Arti Tawakal yang Patut Dipahami Umat Islam

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
1 Juni 2021 10:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Arti Tawakal, Foto: freepik
zoom-in-whitePerbesar
Arti Tawakal, Foto: freepik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hidup ini memang dipenuhi dengan masalah yang silih berganti dan tentunya akan lebih mudah dihadapi ketika umat manusia bersikap tawakal. Namun, tidak sedikit umat Islam yang memaknai tawakal sebagai tindakan berserah sepenuhnya kepada Allah Swt. tanpa berusaha alias pasrah total. Padahal arti tawakal sendiri tidak seperti itu. Ada pemahaman yang jauh lebih dalam tentang kata tawakal.
ADVERTISEMENT

Arti Tawakal yang Patut Dipahami Umat Islam

Kata tawakal sendiri berasal dari bahasa Arab dengan kata dasar wakilun. Kamus Al-Munjid menjelaskan bahwa kata wakil/wakilun diartikan sebagai menyerahkan, membiarkan, dan merasa cukup (hal itu dikerjakan seorang wakil).
Sedangkan menurut pakar tafsir Indonesia, Prof. Quraish Shihab, di dalam kitab tafsir Al Mishbah, ketika manusia menjadikan Allah Swt. sebagai ‘wakil’, itu berarti manusia juga dituntut untuk melakukan sesuatu yang berada di dalam batas kemampuannya.
Dilansir dari buku Menjadi Santri Liberal: Bintang Pustaka, Satria Rusydan, 2020:104, sejatinya arti tawakal bukan sebatas menyerahkan segala urusan kepada Allah, melainkan tetap memanjatkan doa kepada Allah Swt. berusaha semampu kita.
Salah satu contoh perbuatan tawakal adalah ketika kita sedang melaksanakan salat berjemaah di masjid, kita harus tetap menerapkan protokol kesehatan dan berdoa kepada Allah Swt., bukannya malah mengabaikan protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
Jadi, tawakal bukan berarti menyerahkan nasib manusia kepada Allah secara mutlak. Namun, penyerahan itu harus disertai dengan usaha manusiawi.
Hal ini tertuang di dalam cerita bagaimana sahabat Nabi Muhammad Saw. menemui Rasulullah Saw. tanpa terlebih dulu menambat untanya (hadis ini diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dengan kadar hadis hasan).
Nabi pun menanyakan hal itu kemudian dijawab oleh sahabatnya itu: “Aku telah bertawakal kepada Allah." Mendengar hal tersebut, Rasulullah Saw. pun meluruskan kekeliruan sahabatnya itu tentang makna tawakal kepada Allah Swt..
Maka Ia pun bersabda: “I’qilha wa tawakkal.”, yang berarti: “Tambatkanlah terlebih dahulu (untamu) kemudian setelah itu bertawakal lah.”
Nah, itulah arti tawakal sebenarnya yang patut dipahami oleh seluruh umat Islam agar tidak terkecoh lagi. Bagaimana denganmu? Apakah kamu sanggup bertawakal?(BRP)
ADVERTISEMENT