum yang tidak mendengar bacaan imam karena terlalu jauh atau tanpa pengeras suara. Sementara untuk shalat yang dikeraskan, maka makmum tidak perlu membacanya, namun cukup dengan mendengarkan imam saja.

Dalilnya adalah saja dari firman Allah SWT,

وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya, “Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”

Imam Ahmad menjelaskan dalam kitab al-Mughni,

“Kaum muslimin sepakat bahwa ayat ini terkait masalah shalat.”

Pendapat ketiga inilah yang lebih mendekati kebenaran.

Demikianlah penjelasan tentang arti dari jahr pada Surat Al-Fatihah yang dibaca imam pada shalat fardhu. Semoga dengan penjelasan singkat di atas dapat menambah pengetahuan dan menjadi panduan dalam menunaikan shalat.(MZM)