Bacaan dan Keutamaan Surat Yasin Ayat 40
Konten dari Pengguna
11 September 2021 17:52 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bacaan Surat Yasin Ayat 40
Inilah bacaan surat Yasin ayat 40 beserta artinya:
لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
La al-Syamsu yanbaghi laha an tudrika al-qamara wa la al-lailu sabiqun al-nahar wa kullun fi falakin yasbahun.
Artinya:
“Matahari tidak akan dapat mendahului bulan. Dan tidak (juga) malam dapat mendahului siang, dan masing-masing pada garis edarnya terus menerus beredar.”
Makna Surat Yasin Ayat 40
Dikutip dari buku Dahsyatnya Hujan oleh S.R. Slamet (2017), surat Yasin ayat 40 menjelaskan tentang konsep keharmonisan alam raya. Hal ini berkaitan dengan benda-benda langit seperti bulan, bintang, matahari, yang memiliki keteraturan begitu indah.
Matahari bergerak semu secara dinamis, namun tidak akan melebihi kecepatan geraknya bulan. Hal ini berarti bahwa bumi yang bergerak mengelilingi matahari tidak akan melebihi kecepatan gerakan bulan yang mengitari bumi.
ADVERTISEMENT
Masing-masing dari benda langit bergerak dalam garis lingkar edarannya. Gerakan dari benda-benda di tata surya tersebut menjadi simbol keharmonisan dari alam sekaligus membuktikan kekusaan Allah SWT.
Keutamaan Surat Yasin Ayat 40
Mengutip bukudetik Ber-Detak: Waktu dalam Tinjauan Al-Qur’anoleh D.A. Akhyar (2019), tidak ada kekuatan di muka bumi yang mampu digunakan untuk menahan jalannya atau mengalirnya waktu. Seiring dengan berjalannya waktu, maka setiap detik yang kita lalui akan berubah menjadi masa lalu.
Waktu yang telah berlalu tidak dapat diubah dan kita juga tidak dapat kembali ke masa lalu. Namun, di antara kejadian yang telah berlalu, kita masih dapat memperbaiki diri di masa sekarang dan masa depan.
Hal ini sesuai dengan surat Yasin ayat 40 yang mengisyaratkan keutamaan bahwa waktu terus mengalir dan tidak pernah berhenti. Matahari tidak mungkin mencapai kecepatan perjalanan bulan karena sudah memiliki masa edarnya tersendiri.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, sudah selayaknya umat manusia menjadikan fenomena alam tersebut sebagai pembelajaran. Sebagai manusia, hendaknya kita menyikapi firman Allah beserta bukti konkretnya tersebut dengan bijak, bahwa hidup harus terus berjalan dan berkembang.
(DLA)