Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Aturan Penulisan Singkatan Qur'an Surat dan Hadis Riwayat yang Benar
15 November 2024 21:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika menulis sebuah karya tulis ilmiah, maka penulisan singkatannya harus benar. Misalnya aturan penulisan singkatan Qur’an surat dan hadis riwayat.
ADVERTISEMENT
Penulisan yang benar dapat membantu pembaca memahami isi secara tepat. Jadi, mengetahui cara yang tepat dalam menulis singkatan Qur’an surat dan hadis riwayat sangat diperlukan agar tidak terjadi kebingunguan atau kesalahan interpretasi di kalangan pembaca.
Aturan Penulisan Singkatan Qur'an Surat dan Hadis Riwayat secara Benar
Dikutip dari buku Smiley, Emoticon & Akronim: Short Messaging and Internet Language Expression karya Feri Sulianta (2023: 11), singkatan disebut juga akronim. Akronim adalah singkatan dari beberapa kata atau frasa yang digunakan untuk menghemat ruang dan mempercepat komunikasi.
Singkatan harus ditulis dengan benar agar tetap dipahami oleh para pembaca. Begitu pula singkatan surah dalam Al-Qur'an dan hadits.
Aturan penulisan singkatan Qur’an surat dan hadis riwayat penting untuk dipahami agar sesuai dengan pedoman bahasa dan tata cara penulisan yang benar, terutama dalam konteks akademis dan publikasi yang formal.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks ini, singkatan digunakan untuk mempermudah penulisan dan menghindari pengulangan yang berlebihan, terutama dalam teks yang panjang dan penuh dengan kutipan dari sumber-sumber agama.
Penulisan singkatan Qur'an Surat dan hadis riwayat memang dianjurkan menggunakan huruf kapital tanpa titik, sehingga format yang benar adalah "QS" untuk Qur'an Surat dan "HR" untuk hadis riwayat.
Dengan demikian, penggunaan singkatan QS dan HR tanpa titik dianggap lebih baku dan sesuai standar dalam penulisan yang berkaitan dengan sumber-sumber agama Islam. Jadi, penulisan yang dibakukan dan dianjurkan bukan QS. atau Q.S. dan bukan HR. atau H.R., tetapi QS dan HR.
Contohnya, untuk mengutip ayat dalam Al-Qur'an, penulisan yang dianjurkan adalah “QS Al-Baqarah: 2,” dan untuk hadis, ditulis seperti “HR Bukhari.”
ADVERTISEMENT
Singkatan ini memainkan peran penting dalam mempermudah pembaca dan penulis dalam menyampaikan rujukan dari sumber-sumber agama, khususnya ketika merujuk pada ayat-ayat Al-Qur’an atau hadis-hadis Nabi Muhammad Saw.
Dalam tulisan-tulisan akademis dan literatur keagamaan yang formal, konsistensi penggunaan singkatan sangat diutamakan untuk menjaga ketepatan serta menghindari ambiguitas bagi pembaca.
Penggunaan singkatan bertujuan untuk mempersingkat tulisan dan menghindari pengulangan yang tidak perlu, terutama dalam teks yang panjang atau berisi banyak kutipan dari Al-Qur’an dan hadis.
Dengan menerapkan aturan singkatan yang baku, informasi tetap tersampaikan secara efektif tanpa mengurangi kejelasan atau pemahaman pembaca mengenai rujukan yang dimaksud.
Melalui penggunaan singkatan yang baku ini, pembaca dapat langsung mengerti rujukan yang disampaikan, dan penulis dapat menyajikan informasi agama secara padat, rapi, dan tetap mudah dipahami.
ADVERTISEMENT
Jadi, aturan penulisan singkatan Qur'an surat dan hadis riwayat yang baku adalah QS dan HR, bukan QS. atau Q.S. dan bukan HR. atau H.R. (Umi)