Konten dari Pengguna

Bagaimana Cara Manusia Paradigma Qurani? Ini Penjelasannya

Berita Terkini
Penulis kumparan
20 Oktober 2022 19:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi menjadikan Al-Quran sebagai paradigma. Foto: unsplash.com/andri_helmansyah
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menjadikan Al-Quran sebagai paradigma. Foto: unsplash.com/andri_helmansyah
ADVERTISEMENT
Al-Quran adalah kitab suci dan sumber utama dalam ajaran Islam. Ia juga menjadi satu-satunya kitab yang masih asli sedari awal diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Quran mengajarkan kepada manusia tentang pedoman hidup manusia dalam meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Al-Quran juga mengarahkan manusia kepada jalan yang lurus, yakni jalan yang diridhai Allah SWT. Oleh karenanya, manusia perlu memahami setiap isi Al-Quran, misalnya saja dengan cara paradigma qurani. Namun yang menjadi pertanyaan, bagaiama cara manusia paradigma qurani dengan benar?
ADVERTISEMENT

Bagaimana Cara Manusia Paradigma Qurani?

Mengutip buku Metode Penelitian Kualitatif oleh Dr. H. Zuchri Abdussamad, S.I.K., M.Si (2021:32), paradigma secara etimologis berasal dari bahasa Inggris, paradigm yang artinya type of somthing, model, pattert. Dalam bahasa Yunani, paradigma berasal dari kata para (di samping, di sebelah) dan dekynai (memperluhatka atau model, contoh, arketipe, ideal).
Sedangkan secara terminoliog, paradigma adalah cara berpikir berdasarkan pandangan yang menyeluruh dan konseptual terhadap suatu realitas atau permasalahan dengan menggunakan teori-teori ilmiah yang sudah baku, eksperimen, dan metode keilmuan yang sudah dipercaya.

Definisi Paradigma Qurani

Paradigma qurani adalah cara pandang pada cara berpikir, besikap, dan berperilaku tentang sesuatu realitas atau sesuatu permasalahan berdasarkan Al-Quran. Pasalnya, Al-Quran mengandung gagasan yang sempurna mengenai kehidupan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, ilmu pengetahuan berdasarkan paradigma Al-Quran akan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan umat manusia. Selain itu, paradigma qurani akan memberikan kerangka bagi pertumbuhan ilmu pengatahuan secara empiris dan rasional.
Al-Quran bagi umat Islam adalah sumber utama dalam segala sendi kehidupan. Al-Quran juga menjadi sumber teologi, pemikiran, hukum, pendidikan, akhlak, dan aspek-aspek lainnya. Oleh karena itu, tolak ukur dari tindakan benar / salah, baik / buruk, dan indah / jelek berpatokan dari Al-Quran.
Dengan paradigma qurani, menjadi cara untuk meluruskan akidah manusia. Akidah adalah iman yang teguh dan pasti, sehingga sama sekali ada keraguan sedikitpun untuk orang-orang yang meyakinkannya.
Selain itu, paradigma qurani juga dapat meneguhan kemuliaan dan hak-hak manusia. Sebab, Al-Quran menguatkan bahwa manusia adalah makhluk mulia. Allah menciptakan Adam dengan tangan-Nya sediri. Diciptakannya Adam adalah sebagai khalifah atau pemimpin dunia.
ADVERTISEMENT
Sedangkan menetapkan hak-hak manusia adalah Al-Quran telah menetapkan hak-hak asasi manusia dan membebaskan mereka berekspresi untuk berpikir dan berpedapat.
Ilustrasi paradigma qurani. Foto: unsplash.com/hillu0

Bagaimana Cara Menjadikan Al-Quran sebagai Paradigma?

Al-Quran merupakan pedoman utama umat Islam. Al-Quran juga berperan penting dalam mengajarkan manusia agar menjadi makhluk yang berbudaya dan beradab. Sebagaimana firman Alllah:
تَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ إِلَيۡكَ مُبَٰرَكٞ لِّيَدَّبَّرُوٓاْ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ
Artinya, "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran." (QS. Shad: 29)
Dari ayat di atas, Al-Quran mengharuskan umatnya untuk belajar dan memberi tahu pentingnya pendidikan. Sebab, sangat penting menjadikan Al-Quran sebagai paradigma dalam seluruh sektor kehidupan.
Menjadi kitab utama umat Islam membuat Al-Quran menepati posisi istimewa. Selain itu, tidak adanya perubahan merupakan bukti bahwa Al-Quran tak lekang oleh waktu. Maka dari itu, belajar Al-Quran adalah sebuah keharusan untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat secara hakiki.(MZM)
ADVERTISEMENT