Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Konten dari Pengguna
Arti Subhanallah dan Penggunaannya yang Tepat
23 Agustus 2021 11:22 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari umat muslim sering mendengar kata subhanallah yang merupakan salah satu bentuk dzikir bagi umat Islam. Dzikir, salah satu kegiatan yang bertujuan untuk menenangkan hati dan pikiran serta mengagungkan dan memuliakan kebesaran seluruh ciptaan dari Allah SWT. Dikutip dari laman resmi NU Online, dzikir dianjurkan untuk dilaksanakan setelah melakukan sholat.
ADVERTISEMENT
Arti Subhanallah dan Penggunaannya yang Tepat
Bacaan dzikir bisa diucapkan setiap umat muslim kapan saja dan di mana saja.
Dalam Bahasa Arab, arti Subhanallah adalah Maha Suci Allah. Namun apa makna dari subhanallah itu? Apa pula kekuatan yang timbul dari lafaz ini?
Dikutip dari buku 65 Kultum Kambtibmas, Syarif Hidayatullah (2020: 123), ulama Quraisy Shihab menyatakan bahwa kata subhanallah diambil dari kata sabaha yang berarti menjauh atau juga berarti berenang dalam Bahasa Arab . Seseorang yang berenang dilukiskan dengan menggunakan akar kata sabaha karena pada hakikatnya dengan berenang dia menjauh dari posisi semula.
Dalam pengertian ajaran Islam, membaca subhanallah dengan bertasbih berarti menjauhkan dari segala sifat kekurangan dan kejelekan. Orang yang mengucapkan subhanallah dia mengakui bahwa tidak ada sifat atau perbuatan Tuhan yang tercela atau kurang sempurna, tidak ada ketetapan-Nya yang tidak adil, baik itu terhadap orang atau makhluk lain terhadap si pengucap.
ADVERTISEMENT
Penggunaan Subhanallah yang Tepat
Pada dasarnya kalimat subhanallah yang memiliki arti Maha Suci Allah diucapkan saat melihat atau mendengar keburukan atau hal tidak baik. Namun umat Islam justru sering tertukar dengan ucapan MasyaAllah yang memiliki arti terjadi atas kehendak Allah.
Seperti yang dijelaskan dalam hadis dari Abu Hurairah, dia berkata:
“Suatu hari aku berjunub dan aku melihat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam berjalan bersama para sahabat, lalu aku menjauhi mereka dan pulang untuk mandi junub. Setelah itu aku datang menemui Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Beliau bersabda: "Wahai Abu Hurairah, mengapakah engkau malah pergi ketika kami muncul?' Aku menjawab: 'Wahai Rasulullah, aku kotor (dalam keadaan junub) dan aku tidak nyaman untuk bertemu kalian dalam keadaan junub. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Subhanallah, sesungguhnya mukmin tidak najis." (HR. Tirmizi). (WWN)
ADVERTISEMENT