Konten dari Pengguna

Arti Qiyamuhu Binafsihi Sebagai Salah Satu Sifat Allah

Berita Terkini
Penulis kumparan
23 Agustus 2021 8:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Lafadz Allah. https://www.freepik.com/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lafadz Allah. https://www.freepik.com/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sesuai ajaran Islam, Allah SWT adalah penguasa dan pencipta semesta alam memiliki sifat-sifat khusus yang tidak ada satupun makhluk hidup yang memilikinya. Sifat inilah yang membedakan Allah dengan semua ciptaan-Nya.
ADVERTISEMENT
Mengetahui sifat-sifat Allah merupakan bentuk iman kepada Allah yang merupakan rukun iman yang pertama. Allah SWT memiliki 20 sifat wajib yang salah satunya adalah qiyamuhu binafsihi. Lantas apa arti qiyamuhu binafsihi?

Arti dan Makna Qiyamuhu Binafsihi

Mengutip buku berjudul Asmaul Husna & 20 Sifat Allah karangan H.F. Rahadian (2004: 76) qiyamuhu binafsihi berasal dari kata ‘qiyamuhu’ yang berarti berdiri, ‘hu’ bermakna dia (Allah), ‘bi’ berarti dengan ‘nafsi’ bermakna diri dan ‘hi’ bermakna Nya (zat Allah sendiri).
Dari penjelasan sesuai buku tersebut, arti Qiyamuhu ninafsihi adalah berdiri sendiri. Allah menciptakan alam semesta ini bukan karena membutuhkan tempat tinggal. Allah menciptakan malaikat, jin dan manusia bukan karena Allah membutuhkan bantuan mereka. Bagi Allah, ada atau tidak adanya alam semesta ini tidak memengaruhi-Nya serta kebesaran dan kekuasaan Allah tidak akan berkurang sedikitpun. Allah Maha Berdiri Sendiri tidak membutuhkan selainnya.
ADVERTISEMENT

Makna Qiyamuhu Binafsihi

Ilustrasi kekuasaan Allah yang ada di bumi. https://www.freepik.com/
Allah berfirman dalam Surat Fathir ayat 15 sampai 17,
Allah SWT tidak membutuhkan apapun, baik itu tempat, keadaan dan makhluk-makhluk ciptaannya, karena Allah adalah dzat yang Maha Kaya. Justru segala sesuatu yang diciptakan-Nya yang membutuhkan Allah, termasuk manusia. Allah tidak membutuhkan ibadah yang dilakukan hambanya. Ketika Allah mensyariaatkan atau memerintahkan ciptaannya seperti shalat, puasa, zakat, haji, sedekah, rendah hati dan lainnya, bukan Allah membutuhkan apa yang diberikan umatnya, tetapi Allah memerintahkannya karena manfaat besar di dalamnya yang dibutuhkan hambanya, sebagaimana arti qiyamuhu binafsihi. (MZM)
ADVERTISEMENT