Konten dari Pengguna

Asal Muasal Halal Bi Halal sebagai Tradisi Lebaran di Indonesia

Berita Terkini
Penulis kumparan
23 April 2023 18:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Asal Muasal Halal Bi Halal, Foto Pexels Dmytro Kormylets
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Asal Muasal Halal Bi Halal, Foto Pexels Dmytro Kormylets
ADVERTISEMENT
Halal bi halal merupakan sebuah tradisi pada Hari Raya Idul Fitri yang berkembang di Indonesia. Tradisi ini sudah dikenal masyarakat sejak zaman dahulu. Namun, bagaimana asal muasal halal bi halal ini?
ADVERTISEMENT
Simak ulasan selengkapnya di bawah ini untuk mengetahui jawabannya, yuk!

Asal Muasal Halal Bi Halal

Mari kita pahami apa itu halal bi halal terlebih dahulu. Menurut buku Lentera Hati oleh M. Quraish Shihab (2007:407), halal bihalal, dua kata berangkai yang sering diucapkan dalam suasana Idul Fitri, adalah satu dari istilah-istilah “keagamaan” yang hanya dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Itu artinya, acara halal bihalal merupakan sebuah tradisi yang hanya terjadi di Indonesia. Mungkin acara serupa juga terjadi di negara lain, namun esensi atau kegiatan yang dilakukan sedikit berbeda, paling tidak namanya pun akan berbeda.
Lantas, bagaimana asal muasal halal bi halal? Jadi, istilah halal bi halal sendiri berasal dari para pedagang martabak dari India. Mereka berjualan di daerah Taman Sriwedari Solo pada sekitar tahun 1935 sampai 1936.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Asal Muasal Halal Bi Halal, Foto Pexels Ahmet Arslan
Saat berjualan, mereka dibantu oleh para asisten yang asli orang Indonesia. Para pribumi ini pun menjajakan dagangan mereka dengan berbagai kata-kata, misalnya martabak malabar, halal bin halal. Sejak saat itulah istilah halal bi halal terkenal di kalangan warga Solo hingga akhirnya berkembang menjadi tradisi silaturahmi.
Di sisi lain, ada pendapat yang menyatakan bahwa Kyai Haji Wahab merupakan orang pertama yang mengenalkan istilah tersebut pada Ir. Soekarno. Beliau mengatakan bahwa istilah ini bisa dipakai untuk acara silaturahmi antara para tokoh untuk meredakan konflik politik.
Karena saran tersebut, Bung Karno mengundang mereka pada Hari Raya Idul Fitri tahun 1948 ke Istana Negara. Undangan ini merupakan wujud silaturahmi saat lebaran dan disebut sebagai halal bi halal. Akhirnya, mereka pun semua duduk bersama dalam silaturahmi tersebut.
ADVERTISEMENT
Demikian asal muasal halal bi halal sebagai salah satu tradisi lebaran di Indonesia. Semoga tradisi ini tetap ada di kalangan masyarakat untuk mempererat tali silaturahmi. (LOV)