Bacaan Surat At Thariq Latin, Arab, dan Terjemahannya

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
28 November 2021 9:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bacaan surat At Thariq dalam Alquran. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bacaan surat At Thariq dalam Alquran. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
At Thariq merupakan surat ke-86 dalam Alquran yang tergolong sebagai surat Makkiyah atau surat yang diturunkan di kota Makkah. Surat yang berada di juz amma ini terdiri dari 17 pendek yang berisikan banyak pedoman hidup bagi umat muslim. Agar kita bisa memahami isi surat tersebut, maka simaklah bacaan surat At Thariq latin, Arab dan Terjemahannya berikut ini:
ADVERTISEMENT

Bacaan Surat At Thariq Latin, Arab, dan Terjemahannya

وَالسَّمَاۤءِ وَالطَّارِقِۙ
was-samā`i waṭ-ṭāriq
Demi langit dan yang datang pada malam hari.
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الطَّارِقُۙ
wa mā adrāka maṭ-ṭāriq
Dan tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?
النَّجْمُ الثَّاقِبُۙ
an-najmuṡ-ṡāqib
(yaitu) bintang yang bersinar tajam,
اِنْ كُلُّ نَفْسٍ لَّمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌۗ
ing kullu nafsil lammā 'alaihā ḥāfiẓ
setiap orang pasti ada penjaganya.
فَلْيَنْظُرِ الْاِنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ
falyanẓuril-insānu mimma khuliq
Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan.
خُلِقَ مِنْ مَّاۤءٍ دَافِقٍۙ
khuliqa mim mā`in dāfiq
Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar,
يَّخْرُجُ مِنْۢ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَاۤىِٕبِۗ
yakhruju mim bainiṣ-ṣulbi wat-tarā`ib
yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada.
ADVERTISEMENT
اِنَّهٗ عَلٰى رَجْعِهٖ لَقَادِرٌۗ
innahụ 'alā raj'ihī laqādir
Sungguh, Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup setelah mati).
يَوْمَ تُبْلَى السَّرَاۤىِٕرُۙ
yauma tublas-sarā`ir
Pada hari ditampakkan segala rahasia,
فَمَا لَهٗ مِنْ قُوَّةٍ وَّلَا نَاصِرٍۗ
fa mā lahụ ming quwwatiw wa lā nāṣir
maka manusia tidak lagi mempunyai suatu kekuatan dan tidak (pula) ada penolong.
وَالسَّمَاۤءِ ذَاتِ الرَّجْعِۙ
was-samā`i żātir-raj'
Demi langit yang mengandung hujan,
وَالْاَرْضِ ذَاتِ الصَّدْعِۙ
wal-arḍi żātiṣ-ṣad'
dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan,
اِنَّهٗ لَقَوْلٌ فَصْلٌۙ
innahụ laqaulun faṣl
sungguh, (Al-Qur'an) itu benar-benar firman pemisah (antara yang hak dan yang batil),
وَّمَا هُوَ بِالْهَزْلِۗ
wa mā huwa bil-hazl
dan (Al-Qur'an) itu bukanlah sendagurauan.
اِنَّهُمْ يَكِيْدُوْنَ كَيْدًاۙ
innahum yakīdụna kaidā
Sungguh, mereka (orang kafir) merencanakan tipu daya yang jahat.
ADVERTISEMENT
وَّاَكِيْدُ كَيْدًاۖ
wa akīdu kaidā
Dan Aku pun membuat rencana (tipu daya) yang jitu.
فَمَهِّلِ الْكٰفِرِيْنَ اَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا
fa mahhilil-kāfirīna am-hil-hum ruwaidā
Karena itu berilah penangguhan kepada orang-orang kafir itu. Berilah mereka itu kesempatan untuk sementara waktu.
Ilustrasi bacaan surat At Thariq dalam Alquran. Sumber: Unsplash

Kandungan Surat At Thariq dalam Alquran

Mengutip dari Al-Qur’an dan Terjemahannya, Soenarjo (1971: 1047), surat At Thariq latin jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia memiliki arti “(bintang gemerlap) yang datang pada malam hari”. Adapun penyebutan nama surat tersebut diambil dari kata Ath Thaariq (الطَّارِقِۙ) yang ada pada ayat pertama surat pendek itu pula.
Secara umum isi surat At Thariq menjelaskan bahwa Allah SWT telah bersumpah bahwa setiap hal yang ada di kehidupan ini selalu dipelihara dan diawasi. Pada ayat ke-4 Allah SWT berfirman bahwa tidak ada satu jiwapun yang lepas dari pengawasan-Nya. Oleh karena itu umat manusia harus selalu melakukan hal baik sebab Allah SWT maha mengetahui apa yang hamba-Nya kerjakan.
ADVERTISEMENT
Selain menerangkan bahwasanya Allah SWT adalah Tuhan yang maha mengetahui dan senantiasa mengawasi hamba-hamba-Nya, bacaan surat At Thariq juga berisi penjelasan agar umat manusia merenungkan kejadian diri sendiri yakni bagaimana awal manusia terbentuk dari air yang hina (mani). Dengan merenungi bahwa manusia tercipta dari air yang hina tersebut, maka umat manusia bisa semakin sadar dan mengindarkan diri dari sifat sombong dan takabur.
Dengan merenungi segala yang terjadi di diri manusia ataupun sekitarnya dapat menjadikan kita semakin mengimani Allah SWT sebagai Tuhan yang maha berkuasa lagi maha berkehendak serta meyakini pula bahwa Alquran adalah sebaik-baiknya kitab suci yang berisikan ajaran yang lurus sebagai pedoman hidup manusia. (HAI)